Mohon tunggu...
Niken SafitriAvianjani
Niken SafitriAvianjani Mohon Tunggu... Lainnya - Niken Safitri Avianjani, 121211100, Universitas Dian Nusantara, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Nama dosen Prof. Apollo Daito.

Niken Safitri Avianjani, 121211100 Universitas Dian Nusantara, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Bisnis, Nama dosen Prof. Apollo Daito.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kinerja Organisasi serta Implikasinya terhadap Kualitas Pelayanan Organisasi Sektor Publik

23 Oktober 2024   08:34 Diperbarui: 23 Oktober 2024   09:13 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Kinerja Organisasi serta Implikasinya terhadap Kualitas Pelayanan Organisasi Sektor Publik

Pendahuluan


Di dalam sektor publik, baik buruknya pelayanan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, dapat dijadikan tolok ukur untuk menilai seberapa besar komitmen organisasi sektor publik tersebut terhadap kemauan dan kemampuannya memberikan pelayanan yang berkualita kepada masyarakat. sebagaimana kita ketahui, tuntutan terhadap pelayanan yang berkualitas disuarakan oleh berbagai lapisan masyarakat penerima layanan. Dengan kata lain, masyarakat belum merasakan manfaat yang optimal dari proses dan hasil layanan yang diberikan oleh organisasi publik. Secara objektif dapat kita katakan bahwa dalam hal pemberian pelayanan, organisasi sektor swasta terbukti mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para penggunanya. Kualitas pelayanan yang diberikan organisasi publik pada umumnya nampak masih jauh dari standar yang diharapkan. Hal tersebut didasarkan kepada fakta dimana penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam memberikan pelayanan masih jauh dari yang diharapkan.

Organisasi sektor publik sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita, seperti ketika kita berinteraksi dengan lembaga pemerintah seperti Departemen Pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, atau Kepolisian (Nordiawan, 2011). Salah satu perbedaan mencolok antara sektor publik dan swasta terletak pada tujuan mereka; sektor swasta berfokus pada profit, sedangkan sektor publik bertujuan untuk memberikan layanan kepada masyarakat, seperti di bidang pendidikan, kesehatan, keamanan, dan transportasi (Mardiasmo, 2009).

Kinerja organisasi sektor publik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tujuan yang jelas, motivasi kerja, sistem pengukuran kinerja, dan partisipasi dalam perencanaan anggaran. Konsep pemerintahan yang baik muncul sebagai upaya untuk meningkatkan manajemen dan pembangunan masyarakat (Keban, 2000). Banyak negara telah mengadopsi pendekatan New Public Management (NPM) dan Reinventing Government untuk memperbaiki kinerja instansi pemerintah (Mardiasmo, 2002).

Dengan pendekatan ini, diharapkan instansi pemerintah dapat mencapai kinerja yang sebanding dengan sektor swasta. Upaya untuk meningkatkan kinerja di sektor publik saat ini lebih fokus pada penetapan tujuan yang spesifik, pembagian kewenangan, dan metode pengukuran serta evaluasi kinerja (Verbeteen, 2007). Praktik manajemen kinerja ini ditujukan untuk memperbaiki kinerja lembaga pelayanan publik di Indonesia, terutama melalui kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan penganggaran.

Motivasi kerja menjadi salah satu faktor kunci dalam meningkatkan kinerja organisasi. Kinerja yang baik dapat dicapai jika pegawai memiliki motivasi yang tinggi, serta pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Oleh karena itu, manajemen harus memperhatikan faktor motivasi untuk mendorong kontribusi pegawai dalam mencapai tujuan instansi. Contohnya, memberikan penghargaan kepada pegawai yang menyelesaikan tugas secara efisien dapat meningkatkan semangat kerja (Hasibuan, 2007 dalam Wirham, 2014).

Sistem pengukuran kinerja juga berperan penting dalam menentukan keberhasilan organisasi sektor publik. Keberhasilan tidak hanya dinilai dari aspek keuangan, melainkan juga dari kinerja secara keseluruhan (Nordiawan, 2011). Pengukuran kinerja membantu menilai sejauh mana program atau kegiatan dilaksanakan sesuai rencana dan mencapai target yang ditetapkan. Proses ini melibatkan penetapan indikator kinerja yang memungkinkan unit kerja untuk memantau output dan outcome yang dihasilkan (Nordiawan, 2011).

Namun, banyak permasalahan muncul akibat rendahnya kinerja organisasi pemerintah, termasuk pengelolaan sumber daya yang kurang optimal. Hal ini menyebabkan lambatnya peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, organisasi, baik di sektor publik maupun swasta, harus fokus pada peningkatan kinerja pegawai, baik individu maupun kelompok.

Dengan kinerja yang baik, tugas-tugas dalam organisasi dapat diselesaikan dengan lebih efisien dan efektif. Dalam konteks sektor publik, tantangan yang perlu diatasi meliputi motivasi dan komitmen pegawai yang rendah, serta kepemimpinan yang kurang optimal dalam mengarahkan dan memberdayakan tim. Selain itu, kerjasama antar pegawai dan unit kerja perlu ditingkatkan, dan fasilitas serta desain pekerjaan harus lebih memperhatikan aspek ergonomis untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.

What: Apa Itu Kinerja Organisasi?
Kinerja organisasi adalah ukuran sejauh mana organisasi berhasil mencapai tujuannya. Dalam konteks sektor publik, kinerja sering diukur melalui berbagai indikator, seperti:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun