"Sungguh kalian berdua bukan wartawan kan?"
Serta merta kami menggelengkan kepala kuat-kuat untuk meyakinkannya. Laki-laki seperempat abad itu menatap kami dengan curiga.
"Bukan. Kami mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan tugas Sosiologi,"
Temanku yang berhasil kuajak dengan paksa ini lebih dulu bersuara.
"Iya. Memangnya ada wartawan yang seperti kami?" Tanyaku balik untuk lebih meyakinkannya.
"Yah, siapa tahu kalian sedang menyamar"
Hening beberapa saat. Untunglah laki-laki ini tak bertanya lagi.
"Itu lihat!"
Kami mengikuti arah telunjuknya.
"Mereka orangnya!" Katanya memberi penjelasan.
Mataku tertegun menatap tiga perempuan muda usia belum genap dua puluh tahun yang sedang berdiri di depan gerobak tukang mie dokdok itu.