Mohon tunggu...
NikenDe
NikenDe Mohon Tunggu... Guru - Vinsensia Niken Devi Intan Sari

Lahir di sebuah desa yang terletak ditengah hutan jati. Desa tersebut berada di wilayah kabupaten Banyuwangi. Daerah yang terlanjur terkenal kembali dengan sebutan Desa Penari. Niken kecil hidup diantara orang tua yang berprofesi sebagai guru. Guru jaman OLD. Dengan segala kekurangannya, namun tetap dan terus mensyukuri dan menyemangati anak-anaknya untuk berpendidikan tinggi. Dengan satu semboyan Ajaib dari mereka bahwa "Pasti ada jalan jika itu untuk biaya pendidikan." That is TRUE. Benarlah adanya. Kami, anak-anak guru SD di sebuah desa kecil tersebut mampu melanjutkan sekolah sampai lulus Sarjana. Mimpi Bapak Ibu terkabul. Hobi menulis menjadi sebuah kegiatan yang selalu memhadirkan CANDU. Menekuninya menghadirkan kegembiraan tersendiri. Semoga menjadikan manfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Perempuan Berkerudung

28 Juni 2020   16:06 Diperbarui: 28 Juni 2020   15:59 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
MELAYANI ANAK-ANAK DAN KAUM MUDA (Dok. Pribadi)

Angin laut nun jauh

Menghembuskan gelombang mengantar mereka

Perempuan berkerudung meninggalkan negerinya

Berlabuh di tanah asing demi sepotong KASIH

Kaki menapak dalam sebuah kesetiaan

Setia pada janji suci

Taat dalam perintah berbalutkan senyuman

Perempuan berkerudung melangkah tanpa ragu

Tanah misi menantikan mereka

Meski tak tampak jalan mudah,

meski beda terpampang jelas

Perempuan berkerudung tak surut dalam kepatuhan

Satu saja membara dalam dada mereka, CINTA

Mencinta dalam kesulitan bahasa,

Mencinta dalam beda budaya,

bahkan dalam beda cara menyapa

Perempuan bekerudung tak lelah melangkah

Senyum, sapa, salam, selalu ditebarkan

Mereka menyapa,

Mereka bercanda, mereka mendengarkan,

Mereka datang menolong,

mereka hadir berbagi suka cita,

Semua dirindukan ...

Perempuan berkerudung dicari dan dicintai ...

Kini sebelas windu berlalu,

Kami rindu kasihmu ...

Rindu Senyummu, cintamu ...

Rindu Sabarmu, kelembutan lisanmu ...

Terbayang Diammu kala mendengarkan keluhanku

Sosokmu yang bersujud sepenuh hati

Perempuan bekerudung, puaskanlah kerinduanku

(PERSEMBAHAN BAGI 11 WINDU SANG TIMUR DI INDONESIA)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun