Masa adven sudah datang kembali. Masa yang ditandai dengan Perayaan Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Itu artinya penanggalan tahun liturgi dalam gereja katolik akan berakhir dan diganti dengan penanggalan liturgi tahun yang baru.
Ada perbedaan antara tahun masehi (kalender umum) dengan tahun liturgi Gereja (kalender liturgi). Karena tahun masehi berawal pada tanggal 1 Januari dan berakhir tanggal 31 Desember; sedangkan tahun liturgi Gereja berawal pada hari Minggu Adven I dan berakhir pada Hari Raya Yesus Kristus Raja Semesta Alam.
Gereja Katolik memiliki sistem penanggalan sendiri yang dipakai oleh Gereja terutama untuk keperluan liturgi. Sistem penanggalan Gereja Katolik tersebut disebut Kalendarium Liturgi atau Penanggalan Liturgi yang disusun secara teratur untuk satu tahun.Â
Masa adven menandai bahwa umat katolik harus mempersiapkan diri menyambut kedatangan Sang Juru Selamat yaitu Yesus Kristus. Maka dalam tradisi katolik tidak dibolehkan merayakan natal sebelum tanggal 25 Desember sebagai tanggal kelahiran Yesus Kristus.Â
Mengapa demikian?Â
Iya, karena untuk menyambut kedatangan Sang Istimewa dibutuhkan persiapan yang istimewa pula. Logikanya, jika kita kedatangan tamu baik saudara tau teman yang lama tidak bertemu pastilah kita menyiapkan segala sesuatunya dengan baik.Â
Menurut orang jawa jika kita kedatangan tamu pastilah kita ewuh, uwuh dan suguh. Artinya kita pasti ewuh (repot), uwuh (sibuk), suguh (menyiapkan suguhan). Sesederhana apapun yang kita lakukan pastilah itu. Maka umat katolik perlu mlakukan persiapan terutama secara rohani sebelum merayakan natal.
Nah, dalam masa adven sebagai umat katolik diharapkan menyiapkan diri dan hati agar layak dan pantas menyambut kehadiran sang juru selamat.Â
Bagaimana caranya memantaskan diri kita?Â