Dalam rangka mendampingi ibu-ibu anggota PKK Desa Sambigede agar tetap berkreasi di masa pandemi ini, tim KKN Universitas Negeri Malang mengadakan kegiatan Workshop Ecoprint dengan tema "Pemberdayaan Perempuan dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian di Desa Sambigede". Pelatihan ini diselenggarakan di balai desa Sambigede dan diikuti sebanyak 20 peserta.
      Awal kegiatan dimulai dengan pengenalan mengenai ecoprint kepada peserta Workshop. Ecoprint sendiri adalah teknik memberikan pola pada kain dengan menggunakan bahan alami berupa daun, bunga, maupun batang tumbuhan yang memiliki pigmen warna. Bahan pewarna yang dapat digunakan di antaranya daun jati, jambu, pepaya jepang, pakis, dan daun kenikir.
      Setelah pengenalan singkat mengenai ecoprint, kegiatan Workshop Ecoprint dilanjutkan dengan praktik pembuatannya, sehingga ibu-ibu anggota PKK dapat belajar sekaligus berkonsultasi secara langsung mengenai teknik ecoprint yang digunakan. Teknik yang umum digunakan untuk ecoprint sendiri ada dua, yaitu teknik steam atau kukus dan teknik pounding atau pukul. Pada pelatihan kali ini, teknik yang digunakan adalah teknik pounding dengan media berupa tote bag.
      Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk ecoprint teknik pounding cukup sederhana yaitu: tote bag putih polos (kain blacu), daun (pepaya jepang dan kenikir), timba, dan tawas untuk proses fiksasi. Setelah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, peserta langsung diajak untuk mempraktikkan cara pembuatan ecoprint, sebagai berikut:
      Langkah pertama, dengan menyiapkan tote bag yang akan diberi pola ecoprint. Kemudian, dilanjut dengan mengatur daun yang akan dijadikan pola pada tote bag. Agar pola yang dibuat tidak tercetak di kedua sisi tote bag, maka perlu diberi pembatas berupa plastik di antara daun dan sisi yang tidak ingin dicetak pola. Setelah siap, dilanjutkan langkah utamanya, yaitu memukul daun sampai pigmen warnanya meresap dan tercetak ke serat kain. Pada langkah ini, kita bisa mengatur pola sesuka hati kita. Setelah itu, biarkan sebentar tote bag yang sudah diberi pola agar kering. Kemudia sisa daun yang masih menempel pada tote bag dibersihkan juga. Sebagai catatan, proses pengeringan cukup diangin-anginkan saja, jangan langsung terpapar sinar matahari langsung karena akan membuat warna pola lebih cepat luntur.
Kegiatan pelatihan ecoprint ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya warga Desa Sambigede terhadap produk yang ramah lingkungan. Selain itu, diharapkan juga agar ecoprint ini dapat dimanfaatkan menjadi peluang usaha kerajinan seperti masker, baju, celana, jilbab dan tas bagi pelaku UMKM di Desa Sambigede.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H