Sekarang dia masih ada di kamarnya. Mungkin masih memakaikan baju buat anak perempuannya. Ardi duduk di kasur tipis yang tadi aku duduki. Ia tampak serius mengamati televisi. Aku melirik sekilas televisi, ternyata sedang tayang film kartun anak-anak. Entah apa filmnya itu. Aku nggak hafal film kartun anak-anak.
Aku ikutan duduk di kasur. Mencoba mengikuti Ardi menatap televisi. Tika dan anaknya keluar kamar. Ia tampak membawa sisir, karet rambut dan bedak.
"Sini ma...sini !" kata Ariani.
Bocah berambut nyaris sepundak itu langsung duduk di sebelah kakaknya. Matanya serius menatap televisi. Sahabatku ikut duduk. Tangannya segera menyisir rambut anaknya.
"Biasa...film kartun favorit mereka lagi main. Suka kayak gini kalau jam segini ini,"kata Tika menjelaskan ke aku.
Aku mengangguk sambil mengucapkan kata ooh. Tika sudah selesai mengikat rambut anaknya. Ia terus membedaki wajah anaknya itu. Ariani sempat tak sabar saat Tika membedaki wajahnya. Aksi nonton film kartunnya jadi terhalang akibat kegiatan Tika tersebut.
Tika selesai membedaki  anaknya. Sekarang dia menggeser duduknya agar bisa bersandar  ke dinding. Terlihat ia menyelonjorkan kakinya. Wajahnya tampak kelelahan sekali.
"Rapat RTnya kenapa pagi-pagi gini sih? Jadi nggak bisa mandiin anak-anak,"keluhnya.
Aku tersenyum tipis sebelum merespon perkataannya barusan itu.
"Suamimu suka mandiin anak-anak?" tanyaku.
"Iya. Kalau aku sibuk, dia suka aku mintain tolong mandiin anak-anak," jawabnya.
Aku tersenyum tipis.