Mohon tunggu...
niken septi
niken septi Mohon Tunggu... -

Saya adalah mahasiswa FKIP Universitas Sebelas Maret Kampus VI Kebumen Program S1 PGSD tahun angkatan 2009..tetap smangat tuk belajarr...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Guru yang Berdaya

22 Oktober 2010   02:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang-orang yang berdaya adalah orang-orang yang kreatif.( The creative spirit)
Kreatifitas tumbuh dari keadaan batin seseorang. Jika seseorang tidak memiliki keyakinan diri bahwa dirinya benar-benar memiliki segudang potensi yang dahsyat dan harapan bahwa masa depan akan terus mendatangkan kebaikan dan perbaikan. Orang itu tidak akan pernah mengalami kemajuan. Tugas manusisa di bumi adalah mencoba, mencoba, dan mencoba. Dengan keberanian mencoba, sesuatu akan konkret dipelajari. Manusia menjadi lebih baik apabila mampu belajar dan mencoba hal-hal yang baru.
Tidak ada seorangpun bisa diberdayakan oleh orang lain, individu-individu harus memberdayakan diri mereka sendiri.(David Clutterbuck)

Menjadi berdaya dalah mempersepsi bahwa sang diri memiliki potensi yang luar biasa dan secara mandiri berusaha menunjukkan kehebatannya kepada orang lain tanpa bergantung pada pihak lain.
Bagaimana caranya agar para guru menjadi benar-benar berdaya?

Pertama, para guru perlu berusaha keras untuk memiliki ketrampilan belajar dan mengajar. Ini artinya para guru harus diberi peluang selebar-lebarnya untuk mempelajari materi-materi yang baru yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Misalnya mereka perlu memahami brain based learning(belajar berbasis cara bekerjanya otak). Selain itu, guru juga perlu memahami lebih jauh tentang metode-metode belajar mengajar seperti CTL, Quantum Teaching, Quantum Learning, Multiple Intelegence dll. Para guru perlu menyadari bahwa mereka tidak lagi mengagung-agungkan pentingnya mendahulukan penguasaan atas kurikulum(what) melainkan lebih dulu melengkapi diri mereka dengan hal-hal yang berkaitan erat dengan "how to teach" dan "how to learn". Tanpa para guru mau berusaha keras untuk mengubah cara berpikir mereka berkaitan dengan apa yang perlu didahulukan agar menjadi guru yang berdaya yaitu lebih mendahulukan how ketimbang what memungkinkan mereka akan terus menerus diperdaya oleh keadaan.

Kedua, para guru perlu benar-benar menguasai ilmu atau materi yang diajarkan secara total. Ini berarti para guru perlu belajar dan berlatih reading and writing skill. Membaca dan menulis perlu dijadikan kebiasaan rutin para guru. Tanpa membaca dan menulis tidak akan meningkatkan kualitas dirinya menjadi seorang pengajar. Lewat membaca guru akan memperluas dan memperkaya kosakata sehingga kalau bercerita didepan kelas akan senantiasa mengasyikkan, sedangkan lewat menulis merekam pengalamannya atau mengikat pengetahuan yang kemudian dikonstruksikan menjadi semacam ilmu. Lewat proses mengikatbitulah guru benar-benar dapat membuktikan bahwa dirinya telah menguasai ilmu yang dimiliki yang akan diajarkan pada anak didiknya.

Ketiga, guru perlu mendidik dirinya sendiri agar memlilki kepribadian yang unggul dan bernilai. Apabila guru menunjukkan kewibawaan, kehormatan dan keteladanan akan membuat guru diterima lingkungan. Pertama, dihormati dan dihargai muridnya. Kedua, diakui kehebatannya oleh rekan-rekan guru, serta memotivasi rekan guru untuk meningkatkan diri. Ketiga, dapat menjadi mitra yang baik terhadap penglola sekolah.

Guru seperti ini jelas akan dapat mengubah lingkungan dan dirinya sendiri menjadi terus membaik. Semoga kita dapat menjadi benar- benar guru yang berdaya..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun