Heboh konser EXO, salah satu Boygroup dari Korea dengan tajuk "EXO Planet #5 - EXplOration". Bertempat di ICE BSD, Sabtu (23/11/2019), menyelimuti rumahku. Anak keduaku yang merupakan salah satu EXO-L Â (julukan bagi penggemar EXO) ribut luar biasa. Pokok harus berangkat nonton.
Segala usaha di lakukan anakku. Dia sempat mengikuti "Giveaway" di Ig yang ditawarkan oleh sebuah akun. Berlatih memainkan organ yang selama ini tidak pernah dimainkannya.
Untuk dapat memainkan salah satu lagu EXO yang disyaratkan oleh pemilik akun  itu. Semangatnya kuacungi jempol. Dia bisa, hanya saja pemenangnya adalah yang mendapatkan like terbanyak. Meskipun anakku membajak semua grup wa ku agar mendapat tambahan like namun tidak bisa memenangkan give itu.
Maka salah satu cara adalah menguras tabungannya. Pencarian tiket, tempat menginap sampai harus merelakan 2 harinya untuk tidak bersekolah. Semua dilakukan. Sebagai ibu, aku hanya berpikir bahwa ini masanya.
Dulu aku juga diberi kebebasan untuk menikmati masaku maka sekarang aku harus memberinya kebebasan tetap dengan syarat, jaga diri dan jangan lupa berdoa. Tiket kereta, tiket konser dan tiket pesawat untuk pulang sudah dikantongi. Itu yang dikatakan kepadaku.
Pasuruan-jakarta itu tidak dekat tetapi niatnya yang sudah dipupuk sekian tahun tak bisa dibengkokkan. Uang hasil tabungannya memang disiapkan untuk konser ini.Â
Diapun berangkat atas ijinku dan niat meninggalkan sekolah selama 2 hari untuk bertemu Suho, Chanyeol, Kai, Sehun, Chen, dan Baekhyun di BSD. Satu personelnya yaitu DO tidak ikut konser karena harus mengikuti Wajib Militer, sebuah aturan wajib di negaranya.
Bayangan euforia konser sudah dikirimkannya dini hari melalui Wa. Dia memohon doa. Mungkin terbayang peristiwa ketika kakaknya tahun lalu menghadiri konser Wanna One dan ada sedikit kekacauan saat konser. Tiket konser yang sudah dibelinya direfund, entah alasan apa.
Ratusan EXO-L tidak bisa masuk karena menjadi korban "Penipuan" itu. Satu hal saja yang aku sampaikan. Pulang dan tetap tenang. Tulis besar-besar di mimpimu untuk bisa bertemu EXO di Korea. Kita akan ke KOREA bertemu mereka.
Aku hanya membayangkan kecewanya anak-anak itu. Anakku bahkan menangis tak berhenti. Sudah jauh-jauh datang dengan segala persiapan dan dana ternyata sampai di detik terakhir mereka ditipu oleh penjual tiket online. Perintah untuk mem-viralkan kebohongan itu kusampaikan kepada kakaknya.
Ternyata berita itu juga sudah rame di Twiter, Bahkan cuitan anakku di akun twiternya sudah di like lebih dari 3000 orang. Comment comment yang dilontarkan teman-teman barunya di twiter menenangkan dia. Wow, ini salah satu hebatnya medsos.
Saat pertama mendengar nama K-Pop, aku sendiri tidak terlalu peduli. Hiruk pikuk artis Korea memang menguasai anak-anak muda di negeri ini. Mereka pasti tidak peduli dengan label haram yang diviralkan dimana-mana itu. Ada berderet nama girlband dan boyband yang sangat lancar dihapal namanya oleh anak-anak muda kita. BTS, Twice, TVXQ, Blackpink, wanna One, Exo, Red Velved, dll.
Nama-nama yang selalu salah kusebutkan didepan anak-anakku sendiri. Mereka selalu membenarkan kesalahan ucapanku ketika menyebut nama-nama idola mereka. Anak-anakku yang beranjak remaja sudah dangat fasih melantunkan lagu-lagu negeri yang dipimpin Moon Jae-in itu.
Setiap malam rumah lantai 2 ku selalu ribut oleh hentakan kaki mereka yang menirukan setiap liuk tubuh para K-Pop itu. Mereka memiliki idola sendiri-sendiri.
Yang besar kamarnya dipenuhi dengan personel Wanna One, yang kedua dinding kamarnya penuh dengan wajah ganteng personel EXO. Bahkan seluruh atribut yang berlebel para artis itu mereka miliki. Album, lightstick, dan entah apalagi. Mereka membeli dengan uang saku yang mereka kumpulkan sendiri.
Aku terkejut dan kaget ketika anak bungsuku yang baru masuk TK kecil begitu lancar meliuk-liukkan tubuhnya dan fasih menyanyikan bait-bait lagu salah satu kelompok artis itu. Awalnya kupikir dia hanya menirukan dance sang kakak yang selalu dilihatnya hampir setiap malam.
Ternyata, ketika dia dan teman-temannya pergi studi wisata bersama para orang tua dan guru, terbuktilah di depan guru dan orang tua. Kebetulan di bus itu diputar lagu-lagunya BLACKPINK. Si kecil menyanyi dan berjoget ala K- Pop itu sepanjang jalan.
Dia menari di atas kursi bus. Salah seorang walmur yang kebetulan mengidolakan girlband itu mengirimkan videonya padaku. Karena alasan pekerjaan memang aku tidak bisa mendampingi dia. Ternyata demam itu juga melanda hampir semua murid di kelasku, pasti juga di kelas yang lain.
Perkenalanku dengan para K- Pop pun berlanjut. Ketika teman-teman arisan berkumpul, mereka riuh membicarakan sebuah Drakor (Drama Korea) yang berjudul 100 Days My Prince. Ternyata drama itu sedang tayang di salah satu stasiun televisi.
Ketika aku ketahuan nonton drama itu, anakku langsung menyarankan aku menonton videonya. Mereka mengoleksi semuanya. Memang wajah-wajah artis itu kinclong semua.
Aku mencoba memahami idola mereka. Seperti juga mereka paham akan setiap kegemaranku.Tidak pernah melarang mereka, hanya selalu berpesan, ambil sisi baiknya dan jadikan sebagai penyemangat.