Maafkan saya Fatin dan Fatinistic
Selamat pagi semua khususnya Fatin dan Fatinistic. Sudah lama ya tidak mengunjungi akun ini. Kali ini saya akan membuat semacam surat terbuka kepada Fatinistic. Dalam rangka klarifikasi pernyataan saya di akun ask.fm/Fatinshidqia (6/4/2014), yang mungkin membuat Fatinistic tersinggung. Sejujurnya cukup kepikiran sampai saat ini. Maaf sebelumnya jika seperti curhat, karena perlu dijelaskan kronologinya juga dan semoga bisa terbaca oleh pihak yang saya maksud. Saya memilih kompasiana karena media ini memungkinkan untuk menulis panjang lebar.
Selama ini memang saya menggolongkan diri saya termasuk Fatinistic, meski belum pernah sekalipun ikut dalam event Fatin dan Fatinistic, tapi mendapatkan semua karya tentang Fatin dengan jalan legal. Saya masih sering mengintip perform Fatin di daerah-daerah melalui youtube, meskipun saya memang tidak update kondisi personal melalui twitter atau berita yang lain. Yang jelas suara Fatin masih menempati tempat di hati saya. Kenapa saya juga mulai merasa sebagai Fatinistic, kemarin saat tau kalau Fatin akan perform di PGA (5/4/2014), saya tak sabar menanti karena telah lama tidak menyaksikan live perform-nya.
Sebenarnya telah agak lama saya berfikir tentang perubahan suara Fatin saat X-factor dengan akhir-akhir ini. Kenapa ya kok semakin kesini semakin kurang mulus kadang, keteteran dsb. Yang memang semuanya itu tidak mengurangi keunikan suara Fatin. Atau hanya saya yang merasakan perubahannya, saya sih jujur tidak terlalu tau musik, hanya penikmat saja. Dan kemarin malam saat menyimak medley AMS-DiaDiaDia, kembali saya merasa suara vocal Fatin tidak seperti dulu. Saya jadi terbesit untuk nge-tweet dan mention Fatin (saya hanya follow @FatinSL dan satu/dua akun fanbase), complain lah bahasanya. Tapi saya urung via twitter, karena belum tentu terbaca dan kurang private (bisa dibaca oranglain). Akhirnya saya post di ask.fm/Fatinshidqia (6/4/2014) secara anonim, karena memang saya tidak punya akun ask.fm. Menurut saya lebih private dan berharapnya dibaca saja tidak perlu dibalas, karena sifatnya bukan pertanyaan. Diluar dugaan ternyata dibalas oleh Fatin. Agak terkejut dengan balasan yang panjang (beserta 246 like pada 5.15 AM), saya berfikir mungkinkah Fatin tersinggung. Saya kembali baca berulang-ulang pernyataan saya dan jawaban Fatin. Saya akui bahasa saya kurang formal (bahasa sehari-hari, sok akrab, agak ketus dan mungkin sok tau) sehingga kesannya menjustifikasi. Untuk itu saya langsung minta maaf pada Fatin dengan menyertakan nama saya via ask.fm juga. Meski saya tidak pernah kenal Fatin, sebagai manusia saya juga merasa bersalah telah salah posting penyataan yang membuat oranglain sakit hati atau kurang nyaman. Urusan sakit hati bisa jadi tidak bisa selesai di dunia, maka saya benar-benar tidak ingin menyisakannya. Sekali lagi saya mohon maaf kepada pihak yang kurang nyaman. Saya juga ingin meralat kata 'kami' dalam penyataan saya di ask.fm tersebut menjadi 'saya'. Semoga penjelasan ini dapat diterima dan dimaklumi.
Selanjutnya, masih terkait postingan saya di ask.fm/Fatinshidqia. Awalnya saya hanya ingin mengklarifikasi penyataan saya. Tapi saat saya buka timeline twitter saya, saya membaca satu retweet @Fatinistic dari akun @Fatinistic_bjk yang meng-capture pernyataan saya dan jawaban Fatin disertai dengan prolog. Ada dua kata yang saya garisbawahi; 'abal-abal' dan 'cabe-cabean'.
Yang pertama, tentang abal-abal. Saya akui memang saya bukan Fatinistic sejati seperti seharusnya. Jika menjadi Fatinistic harus pernah melihat live perform Fatin, maka saya bukan. Atau jika menjadi Fatinistic harus selalu memuji setiap performa Fatin, maka saya tidak. Saya akan memuji jika harus dipuji, dan memberi saran jika harus memberi saran. Jika menjadi Fatinistic harus bisa memahami Fatin, saya tidak bisa se-care itu. Saya punya beberapa idola termasuk salahsatunya Fatin, tapi saya tidak pernah memikirkan atau terlalu peduli dengan kehidupan sehari-hari mereka, kecuali jika ada hal yang sudah tidak sesuai dengan norma yang ada. Saya juga tidak terlalu update aktivitasnya, karena saya hanya penikmat suaranya. Bahkan saat X-factor berlangsung saya belum mengenal Fatin sehingga tidak berkontribusi dalam voting. Yang bisa saya lakukan hanya menikmati karyanya secara legal. Sehingga saya tidak masalah jika disebut Fatinistic abal-abal. (atau mungkin saya yang ke-PD-an menyebut diri sebagai Fatinistic, hehe.)
Yang kedua, cabe-cabean. Inilah yang membuat saya berdesir membacanya. Saya paham apa definisinya, sehingga insyaAllah saya berusaha tidak akan pernah menyematkan kata ini pada siapapun. Apakah sampai sebegitunya seorang yang memberi kritik pada idola (meski bahasanya kurang pas, tapi dia bukan hater) untuk disebut cabe-cabean. Apalagi sampai di RT oleh account official fanbase sebagai bentuk peng-iya-an.
Sepertinya itu saja yang perlu saya sampaikan di tulisan ini. Yang jelas saya mengakui penyataan saya di ask.fm/Fatinshidqia kurang pantas disampaikan dan saya sudah minta maaf pada Fatin di media yang sama, semoga dibaca. Segala macam hal yang terkait sudah saya capture namun urung saya sertakan karena tulisan ini saya tujukan untuk Fatinistic yang sudah membaca langsung di TKP (ask.fm/Fatinshidqia dan twitter Fatinistic Bijak), serta untuk menghindari persepsi pihak lain yang tidak tau persoalannya. Jika ada yang kurang berkenan dengan adanya tulisan ini saya juga minta maaf, tapi ini ikhtiar agar pesan saya sampai. Sedangkan untuk identitas saya, nama saya benar seperti yang tertera dalam akun kompasiana, Niken. Saya tidak memposting via twitter pribadi karena memang saya jarang memposting untuk hal-hal seperti ini. Mohon bagi Fatinistic yang membaca untuk berkenan berbagi. Dan semoga tulisan ini bisa ditanggapi secara bijak dan tidak disalahpersepsikan. Terimakasih atas perhatiannya.
Never Ending Learning - Niken
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H