Mohon tunggu...
niken nawang sari
niken nawang sari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Rumah Tangga. Kadang nulis juga di www.nickenblackcat.com

Ibu Rumah Tangga yang suka jalan-jalan ke bangunan kolonial, suka menulis hal berbau sejarah, dan suka di demo 2 ekor kucing. Blog pribadi www.nickenblackcat.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Vastenburg, Riwayatmu Kini

22 April 2016   18:42 Diperbarui: 23 April 2016   14:01 376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="benteng vastenburg di kota Solo"][/caption]Solo, kota kecil di provinsi Jawa Tengah yang terkenal akan batiknya ini memang menarik untuk dikunjungi. Sebenarnya bukan hanya batik yang menarik dari kota ini, kuliner di Solo pun bermacam-macam, budaya di kota ini masih dipelihara dengan baik. 

Kali ini saya tidak akan membahas batik atau pun kuliner karena saya tertarik ke kota ini setelah melihat liputan di salah satu televisi swasta tentang sebuah benteng yang letaknya dekat dengan kantor walikota tetapi sempat terbengkalai selama puluhan tahun. 

Sebelumnya saya sempat berpikir bahwa benteng ini diperlakukan sama seperti Vredeburg di kota tempat saya tinggal selama berkuliah yaitu Yogyakarta.

Pagi-pagi saya bersama seorang teman menuju benteng ini menggunakan kereta Prambanan Ekspres dari Stasiun Maguwo, harga tiket per orang Rp 8.000 dan menempuh perjalanan kurang lebih satu jam. Kemudian sesampainya di stasiun Purwosari kami melanjutkan naik bus solo batik seharga Rp 4.500 menuju benteng.

Ya kali ini tujuan utama saya adalah benteng ini karena saya sangat penasaran dengan bangunan peninggalan kolonial apalagi yang terbengkalai. Untungnya ketika sampai di benteng ini, keadaan benteng sudah ditetapkan sebagai cagar budaya jadi beberapa wajah benteng sudah di cat ulang. Lega melihat benteng ini dengan wajah barunya yang menjadi lebih “sumringah” untuk dipandang dengan cat putih bersihnya.

Vastenburg nama benteng yang merupakan saksi bisu sejarah ini dibangun di masa kolonial belanda, yaitu pada tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff di kawasan Gladak, Surakarta atau Solo. 

Sama seperti benteng Vredeburg, beteng Vastenburg juga digunakan untuk mengawasi keraton Surakarta Hadiningrat karena memang letak benteng ini tidak jauh dari Keraton Surakarta Hadiningrat. 

Sebenarnya ada 3 benteng di pulau jawa ini yang sejajar apabila ditarik garis lurus, yaitu mulai dari timur adalah benteng Vastenburg, lanjut ke barat ada benteng Vredeburg dan yang paling barat adalah si Benteng Merah Van Der Wijk. 

Benteng ini juga pernah digunakan sebagai markas TNI setelah kemerdekaan republik Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Selain itu benteng ini juga pernah digunakan sebagai tempat pelatihan dan pusat Brigade Infanteri 6 untuk wilayah karisidenan Surakarta dan sekitarnya. 

Benteng ini sempat mangkrak sejak tahun 1980-an sampai ketika ada desas desus benteng akan dihancurkan untuk pembangunan pusat perbelanjaan, pemkot Solo mengambil alih dan diperjuangkan menjadi salah satu cagar budaya yang tidak boleh dihancurkan mengingat benteng ini adalah saksi bisu sejarah.

Ya kali ini saya benar-benar berterimakasih kepada bapak Ir. H. Joko Widodo dan jajaran pemkot Solo atas kemenangan memperjuangkan Vastenburg sebagai cagar budaya. Menurut UU no 11 tahun 2010 cagar budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, situs cagar budaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun