Anemaia masih menjadi masalah yang umum dijumpai dikalangan remaja Indonesia. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) RI (2018) 4 dari 10 remaja putri di Indonesia menderita anemia. Data tersebut tentunya butuh penanganan sesegera mungkin, pasalnya anemia pada wanita sangat berbahaya jika terjadi dalam waktu yang Panjang, karena menyakut generasi yang akan dating. Jika tidak segera ditangani saat wanita mengandung akan berbahaya pada anak dalam kandungannya bahkan dapat menyebabkan kematian pada janin (Purba & Azizah, 2019).
Anemia ternyata seberbahaya itu ya, oleh karena itu pemerintah membuat berbagai program sebagai langkah preventif terhadap kejadian anemia ini, salah satunya pemberian tablet tambah darah (TTD) pada pelajar tingkat SMP dan SMA atau pada pelajar berusia remaja. Sebetulnya manfaat tablet tambah darah ini banyak sekali, selain mencegah dari kejadian anemia juga banyak fungsi lainnya loh. Berikut beberapa fungsi Tablet Tambah Darah (TTD) bagi remaja:
Mencegah anemia
Remaja putri memiliki resiko lebih besar terkena anemia karena mengalamani menstruasi. Saat menstruasi rata-rata darah yang keluar sebanyak 60 ml/bulan setara dengan 30 mg zat besi yang keluar. Oleh karena itu saat menstruasi perempuan setidaknya membutuhkan 1 mg tambahan Fe/hari untuk menjaga keseimbangan tubuh. Oleh karena itu konsumsi tablet tambah darah atau tablet Fe dapat mencegah anemia (Putra et al., 2020).
Berperan penting dalam proses tumbuh kembang
Zat besi memiliki peran yang esensial dalam proses tumbuh kembang. Zat besi juga berperan penting dalam proses metabolisme protein dalam tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan gangguan psikomotor, menurut WHO gangguan fungsi kognitif dan gangguan pertumbuhan.
Menjaga produktivitas dalam belajar
Berdasarkan hasil penelitian Ayu et al (2017) menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara anemia defisiensi zat besi dengan prestasi belajar. Anemia dapat menyebabkan daya konsentrasi dan produktivitas belajar siswa menjadi rendah, sehinga dengan konsumsi tablet tambah darah dapat menjaga produktivitas dalam belajar.
Terhindar dari 5L (Lemah, letih, lesu, Lelah, lunglai)
Kurangnya kadar hemoglobin dalam tubuh dapat menyebabkan tubuh mudah merasa lemah, letih, lesu, Lelah, dan lunglai. Mengonsumsi tablet tambah darah dapat membantu menjaga kadar hemoglobin tubuh sehingga tubuh dapat terhindar dari 5L (Cahyato et al., 2019).
Sebagai investasi Kesehatan
Sebagai remaja putri tentunya rutin mengonsumsi tablet tambah darah dapat menjadi investai masa depan. Pasalnya kelak akan menjadi seorang ibu yang akan mengandung dan melahirnkan buah hatinya. Dengan menjaga kadar hemoglobin dapat menghindari resiko kekurangan energi kronis dan kecatatan pada janin (Sandhi et al., 2021).
Ternyata banyak banget ya manfaat yang bisa kita dapatkan dari konsumsi tablet tambah darah (TTD) pada usia remaja. Jadi muali sekarang, jika sekolah memberi kamu tablet tambah darah, manfaatkan sebaik mungkin ya. Mengonsumsi tablet tambah darah merupakan langkah kecil yang dampaknya sangat besar. Kebaikannya untuk kesehatanmu saat ini, kesehatanmu dimasa yang akan datang, kesehatan anakmu kelak, dan masa depan bangsa Indonesia untuk generasi yang akan datang. Indonesia sehat dimulai dari kamu dengan konsumsi tablet tambah darah minimal 1 pekan sekali.
Referensi
Cahyanto, E. B., Yudita, D., Mulyani, S., Musfiroh, M., & Sukamto, I. S. (2019). PENGARUH VIGNA RADIATA TERHADAP ANEMIA. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, 7(2), 42-47.
Purba, E. M., & Azizah, N. (2019). Prevalensi anemia pada ibu hamil dengan menggunakan metode sahli dan metode cyanmethemoglobin di wilayah kerja puskesmas sialang buah tahun 2019. Excellent Midwifery Journal, 2(2), 21-29.
Putra, K. A., Munir, Z. dan Siam, W. N. (2020) “Hubungan Kepatuhan Minum Tablet Fe dengan Kejadian Anemia (Hb) pada Remaja Putri Di SMP Negeri 1 Tapen Kabupaten Bondowoso,” Jurnal Keperawatan Profesional, 8(1). doi: 10.33650/jkp.v8i1.1021.
Sandhi, S. I., & ED, D. W. (2021). Pengaruh Kekurangan Energi Kronik (KEK) terhadap Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Cepiring Kabupaten Kendal. Jurnal Kebidanan Indonesia, 12(1).
World Health Organization. Iron Deficiency Anemia. Assessment, Provention and control. Geneve: WHO, 2001
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H