Mohon tunggu...
Niken Wu
Niken Wu Mohon Tunggu... pegawai negeri -

A civil servant who work for Coordinating Minister for Economic Affairs.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ratu Lebah, Aurora

19 Juni 2017   14:13 Diperbarui: 19 Juni 2017   14:19 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernah suatu hari sepulang dari kantor aku main ke rumahnya. Seketika itu hatiku berdecak kagum ketika mendapatinya sedang menyiapkan menu buka puasa untuk suaminya sembari memandikan anak ketiganya yang baru berusia 9 bulan. Sementara suaminya tengah menjemput kedua anaknya dari daycare.  Entahlah daripada pusing membayangkan bagaimana dia bisa mengatur waktunya lebih baik aku tidak pernah memikirkan bagaimana team work nya bekerja. Ya itu lebih baik, biarkan mengalir saja, Tuhan selalu punya cara yang terbaik untuk menempa hambanya menjadi kuat pada masanya. 

Mahmud ketiga orangnya ramah, supel, bersemangat dan selalu ceria. Semangatnya untuk maju sangat luar biasa. Bagaimana tidak? Di sela-sela kesibukannya bekerja dan mengasuh kedua anaknya seorang diri karena suaminya bertugas di lain kota, dia harus menempuh pendidikan masternya. Bahkan hari Sabtu pun dia harus menembus labirin pagi untuk menyetir scuternya menuju kampus di bilangan Bintaro.

Kegigihan dan perjuangannya dalam berjuang meraih ilmu patut dijadikan suri tauladan. Perjalanan dari rumahnya di bilangan Matraman Jakarta Pusat menuju Bintaro relatif jauh dan sarat dengan kemacetan. Namun semangatnya menuntut ilmu perlu ditiru. Pernah suatu hari aku mendapat tugas dari kantor untuk mengikuti diklat di tempatnya kuliah. Karena anakku masih kecil aku putuskan untuk melaju meskipun dari pihak kantor menyiapkan penginapan. Suatu ketika aku mencoba naik ojek online ke kampusnya dengan perkiraan waktu tempuh 1.5 jam tanpa macet. Sedangkan dia terbiasa mengendarai motornya berjejal dengan kemacetan yang tak terurai. Hebat. Salut atas perjuangannya. Sekali lagi aku dibukakan mata hatiku betapa hidup ini penuh perjuangan.

Mahmud keempat adalah dokter gigi yang masih muda, cantik, dan baik hati. Suatu waktu anak kami mendapatkan pemeriksaan gratis, semua semua murid Chike diperiksa kesehatan giginya. Memang menggosok gigi harus ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini agar gigi dan mulut mereka sehat dan bersih. 

Mendengar dari ceritanya, tampaknya bu dokter gigi ini juga tidak mempunyai asisten rumah tangga. Kami merasa dekat karena selain anak kami satu kelas juga karena kami berasal dari tanah perantauan yang sama, Jawa Timur. Dia dibesarkan di kota Malang sedangkan aku dari Blitar. Hidup di mega politan memang harus mandiri dan fight. Kesibukannya sebagai dokter gigi yang praktek di salah satu  mall bergengsi di bilangan Cempaka Putih tidak melepaskan tanggung jawabnya sebagai mahmud. 

Sekali lagi peranku sebagai mahmud menuntutku untuk terus membuka mata dan pikiran, harus banyak belajar dari para mahmud lainnya agar menjadi mahmud yang terbaik untuk Ratu Lebahku, Aurora.

Jujur ini adalah pengalaman pertamaku menyiapkan segala macam perlengkapan performa pertamanya di sekolahannya. Mulai dari hunting kostum lebah dan pernak-pernik lainnya agar dia terlihat sempurna dan menarik bagi semua mata yang memandangnya. "Meskipun hanya seekor lebah, jadilah Ratu Lebah yang bijaksana dan berguna bagi seluruh kehidupan di seantero jagad raya ini, Aurora", begitu bathinku berpesan. 

Beruntung dengan adanya perkembangan teknologi e-commerce, belanja tinggal klak klik di internet tanpa harus membuang waktu bergelut dengan kemacetan. Sekali lagi ini adalah pernak-pernik kehidupanku, yang harus membagi waktu antara urusan kantor dan pekerjaan domestik rumah tangga.

Sehari sebelum pentas, aku mendapat pesan dari kepala sekolah bahwa suamiku ditugaskan menjadi pembaca doa. Tampaknya pak suami lebih cemas daripada diriku karena semua ini adalah pengalaman pertamanya bahkan seumur hidupnya baru kali ini mendapat kesempatan membawakan doa. Alhamdulillah meskipun demikian pembacaan doa dan acara berjalan dengan lancar tanpa suatu kekurangan sedikitpun.

Ratu lebahku yang solehah, senantiasa asahlah antenamu agar mampu menangkap pancaran Cahaya Ilahi Robbi.

Jadikanlah Dia satu-satunya tujuan hidupmu, untuk selalu menebarkan cinta dan kasih sayang kepada semua makhluk. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun