Mohon tunggu...
NikeNada Wildha Oktavia Kasturi
NikeNada Wildha Oktavia Kasturi Mohon Tunggu... -

"Aku Adalah Aku,Bukan Kamu,Dia,kalian dan Mereka"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aluna Stories (1)

7 April 2016   05:23 Diperbarui: 7 April 2016   06:28 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu hidup? seperti apakah rasanya hidup? apakah itu tentang menjadi bahagia dan terlihat? atau hanya terpuruk dan sendiri? yang aku tahu, hidup adalah sesuatu yang bisa menghancurkanku dan sedikit percikan warna. yang ku kenal dalam hidup, dia tak pernah benar-benar kurasakan. hanya kata,bukan kenyataan. inilah aku dengan segenap keburukan dan kehancuran yang aku bangun sendiri selama belasan tahun. dan aku tidak melangkah maju bahkan cenderung mundur dan semakin mundur.

Mengamati setiap mereka yang tertawa sambil bertanya dalam hati "apa yang membuat mereka bisa tertawa?". tertawa itu seperti bom atom bagiku. mengapa? karena tertawa tak pernah benar-benar kulakukan dan bila kulakukan itu akan membuatku semakin hancur tanpa sebab yang berarti.

"APA KAU GILA? APA YANG KAU PIKIRKAN SAMPAI KAU MEMUTUSKAN MENEGUK PEMBASMI SERANGGA ITU!!! APA KAU MAU MATI!!!". itulah kata pertama yang kudengar saat aku membuka mata. "mengapa neraka tak seburuk yang kudengar? kenapa sahabatku bisa ada bersamaku disini?". dan itulah pertanyaan yang terlintas dibenakku.

"LUNA!!! APA YANG MEMBUATMU BEGINI?". masih dengan amarah dan teriakan yang dibanjiri air mata, Sia kembali menuntut jawaban dariku.

"kau terlalu drama queen sia,aku tak apa. lihat tuhan masih tak mengijinkanku mati beberapa jam lalu bukan?"

"kenapa luna? kenapa kau berbuat begini? apa aku tak kau anggap sebagai seseorang yang membutuhkanmu dan menyayangimu?"

"kau satu-satunya orang yang paling kusayangi dan yang paling kubutuhkan. kau sahabat terbaikku,kau tau itu sia."

"lalu kenapa? kenapa kau berbuat begini? apa kau sudah tak percaya lagi padaku,dan memutuskan untuk berbuat seenakmu sendiri?"

"aku hanya mencoba,dan hanya merasa lelah. apakah belum cukup buatmu melihat mataku kembali terbuka? sudahlah,jangan menangis dan menanyaiku lagi. kau tau betul aku lelah." aku mencoba untuk menenangkan sahabatku,karena aku benar-benar sangat lelah.

"berjanjilah satu hal padaku luna,kau tak akan pernah melakukan hal seperti ini lagi. kau tau aku akan selalu ada kan? kaubisa hanya memintaku untuk menemanimu tanpa bercerita apapun kepadaku. aku akan selalu menemanimu,kau paham?

"aku berjanji dan aku paham. terimakasih sia."

aku tak dapat mejawab pertanyaan sia. kenapa aku melakukan itu? aku pun tak mengerti, yang aku tau hanyalah aku benar-benar lelah. dan aku membutuhkan tidur saat ini.

 

*bersambung

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun