Dunia Perkuliahan merupakan bagian dari proses perkembangan pesat seseorang, bayangkan saja kita yang dulunya siswa sma yang harus skolah dari jam tujuh hingga jam empat sore, menggunakan seragam yang sudah ditetapkan, hingga pergaulan yang masih diawasi oleh orang tua dan guru. Peralihan dari masa SMA menuju perkuliahan tentu melewati perbedaan yang signifikan. Peralihan ini juga terjadi di ranah akademik, saat SMA kita mempelajari segala macam mata pelajaran mulai dari Bahasa Indonesia hingga Matematika. Sedangkan saat kuliah kita hanya berfokus pada satu keilmuan saja. Hal ini juga menjadi salah satu masalah paling krusial yang dialami oleh Siswa SMA saat akan menempuh jenjang perkuliahan.Â
Kebanyakan Siswa SMA menentukan jurusan yang ingin diambil saat akhir kelas 12 atau saat akan mendaftar ke perguruan tinggi. Hal ini menyebabkan kurangnya perencanaan yang matang sehingga tidak sedikit mahasiswa baru yang merasa salah mengambil jurusan yang tengah ia tempuh. Seorang ahli Psikologi Pendidikan yang berasal dari Integrity Development Flexibility (IDF), Irene Guntur menyebutkan bahwa 87 persen mahasiswa Indonesia merasa salah jurusan. Jumlah ini tentu tidak bisa dianggap remeh, alasan meraka saat memilih jurusan pun beragam mulai dari ikut teman, rekomendasi guru, hingga paksaan dari orang tua. Semua alasan ini bermuara pada satu masalah yaitu ketidak tahu an mereka tentang apa yang mereka inginkan.Â
Untuk bisa menentukan apa yang diinginkan siswa harus memahami dirinya terlebih dahulu. Menurut Hartono (2010) Pemahaman diri siswa adalah pengenalam mendalam akan potensi yang ada pada dirinya yang meliputi ranah, minat, abilitas, keperibadian, nilai dan sikap untuk merespon kekurangan pada dirinya. Pemahaman diri ini penting untuk pegangan dalam mengambil keputusan dan perencanaan karir kedepannya. Cara untuk memahami diri bisa dilakukan dengan banyak cara, mulai dari mengamati keseharian kita, memahami apa yang kita sukai, belajar mengenal kelebihan dan kekurangan kita dengan bertanya pada orang terdekat, dan dengan mengikuti assesmen psikologis.Â
 Permasalahan ini juga tidak lepas dari peran sekolah khususnya Guru BK dan Wali kelas. Hal ini tentu menjadi tanggung jawab yang mesti segera ditangani. Salah satu caranya adalah dengan memberikan layanan yang tepat pada setiap peserta didik. Langkah awal yang harus ditempuh ialah dengan memahami kebutuhan setiap peserta didik. Hal yang bisa dilakukan ialah memberikan Assesmen psikologi sebagai pegangan dalam memberikan pelayanan yang tepat. Dengan memahami diri siswa Guru BK mampu memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dari masing masing peserta didik, hal ini juga bisa digunakan sebagai upaya untuk menghindarkan siswa dari drama salah jurusan.Â
Bukan hanya untuk meracang layanan BK, ada beberapa peran Assessmen sebagai upaya guru BK dalam menghindarkan siswa dari perasaan salah jurusan
1.Peran Hasil Tes Psikologi dalam Pelayanan BK
Dalam memberikan pelayanannya Guru Bk harus lebih dulu memahami kebutuhan dari peserta didik masing masing. Untuk itu biasanya guru BK memberikan asesmen kebutuhan dan menggaet Ahli untuk memberikan Asesmen lainya seperti Tes Intelegensi, Bakat, Minat, dan tes kepribadian kepada peserta didik di awal tahun ajaran. Hasil dari tes tersebut akan digunakan dalam merencanakan Layanan BK yang akan diberikan dalam periode satu tahun.Â
2.Peran Hasil Tes Psikologi dalam Pemahaman Diri Siswa
Setiap Peserta didik memiliki Potensi, Kemampuan, Keterampilan dan Kekurangan nya masing masing. Namun kebanyakan siswa bahkan tidak memahami dirinya. Sehingga mereka sering merasa tidak tahu apa yang ia inginkan, bahkan mereka merasa tidak memiliki kemampuan dibidang apapun.Â
Dengan adanya Hasil Tes psikologi dan pengarahan dari Guru BK, siswa akan mampu mengerti akan kondisi dirinya baik bakat, minat, potensi, maupun kekurangan yang ada pada dirinya, sehingga ia mampu menentukan apa yang akan ia lakukan untuk masa depannya.
3.Peran Hasil Tes Psikologi dalam Pemilihan Jurusan