“Berapa banyak cadangan beras yang dimiliki petani? Saya kira petani tidak mungkin menyimpan berasnya lebih dari 5 kwintal. Bener nggak? Nggak mungkin rumah tangga petani menyimpan beras lebih radi 5 kwintal karena masa simpan beras tidak lebih dari 6 bulan. Jangan bohong lho...saya ini anak petani. Saya pernah tidur di atas karung beras. Kenapa saya tidur di atas beras? Karena hangat...ha ha ha.” Suaranya berkelakar. “Nah sekarang kalau kepemilikan lahan hanya 0.3 ha kapan makmurnya petani ini?” Begitu ceritanya di sela-sela memimpin rapat di bidang pangan.
Tidak hanya itu, pada kesempatan lain ketika rapat membahas masalah produksi padi beliau berkata: "Panen bulan Januari - Februari jangan didorong Pak! Biarkan panen raya terjadi di bulan Maret – April.” Begitu arahannya kepada salah satu Menteri yang hadir pada waktu itu.
Inilah bukti kecerdasan beliau. Curah hujan di bulan Januari dan Februari sangat tinggi. Apabila dipaksa panen di bulan ini maka harga gabah di tingkat petani akan jatuh. Terlebih penanganan pasca panen masih konvensional hanya mengandalkan matahari. Bergaining position perusahaan penggilingan yang mempunyai dryer dan silo pastinya sangat kuat. Hal ini akhirnya dimanfaatkan mereka untuk menekan harga gabah di tingkat petani.
“Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Hari esok harus lebih baik dari hari ini. Sebagai umat muslim kita harus optimis menjalani hidup. Bagaimana caranya? Pasti ada jalannya." Begitu nasehatnya di depan Kelompok Tani Ternak Patuh Angen Desa Sembung Lombok Barat agar terus semangat menjalankan usaha ternaknya.
Ya, Presiden Jokowi sangat tepat telah memilih alumni Sorbonne ini menjadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Mulai kebijakan di sektor moneter sampai sektor riil dia kuasai dengan detail. Apalagi menyangkut data statistik, memorinya sangat kuat terlebih didukung dengan kemampuan analisis yang sangat komprehensif, maka lahirlah kebijakan yang tidak hanya berpihak kepada produsen/petani tapi juga kepada konsumen.
Diantara Gulungan Ombak Pantai Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat 12 Februari 2017
Teruntuk Eyang D.M. semoga lekas sehat Al-Fatihah
Teruntuk Suami dan Mutiara Kalbu kami-Auroa, terima kasih cinta dan kasih sayangnya, tanpa kalian mamah hanya butiran debu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H