Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Manisnya Gula, Tidak Semanis Perjalanan PG Tanjung Tirto

15 September 2018   10:29 Diperbarui: 15 September 2018   11:43 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
PG Tandjong Tirto. pic : Gedenkboek Internationale Credit-en Handels Vereeniging Rotterdam

Sebuah keindahan bangunan rumah yang sudah ditelan oleh jaman, meninggalkan sisa-sisanya berupa gable kayu yang masih tersusun rapi. Warna yang pudar menandakan bahwa gable kayu  yang bagian bawahnya mirip gigi taring ini sudah lama digunakan di bagian depan bangunan rumah tersebut.

Gable kayu pudar tadi juga sudah teruji dengan terpaan angin, hujan, dan sengatan sang surya sekitar satu abad lamanya.

Tetapi saat melihat bentuk bangunan rumah bergaya chalet ini masih berdiri kokoh, membuat hati bertanya-tanya ada sejarah apa disini?Mungkinkah rumah-rumah tua yang berderet di kawasan Tanjung Tirto ini merupakan bagian dari sebuah kompleks pabrik gula?

rumah bergaya chalet yang masih terawat dengan baik. dokpri
rumah bergaya chalet yang masih terawat dengan baik. dokpri
Pada masa kolonial, wilayah Yogyakarta yang merupakan salah satu kerajaan di Vorstenlanden ternyata memiliki banyak pabrik gula. Salah satunya adalah PG Tanjungtirto yang terletak di desa Tanjung Tirto, kecamatan Berbah, Sleman.

Tetapi walaupun wilayahnya terletak di kecamatan Berbah, kadang PG ini disebut juga PG Kalasan.

Hal ini terjadi karena di utara pabrik gula terdapat stasiun Kalasan yang saat itu digunakan untuk transit berkarung-karung gula dari pabrik ke gerbong kereta api. Selain itu memang kawasan PG Tanjung Tirto sendiri berdekatan dengan wilayah kecamatan Kalasan.

stasiun kalasan saat ini. sumber : kekunaan.blogspot.co.id
stasiun kalasan saat ini. sumber : kekunaan.blogspot.co.id
Sedikit mengenai stasiun Kalasan yang dahulunya sangat sibuk dengan pengangkutan gula dari PG Tanjung Tirto, Stasiun Kalasan saat ini dalam keadaan tidak aktif. Hal ini dikarenakan setelah pembuatan jalur rel ganda, tidak ada lagi kereta yang berhenti di stasiun tersebut. Selain itu, stasiun tampak tidak terawat dengan adanya vandalisme di tembok-temboknya.

PG Tandjong Tirto. pic : Gedenkboek Internationale Credit-en Handels Vereeniging Rotterdam
PG Tandjong Tirto. pic : Gedenkboek Internationale Credit-en Handels Vereeniging Rotterdam
Menurut blog jejak kolonial yang dituliskan oleh mas Lengkong, sebelum tahun 1874 PG Tanjung Tirto dimiliki oleh Wiesemen dan Broese van Groenau. Seiring dengan beroperasinya PG Tanjung Tirto, maka keuntungan-keuntungan yang mengalir juga digunakan untuk menjalankan program-program sosial.

Salah satunya dengan dibangunnya rumah sakit pembantu (helpziekenhuizen) pada tahun 1922 dan sekolah pertukangan (ambatchshool) pada tahun 1928. Pada upacara pembukaan sekolah pertukangan, Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menanam pohon beringin yang disaksikan oleh Sri Paduka Paku Alam VII dan residen Yogyakarta, P.W. Jonquiere.

Cobaan terhadap PG Tanjung Tirto terjadi saat malaise melanda Hindia-Belanda di tahun 30-an. Hal ini mengakibatkan pengelolaan PG Tanjung Tirto ini dilebur dengan PG Bantul.

Pernyataan ini tercantum dalam sebuah surat kabar Het nieuws van der dag voor Nederlandsch Indie tertanggal 7 November 1933 bahwa administrateur PG Tanjung Tirto Ir. O. Jansen van Raay  diberhentikan oleh dewan direksi per 1 November. Kemudian kepala administrateur PG Bantul yaitu F. Moorman diangkat untuk menggantikan kedudukan tersebut.

Ketika Jepang masuk ke Hindia Belanda tahun 1942, PG Tanjung Tirto sudah ditutup. Seluruh warga kulit putih yang menempati rumah-rumah bergaya chalet pun sudah dipulangkan ke negaranya dengan meninggalkan harta benda yang sudah dimilikinya di Hindia Belanda.

