Akhir akhir ini indonesia di hebohkan dengan berita, terkait tentang ketiadaan peran ayah baik secara fisik maupun psikologis.Â
Saat ini Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara fatherless terbanyak di dunia. Apa itu fatherless?
Yang dimaksud fatherless adalah remaja yang kehilangan peran ayah dalam kehidupan dan pengasuhan.
Ada 4 poin yang akan di bahas tentang peranan figur ayah terhadap perkembangan karakteristik remaja di indonesia.
Karakteristik Remaja, Pertumbuhan fisik remaja di mulai pada masa pubertas pada usia remaja awal (11--14 tahun). Pada usia remaja tahap awal keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan yang matang. Selanjutnya, fase remaja didahului oleh timbulnya harga diri sangat tinggi, ekspresi kegirangan, dan keberanian yang berlebihan.
Dampak Fatherless Terhadap Karakteristik Remaja, Ketika sang ayah hanya hadir secara fisik tetapi tidak hadir secara psikis dalam jiwa sang anak, keadaan ini dikenal dengan anak yatim atau ketiadaan ayah. Jika sistem fatherless ini terus jalan dalam rumah tangga, ayah akan kehilangan kemampuannya untuk menanamkan ilmu dan akhlak, yang menghalangi anak-anak untuk melihatnya sebagai sosok ayah.Â
Paradigma pengasuhan yang dipengaruhi budaya daerah menjadi penyebab utama munculnya fenomena ayah. Stereotip budaya bahwa laki-laki tidak layak membesarkan anak dan tidak boleh terlibat dalam keputusan pengasuhan. Mengasuh anak menjadi lebih sulit seiring berjalannya waktu. Selain itu, seiring meningkatnya kebutuhan material masyarakat modern, kesibukan kerja menjadi semakin penting untuk mencapai semua tujuan material. Waktu keluarga menjadi berkurang dan seringkali berkualitas buruk.
Dampak fatherless terhadap anak yaitu : Anak-anak sering berjuang untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rumah mereka dan memiliki harga diri yang rendah dan perasaan tidak aman. Hal ini disebabkan cara pandang anak terhadap dunia luar cenderung lebih kuat dan berani ketika ayah dilibatkan dalam pengasuhan. Anak-anak biasanya bertindak kekanak-kanakan dan berkembang secara psikologis dengan lambat. Anak-anak sering kali lari dari masalah dan cenderung emosional saat menghadapi masalah. Kurang mampu memutuskan secara cepat dan tegas dalam berbagai situasi yang membutuhkan tindakan tegas.
Manfaat Keterlibatan Pengasuhan Ayah Bagi Remaja, Anak-anak mendapat manfaat ketika ayah mereka terlibat aktif dalam mengasuh anak. Itu menambah corak tersendiri bagi perkembangan kepribadian anak-anak. Hubungan antara ayah dan anak, juga dapat membantu anak menjadi lebih mudah beradaptasi. Anak akan lebih berani mencoba dan bersedia untuk mencoba hal-hal baru.
Seorang anak  yang tinggal dekat dengan ayahnya mungkin juga bercita-cita untuk sukses dan rasa berani bersaing dalam bidang akademik dan non akademik. Anak remaja yang mempersepsikan ayah mereka terlibat aktif dalam pengasuhan memiliki tingkat perilaku seksual pranikah yang lebih rendah. Anak perempuan lebih cenderung menghindari hubungan yang tidak sehat karena mereka menghormati ayah mereka. Demikian pula, jika seorang ayah dan anak laki-lakinya dekat, kecil kemungkinan anak tersebut terlibat dalam kenakalan remaja. Anak laki-laki akan meniru panutan mereka, yaitu sang ayah.
Upaya Sosok Ayah Dalam Membagi Waktu, Mungkin sulit bagi orang tua yang juga bekerja untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kewajiban keluarga. Sering kali, para ayah disibukkan dengan tugas kantor dan lalai mengurus tanggung jawab rumah tangga, termasuk mengasuh anak. Nyatanya, sulit bagi para ayah untuk memutuskan apakah akan menghabiskan waktu bersama keluarga atau menyelesaikan pekerjaan di kantor. Anak-anak sebenarnya membutuhkan perhatian dan bimbingan orang tua baik dari figur ibu maupun figur ayah.Â
Adapun solusi dapat diberikan kepada seorang ayah agar ikut hadir dalam pengasuhan anak, Para ayah dapat mengantar anak-anak mereka ke sekolah dan pergi ke kantor pada waktu yang sama untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga. Hal ini dapat meningkatkan ikatan keluarga, terutama antara anak dan ayah, meskipun hanya sementara. Menghabiskan waktu sendirian dengan anak anda dapat membantunya belajar lebih mempercayai anda dan memberi tahu anda apa pun yang ingin anda ketahui. Meskipun cerita anak anda singkat dan tidak jelas, jangan takut untuk mendengarkannya dan berusaha untuk memahaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H