Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di OPD Provinsi Jawa Timur, yang meliputi berbagai tingkatan jabatan. Sampel yang digunakan adalah sejumlah pegawai yang dipilih secara acak dari OPD yang representatif untuk menggambarkan kondisi akuntabilitas yang ada.
4.2 Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang diukur untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja, antara lain:
- Kepemimpinan: Kualitas kepemimpinan dan sikap pemimpin dalam mendukung akuntabilitas.
- Sumber Daya Manusia (SDM): Kualitas dan kompetensi pegawai dalam mendukung pelaksanaan tugas mereka.
- Prosedur dan Sistem Pengawasan: Kejelasan prosedur kerja dan efektivitas sistem pengawasan dalam instansi.
- Budaya Organisasi: Sejauh mana budaya organisasi mendukung prinsip-prinsip akuntabilitas.
- Teknologi dan Sistem Informasi: Penggunaan teknologi dalam meningkatkan transparansi dan pengawasan.
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang diisi oleh pegawai OPD. Kuesioner tersebut mengukur persepsi pegawai terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan inferensial untuk mengidentifikasi hubungan antara variabel-variabel yang ada.
4.4 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor-faktor yang diteliti terhadap akuntabilitas kinerja. Selain itu, penulis juga melakukan analisis mendalam terhadap hubungan antar faktor dan bagaimana mereka saling mempengaruhi dalam konteks pengelolaan kinerja pemerintahan.
5. Temuan Utama dalam Jurnal
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan yang baik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan. Pemimpin yang berorientasi pada hasil dan transparansi dapat menciptakan lingkungan yang mendukung akuntabilitas. Selain itu, kualitas SDM juga menjadi faktor penting; pegawai yang kompeten dan memiliki integritas tinggi cenderung lebih mampu menjalankan tugas mereka dengan akuntabel.
Faktor budaya organisasi juga ditemukan berperan besar dalam menentukan sejauh mana akuntabilitas dapat diterapkan. Budaya yang mendukung transparansi dan etika kerja yang tinggi berpotensi memperkuat implementasi akuntabilitas. Teknologi informasi juga ditemukan memiliki peran penting dalam meningkatkan transparansi dan akurasi pelaporan kinerja.
Namun, penulis juga menemukan bahwa meskipun faktor-faktor tersebut memiliki pengaruh, terdapat tantangan dalam implementasi akuntabilitas yang optimal. Beberapa faktor eksternal, seperti pengaruh politik, birokrasi yang kaku, dan kurangnya pelatihan bagi pegawai, menjadi kendala dalam penerapan akuntabilitas yang lebih baik.