Sekitar tahun 1950, pemilik pabrik sebelumnya berniat untuk membuka kembali PG Tanjung Tirto, tetapi betapa terkejutnya sang pemilik karena melihat bahwa pabriknya hanya tinggal puing-puingnya saja.

Ada kemungkinan bangunan pabrik gula ini dibumihanguskan oleh pejuang pada masa agresi militer Belanda II.

Tujuan membumihanguskan bangunan pabrik adalah agar tidak dijadikan markas militer oleh pasukan Belanda yang saat itu ingin kembali menjajah negeri yang baru saja merdeka.

polsek Berbah saat ini. dokpri
polsek Berbah saat ini. dokpri
Menurut penuturan pak Waluyo, sang penghuni bangunan rumah bergaya chalet di sebrang polsek Berbah, pada tahun 50an bangunan-bangunan ini  kosong. Kemudian ayahnya yang saat itu berdinas di polsek Berbah berinisiatif menempati salah satu bangunan rumah bergaya chalet tersebut bersama keluarganya. " Pada kosong mbak waktu tahun 50an, terus ditempati begitu saja.

Tapi status tanahnya masih milik Sultan", tutur pak Waluyo menjelaskan mengenai rumahnya dengan logat jawa yang masih kental.

Selain itu beliau juga menjelaskan bahwa kayu jati yang digunakan untuk rumahnya memang benar-benar jati pilihan dan masih asli, "belum pernah diganti", tandasnya sambil menunjuk ke atap rumah yang sedikit terkoyak gempa namun masih menunjukkan kekokohan kayu jati gelondongan di bagian tengah atap.

bagian samping rumah yang ditempati pak Waluyo. dokpri
bagian samping rumah yang ditempati pak Waluyo. dokpri
Bergeser dari rumah pak Waluyo ke arah barat, akan kita lihat pabrik pengeringan tembakau yang beroperasi dari pagi sampai sore. Sempat bertanya-tanya apakah dulunya pabrik tembakau ini adalah bekas PG Tanjung Tirto ? Jawabannya adalah bukan bekas PG Tanjung Tirto.

Hal ini dikarenakan bentuk bangunan pabrik tembakau sama sekali tidak menunjukkan bangunan kolonial dan menurut penuturan warga bahwa pabrik pengeringan tembakau ini berdiri sekitar tahun 1960.

Lalu dimanakah lebih tepatnya letak PG Tanjung Tirto?

Melihat dari peta lawas pada masa kolonial, letaknya kemungkinan ada di selatan pabrik pengeringan tembakau yang saat ini berupa lapangan luas.  

peta lawas wilayah Tanjung Tirto. sumber : maps.library.leiden.edu
peta lawas wilayah Tanjung Tirto. sumber : maps.library.leiden.edu
Sementara itu di seberang pabrik pengeringan tembakau terdapat  SMP Negeri 1 Berbah yang dahulunya merupakan rumah administrateur PG Tanjung Tirto. Rumah administrateur terlihat berbeda dengan rumah-rumah bergaya chalet lainnya.

Kemudian, rumah-rumah bergaya chalet lainnya seperti yang ditempati pak Waluyo kemungkinan digunakan oleh mekanik, pengawas lapangan,  pegawai pembukuan dan pegawai lainnya yang berada di bawah administrateur.

SMP 1 Berbah yang dulunya merupakan rumah administrateur PG Tanjung Tirto. dokpri
SMP 1 Berbah yang dulunya merupakan rumah administrateur PG Tanjung Tirto. dokpri
Ladang Tebu dan cerobong asap PG Tanjung Tirto. sumber : media-kitlv.nl.
Ladang Tebu dan cerobong asap PG Tanjung Tirto. sumber : media-kitlv.nl.
Dengan hilangan bangunan PG Tanjung Tirto, maka cerobong asapnya yang selalu menghiasi cakrawala dengan asap putih juga ikut lenyap.

Tetapi sebagian kecilnya jejak PG Tanjung Tirto ternyata masih bisa kita temukan dari bangunan rumah bergaya chalet yang berjejer di kawasan Tanjung Tirto, yang seperti selalu berbisik kepada siapa saja, bahwa dahulu di sini merupakan kawasan pabrik gula yang sibuk pada masanya. Manisnya gula yang diolah di PG Tanjung Tirto ternyata tidak semanis perjalanan pabrik gula tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun