Saat mendengar kata Pajeksan, apa yang ada di pikiranmu? Kalau kamu tanya ini ke orang yang sudah lama tinggal di Jogja kawasan ini bisa dikatakan agak 'serem'. Padahal kawasan ini sudah lama menghapus image 'serem' dan sekarang berdiri hotel berjejaring di jalan Pajeksan yang menurut kabar menghancurkan bangunan cagar budaya.Â
Pajeksan adalah sebuah wilayah di sisi barat Malioboro. Kawasan ini letaknya di sebrang batik Terang Bulan Malioboro. Saat kaki melangkah masuk ke jalan Pajeksan biasanya kamu akan menemui toko-toko berwarna merah yang berhiaskan pernak pernik imlek.Â
Pernah ngekos di kawasan multi etnis bernama Kampung Pajeksan ternyata memberikan untaian kenangan yang tak mungkin ku lupakan.Â
Menginjakkan Kaki di  Pajeksan, Pertengahan 2009
"opo? Kowe ngekos nang Pajeksan? ", tanya seorang teman terkejut. (Apa, kamu ngekos di Pajeksan?)Â
" lha piye to?", aku balik bertanya karena terkejut. (kenapa emang?)Â
" Lha kono kan biyen nggon dodolan ciu, wis rahasia umum, serem lah", jawabnya sambil mengernyitkan alis. (loh disana kan dulu tempat jual miras lokal, udah rahasia umum, serem)Â
"Â Ah mosok sih? Luweh ah wong kos e wis tak bayar! ", tandasku sambil mengangkat bahu. (Ah masa sih? Biarin lah, kan kosnya udah aku bayar)Â
Cari kos-kosan untuk pekerja di kawasam Malioboro itu bisa dikatakan gampang-gampang susah. Pertama kali diterima kerja, aku langsung cari kos-kosan. Tapi melihat letak kos teman yang masuk gang berkelok-kelok seperti labirin di belakang batik Terang Bulan malah bikin pusing.Â
Aku tuh pelupa, jadi kalo mau ngekos cari tempat yang jalannya tidak terlalu masuk ke dalam gang. Takut lupa aja sama tempat kosnya.Â
Waktu itu hanya berbekal keberanian untuk bertanya ke orang-orang yang ditemui, akhirnya aku dapat kos di Kampung Pajeksan. Tempatnya tidak terlalu menjorok di dalam gang dan jalan sekitarnya mudah dihafalin. Kos-kosan berlantai dua yang didominasi warna putih bergaris biru menjadi pilihanku untuk tinggal.Â