Pemahaman diri adalah kesadaran seseorang mengenai siapa dirinya. Menurut Santrock (2017) pemahaman diri merupakan representasi kognitif remaja mengenai konsep diri. Pemahaman diri sangat penting, karena menyangkut bagaimana seseorang memandang dirinya positif atau negatif, baik ataupun tidak baik. Warjito (2010) menyatakan bahwa salah satu penentu keberhasilan adalah pemahaman diri. Pemahaman diri dapat membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Sehingga pemahaman diri ini merupakan hal yang unik. Ridwan (2011) menyatakan bahwa pemahaman diri sangat luas tidak hanya mengenai identitas diri, tetapi menyangkut sosial, spiritual, kelebihan dan kekurangan. Pemahaman diri bukanlah suatu hal yang tiba-tiba muncul, namun proses pembentukkan pemahaman diri dipengaruhi oleh interaksi sosial, budaya dan norma yang berlaku. Pemahaman mengenali diri dapat digunakan sebagai tumpuan untuk meningkatkan prestasi belajar, mencapai cita-cita, kegiatan belajar, dan pengambilan keputusan. Sedangkan pengertian pemahaman diri siswa menurut Hartono (2010) adalah pengenalan yang mendalam mengenai potensi diri yang mencakup nilai, sikap, minat, abilitas, dan kepribadian. Pengenalan tersebut mencakup 2 hal yaitu kelebihan dan kekurangan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemahaman diri merupakan individu yang mengetahui potensi dirinya yang mencakup potensi fisik (panca indra, dan seluruh anggota badan) dan potensi psikis (kepribadian, ability, minat, nilai, sikap, dll.). Kemudian hal tersebut membuat individu mengetahui arah dan tujuan hidupnya.
- Tujuan Pemahaman DiriÂ
Warjito (2010) mengemukakan tujuan dari pemahaman diri adalah untuk membantu mengeksplorasi emosional, nilai, kemampuan, bakat, dan minat pada siswa. Siswa yang memahami serta mengetahui dirinya, memiliki peluang lebih besar untuk meraih cita-cita, dibandingkan dengan siswa yang belum mengenal diri sendiri. Siswa yang memahami diri telah mengetahui kelebihan, kekurangan, kemampuan, minat, kepribadian, sehingga siswa tersebut memilih arah masa depan yang sesuai dengan dirinya (realistis). Cita-cita yang mereka miliki akan sesuai dengan potensi diri.
- Dimensi Pemahaman DiriÂ
Pemahaman diri pada masa remaja bersifat kompleks dan melibatkan beberapa aspek yang ada dalam dimensi-dimensi pemahaman diri remaja, antara lain:
- Abstrak dan idealistik
- Cara berfikir remaja bersifat abstrak, konsep diri belum jelas apakah remaja tersebut lebih baik atau lebih buruk dari keadaan sebenarnya (real-self). Tidak semua remaja menggambarkan dirinya dengan cara yang idealis, sebagian remaja bisa membedakan real-self dengan ideal-self.
b) Kesadaran diri (self-conscious)
Remaja lebih sadar akan dirinya, mengenali emosi dan perasaan-perasaan yang ada dalam diri, serta lebih mengenali keinginan dan kemauan diri. Selain introspeksi, remaja akan meminta pendapat teman sebaya untuk mengetahui siapa dirinya.
c) Diri yang berfluktuasi
Salah satu ciri masa remaja adalah kurangnya kestabilan. Serta sifat kontradiksi pada masa remaja membuat munculnya fluktuasi.
d) Real-self dan ideal-self
Pada diri remaja dapat terjadi kesenjangan atau diskrepansi antara real-self dan ideal-self. Kesenjangan dapat memotivasi remaja untuk perubahan, namun apabila gagal mengatasi kesenjangan tersebut akan memunculkan emosi negatif, seperti kecewa, sedih, dan tidak puas. Kemudian perbedaan yang terlalu jauh antara real-self dan ideal-self dapat menunjukkan tanda ketidakmampuan menyesuaikan diri.
e) Integrasi diri
Pemahaman diri menjadi lebih terintegrasi, dan bagian-bagian dari diri yang terpisah dapat digabungkan secara sistematis.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Diri SiswaÂ
- Faktot internal
Jasmani (cacat tubuh dan kesehatan) dan Psikologis (inteligensi, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) merupakan faktor internal yang dapat memengaruhi pemahaman diri.
- Faktor eksternal
Menurut Hurlock masa remaja merupakan masa transisi. Labilitas yang tinggi sehingga mudah terpengaruhi oleh lingkungan luar, yang termasuk faktor internal diantaranya adalah keluarga, teman sebaya dan sekolah.
Referensi
Febrina, Anglia. (2006). Pemahaman diri pada remaja. Journal Media page 6.
Hartono. (2010). Bimbingan Karier. Jakarta; Prenada Media Group.
Hartono. (2010) Tujuan Pemahaman Diri, Ciri-ciri Siswa yang Memahami Dirinya. Jakarta; kencana.
Hurlock, Elizabet B. (1991). Psikologi Perkembangan suatu Pendekatan Rentang Kehidupan", edisi kelima. Jakarta; Erlangga.
Jhon W. Santrock. (2017). Perkembangan Anak. Jakarta; Erlangga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H