Mohon tunggu...
Niken Satyawati
Niken Satyawati Mohon Tunggu... Jurnalis - Ibu biasa

Ibu 4 anak, tinggal di Solo. Memimpikan SEMUA anak Indonesia mendapat pendidikan layak: bisa sekolah dan kuliah dengan murah. Berharap semua warga Indonesia mendapat penghidupan layak: jaminan sosial dan kesehatan. TANPA KECUALI. Karena begitulah amanat Undang Undang Dasar 1945.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Keikhlasan Ibunda Sang Calon Presiden

11 Juni 2014   06:20 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:17 7050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Pilpres kali ini, ada dua kemungkinan: Jokowi menang dan menjadi Presiden RI atau kalah. Bu Noto mengatakan, tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu. "Tentu ada dua kemungkinan itu. Makanya saya selalu pesan kepada anak saya, untuk siap menang dan juga siap kalah. Lakukan persiapan sebaik-baiknya, termasuk siap harta benda yang memang dibutuhkan. Kalau menang harus dijalani dengan baik dan kerja keras. Kalau kalah jangan terlalu larut dalam kesedihan."

Bu Noto menceritakan kerabatnya yang mencalonkan diri sebagai lurah, kemudian gagal, dan akhirnya terpuruk. "Saya pesan agar Jokowi jangan seperti itu. Mudah-mudahan tidak terjadi, namun bila memang demikian, takdir Tuhan harus diterima dengan lapang dada." Bagi Bu Noto, semua kemungkinan harus disikapi dengan ikhlas dan tanpa beban.

Justru yang cukup membuat Bu Noto khawatir saat ini adalah kesehatan Jokowi. "Dia sejak dulu selalu bekerja sampai larut malam. Apalagi sekarang, hampir tak pernah istirahat. Habis ini sudah ada jadwal itu. Kadang tidak sempat makan. Makanya saya pesan ajudannya, agar Jokowi selalu diingatkan waktunya makan," tuturnya.

Begitulah Bu Noto, ibunda Jokowi. Perempuan yang tegar dan bersahaja. Perempuan yang lanjut usia namun masih terlihat bugar, berkat  senam dan jalan pagi yang rutin dilakukannya. Perempuan yang pernah dibilang sebagai "non muslim" oleh Rhoma Irama, padahal sudah melaksanakan ibadah haji bersama anak-anaknya, jauh-jauh hari bahkan sebelum Jokowi menjadi walikota. Perempuan yang sering difitnah dan dicaci maki di dunia maya. Seorang ibu sederhana, yang menjelang debat Capres tahap I kemarin, tak lupa menitip secarik kertas berisi tulisan doa:

"Robbis rohli sodri wayassirli amri wahlul uqdatammillisani yafqohu qouli."

(Wahai Rabb, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku).

Tak terlalu lama kebersamaan kami dengan Bu Noto. Mungkin hanya satu jam atau lebih sedikit. Habis itu kami satu per satu berpamitan. Dan sebelum beranjak, saya menyempatkan diri minta foto bersama dengan Bu Noto, sebagai kenang-kenangan, sambil membayangkan almarhumah ibu kandung saya, yang bila masih hidup tentu seusia Bu Noto ini.

14024170881619261156
14024170881619261156


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun