Mohon tunggu...
NikenDe
NikenDe Mohon Tunggu... Guru - Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Lahir di sebuah desa yang terletak ditengah hutan jati. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Banyuwangi. Daerah yang terlanjur terkenal kembali dengan sebutan Desa Penari. Niken kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan satu semboyan Ajaib dari mereka bahwa "Pasti ada jalan jika itu untuk biaya pendidikan." That is TRUE. Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru SD di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi Bapak Ibu terkabul. Hobi menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan manfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Adven, Sudahkah Kita Berubah Baik?

3 Desember 2023   07:07 Diperbarui: 3 Desember 2023   07:37 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lingkaran adven atau korona (Dokpri)

Hiasan berwarna hijau dari kertas bekas (Dokpri)
Hiasan berwarna hijau dari kertas bekas (Dokpri)

Masa adven sudah datang kembali. Masa yang ditandai dengan Perayaan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Itu artinya penanggalan tahun liturgi dalam gereja katolik akan berakhir dan diganti dengan penanggalan liturgi tahun yang baru.

Ada perbedaan antara tahun masehi (kalender umum) dengan tahun liturgi Gereja (kalender liturgi). Karena tahun masehi berawal pada tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember; sedangkan tahun liturgi Gereja berawal pada hari Minggu Adven I dan berakhir pada Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam.

Gereja Katolik memiliki sistem penanggalan sendiri yang dipakai oleh Gereja terutama untuk keperluan liturgi. Sistem penanggalan Gereja Katolik tersebut disebut Kalendarium Liturgi atau Penanggalan Liturgi yang disusun secara teratur untuk satu tahun. 

Masa adven menandai bahwa umat katolik harus mempersiapkan diri menyambut kedatangan Sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus. Maka dalam tradisi katolik tidak dibolehkan merayakan natal sebelum tanggal 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus Kristus. 

Mengapa demikian? 

Iya, karena untuk menyambut kedatangan Sang Istimewa dibutuhkan persiapan yang istimewa pula. Logikanya, jika kita kedatangan tamu baik saudara tau teman yang lama tidak bertemu pastilah kita menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. 

Menurut orang jawa jika kita kedatangan tamu pastilah kita ewuh, uwuh dan suguh. Artinya kita pasti ewuh (repot), uwuh (sibuk), suguh (menyiapkan suguhan). Sesederhana apapun yang kita lakukan pastilah itu. Maka umat katolik perlu mlakukan persiapan terutama secara rohani sebelum merayakan natal.

Nah, dalam masa adven sebagai umat katolik diharapkan menyiapkan diri dan hati agar layak dan pantas menyambut kehadiran sang juru selamat. 

Bagaimana caranya memantaskan diri kita? 

Gereja dalam hal ini telah menyediakan liturgi adven. Dalam liturgi ini akan ada lingkaran korona di setiap paroki atau gereja bahkan kapel. Lingkaran korona merupakan sebuah lingkaran yang berhiaskan daun cemara atau apapun yang berwarna hijau. 

Arti dari hiasan korona adalah dedaunan berwarna hijau : melambangkan pengharapan pembaruan Allah pada hidup kita. Empat lilin : melambangkan empat Minggu mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus pada hari Natal. Lilin menyala : Melambangkan terang yang mengusir kegelapan dan lambang Kristus Sang Cahaya Sejati. Kemudian ada 4 lilin yang menandai panjangnya masa penantian kita menuju natal. 

Keempat lilin dengan warna yang berbeda itu akan dinyalakan sesuai minggu adven yang berlangsung. 

  • Minggu Pertama: sebatang lilin ungu
  • Minggu Kedua: dua batang lilin ungu
  • Minggu Ketiga (Gaudete): dua batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu
  • Minggu Keempat: tiga batang lilin ungu dan satu lilin merah jambu
  • Malam Natal: keempat lilin dan satu lilin natal berwarna putih.
  • Hari Raya Natal: semua lilin dinyalakan

Adapun arti dari setiap warna lilin tersebut adalah:

  • Lilin warna liturgi ungu melambangkan warna pertobatan dan penyesalan yang ditandai oleh masa puasa.
  • Lilin merah jambu dinamai juga lilin "Sukacita" (Gaudete) dan lilin ini berasal dari sejarah Adven.

Bagimana persiapan kita?

Sebagai umat katolik, kita harus secara sadar mempersiapkan diri menyambut natal. Tamu special itu harus kita sambut dengan hati yang bersih. Empat minggu disiapkan gereja untuk kita berbenah diri. Kembali ke jalan utama. Jalan yang ditunjukkan sang Juru Selamat dan para rasulnya. Melakukan hal-hal baik, memberikan derma dan bantuan bagi orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. 

Empat minggu sudah disiapkan bagi kita umat beriman untuk berbenah. Mari kita manfaakan dengan baik. Jangan biarkan adven tahun ini berlalu tanpa makna, tanpa perubahan. Gereja menyediakan waktu khusus untuk melakukan rekonsiliasi dengan Tuhan Allah. Mari kita manfaatkan, sehingga semua umat beriman menyambut natal dengan suka cita. Tidak hanya meriah secara jasmani, namun juga suka cita secara rohani yaitu hati kita sendiri. SELAMAT MEMASUKI MASA ADVEN. BERKAH DALEM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun