Pada tanggal 4 Oktober 2018, para peserta JIBB melakukan heritage tour ke wilayah Gunung Kidul. Peserta berangkat dari hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta menggunakan kendaraan yang sudah disediakan oleh panitia. JIBB kepanjangan dari Jogja International Batik Biennale diselenggarakan di Yogyakarta sebagai salah satu tanggung jawab Yogyakarta yang menyandang kota batik sejak tahun 2014. Sedangkan heritage tour ini merupakan salah satu rangkaian dari puncak acara JIBB 2018.
Heritage tour kali ini peserta diajak mengunjungi perajin batik (Batik Nada) di Gunung Kidul, SMK N 2 Gedangsari dan desa Manding Siberkreasi. Perjalanan menuju lokasi pertama membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Di batik Nada peserta diperkenalkan dengan batik-batik yang sudah dihasilkan oleh perajin, salah satunya batik khas Gunung Kidul. Setelah mengunjungi perajin batik, peserta kemudian diajak menuju SMK N 2 Gedangsari.
Sementara itu di SMK 2 Gedangsari sudah terlihat suasana persiapan menyambut peserta JIBB. Terik matahari yang sudah bergerak menuju puncak tidak menyurutkan semangat para siswa dan guru untuk melakukan "gladi resik". Pasukan tonti terlihat berlatih baris-berbaris sambil sesekali mengumandangkan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Di sudut lain terlihat para model fashion show juga sedang merias wajahnya dengan bersemangat. Terlihat beberapa raut wajah tegang, mungkin mereka khawatir jika terjadi sedikit kesalahan saat menyambut  para peserta JIBB.
Dalam sambutannya GKR Hemas mengatakan bahwa Yogyakarta sebagai kota batik dunia memiliki tanggung jawab melestarikan batik dan diharapkan batik-batik yang dihasilkan mampu bersaing ke dunia internasional.
Selain itu, kegiatan membatik  disini sudah masuk ke dalam KBM SMK N 2 Gedangsari. Peserta juga diajak melihat karya-karya para siswa di dalam showroom batik SMK N 2 Gedangsari. Setelah berkeliling, peserta kemudian disuguhi dengan fashion show batik di halaman SMK N 2 Gedangsari.
Sebagian besar warganya juga merupakan perajin batik yang membuka toko-tokonya di rumah masing-masing. Peserta JIBB terlihat antusias melakukan tur di desa Manding, beberapa peserta kemudian melakukan foto-foto dengan background tembok yang sudah dibatik dan banyak juga yang memasuki rumah-rumah warga untuk melihat pembuatan batik.Â
Selain itu peserta juga diajak untuk menggoreskan karya batiknya di dinding yang sudah disediakan oleh warga. Yogyakarta sebagai kota batik dunia, memiliki beragam corak batik yang bermacam-macam sangat diharapkan bisa maju ke dunia internasional melalui JIBB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H