Setelah masa inkubasi DBD selesai, tubuh pun akan mulai menunjukkan gejala awal penyakit DBD. Gejala demam berdarah ini mirip dengan penyakit flu parah dan bertahan selama 2-7 hari. Beberapa gejala penyakit DBD yang dimaksud antara lain:
- Demam tinggi hingga mencapai sekitar 40Celsius.
- Sakit kepala berat.
- Nyeri pada bagian belakang mata.
- Muncul bintik-bintuk kemerahan di kulit.
- Mual dan muntah.
- Nyeri otot dan persendian.
Setelah 3-7 hari sejak gejala pertama kali muncul, tubuh akan terasa membaik. Demam pun akan turun sendiri dengan suhu tubuh menjadi di bawah 38C. Namun sebenarnya ini adalah fase kritis DBD yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, yakni perdarahan.
Setelah memasuki fase kritis, ada beberapa gejala DBD yang harus Anda waspadai, yaitu:
- Nyeri perut parah
- Muntah terus-menerus
- Sesak napas
- Gusi berdarah
- Mimisan
- Muntah darah
- Tubuh terasa lelah atau lemas
Jika mengalami gejala tersebut, segeralah ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.
Kebijakan Pengendalian Demam Berdarah Dengue (P2DBD), Berdasarkan Kebijakan Nasional untuk P2DBD sesuai KEPMENKES No.581/MENKES/SK/VII/1992 Tentang Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue.
Kebijakan umum pengendalian penyakit DBD meliputi:Â
1. Kebijakan perilaku dalam hidup sehat dan kemandirian terhadap P2DBD.
2. Meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penyakit DBD.
3. Meningkatkan ilmu pengetahuan teknologi program DBD.
4. Memantapkan kerjasama lintas sektor atau lintas program pembangunan berwawasan lingkungan.
Beberapa strategi yang dirumuskan
dalam program pemberantasan penyakit
DBD yaitu melalui:
Pemberdayaan masyarakat. Hal ini
ditempuh dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan penyakit DBD melalui
KIE, pemasaran sosial, advokasi, dan
berbagai upaya penyuluhan kesehatan
lainnya secara intensif dan
berkesinambungan.
Peningkatan kemitraan berwawasan bebas
dari penyakit DBD. Upaya pemberantasan
penyakit DBD tidak dapat dilaksanakan
oleh sektor kesehatan saja, peran sektor
terkait pemberantasan penyakit DBD
sangat menentukan.
Peningkatan profesionalisme pengelola
program Sumber Daya Manusia yang terampil dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan salah satu unsur
penting dalam pelaksanaan program
P2DBD.