Mohon tunggu...
Nikanor ErensSiki
Nikanor ErensSiki Mohon Tunggu... Guru - guru

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Pantai Tarimbang, Tempat Berselancar Para Turis Asing di Sumba Timur

12 Maret 2024   17:53 Diperbarui: 12 Maret 2024   18:02 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Vila Purnama  - Taken: Jhuliuz Leo

Senin, 11 Maret 2024. Saya sekeluarga bersama dengan Team misi dari Gereja GJSA Hagios Waingapu melakukan perjalanan ke pantai Tarimbang dan sekaligus melayani orang Marapu (Aliran Kepercayaan nenek moyang di Sumba) kampung Tandulla Jangga. Dengan jarak tempuh 100 KM dari kota Waingapu.

Kami berkumpul di gedung Gereja GSJA Hagios Waingapu Sebelum kami berangkat, kami berdoa bersama pada jam 06:30 WITA agar perjalanan kami ke Tarimbang bisa berada dalam tuntunan dan lindungan Tuhan.  

Setelah itu kami sarapan bersama dan  kami berangkat pada jam 07:00 WITA dari kota Waingapu. Kami berjumlah 17 orang dengan menggunakan Mobil Pickup Carry. Kami berangkat dengan cuaca yang kurang baik dan dalam keadaan sedang hujan dan sopir sudah menyiapkan terpal untuk kami agar tidak basah diguyur hujan. 

Dalam perjalanan menuju ke pantai Tarimbang, kami masih singgah di pasar Wairinding pada jam 07 : 35 WITA dikarenakan salah satu dari  team kami mabok perjalanan. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan melewati beberapa pemandangan alam disekitar bukit Wairinding, dimana tempat ini juga menjadi salah satu spot terbaik yang sering di kunjungi para Tourist Asing yang ada di Sumba.

Awalnya perjalanan kami kesana aman-aman saja, namun setelah kami memasuki simpang menuju ke Tarimbang pada jam 09:10 WITA kami diperhadapkan dengan jalan yang berlubang - lubang. Sehingga kami begitu kesulitan melewati jalan tersebut ditambah hujan yang membuat air memenuhi lubang - lubang tersebut dan sopir juga belum menguasai area perjalanan menuju Tarimbang. 

Pada jam 10:30 kami berhenti di pasar untuk membeli kopi sambil bercerita dengan masyrakat disitu yang sedang berteduh karena diguyur hujan. kemudian kami melanjutkan perjalanan pada jam 10:40 WITA. Dalam perjalanan kami juga sempat berpose disebuah tempat bernama Purnama, dan di tempat kami menemukan puing-puing sisa dari sebuah Vila yang pernah ada di tempat yaitu Vila Purnama. Tempat hangus terbakar oleh ulah orang gila. 

Setelah kami berfoto bersama, kami kembali melanjutkan perjalanan hingga pada jam 12:00 WITA kami sampai di Kampung Tandulla Jangga. Tempat itu masih sangat susah dijangkau karena jalannya masih sangat rusak & licin. 

Kami bertemu dengan ketua adat ditempat itu dan kami disambut dengan sangat baik dan ramah oleh orang-orang disana ditambah dengan tempat sirih pinang (Pahappa) sebagai tanda penghormatan terhadap tamu yang datang. kami juga di suguhkan kopi dan setelah itu kami makan bersama keluarga disana.

Rumah Adat Tandulla Jangga - Taken: Dominggus
Rumah Adat Tandulla Jangga - Taken: Dominggus

Setelah kami makan bersama, kami mendoakan orang-orang sakit (orang bisu, paru-paru dan rabun) dan juga kami mendoakan semua orang yang di tempat tinggal ditempat itu termasuk ketua adatnya. Dan Puji Tuhan, semua boleh berjalan dengan baik. 

Di tempat itu hanya ada satu rumah namun ada begitu banyak pohon produktif (Kelapa, Jeruk, Sirih dan pohon pinang). Didaerah itu suasana masih sangat asri dan kelilingi dengan hutan yang begitu luas. Disana masih banyak satwa liar seperti ayam hutan, babi hutan, rusa, monyet dan masih banyak lagi.

Mendoakan bapak yang sakit paru-paru - Taken: Marni Siki
Mendoakan bapak yang sakit paru-paru - Taken: Marni Siki

Mendoakan orang bisu - Taken: Marni Siki
Mendoakan orang bisu - Taken: Marni Siki

ibadah bersama - Taken: Marni Siki
ibadah bersama - Taken: Marni Siki

Mendoakan orang rabun - Taken: Marni Siki 
Mendoakan orang rabun - Taken: Marni Siki 

Setelah kami mendoakan mereka, kami pamit pulang pada jam 03:10 WITA dan melanjutkan perjalan ke pantai Tarimbang. Namun ketika kami pamit mereka telah menyediakan jagung muda dan sayuran untuk kami bisa bawa pulang ke waingapu tentu kami sangat senang akan hal itu. pada jam 04:20 WITA, kami tiba di pantai Tarimbang. 

Di sana kami berfoto bersama dan walaupun dalam keadaan hujan masih saja ada wisatawan asing yang berselancar ditempat itu. Kami hanya singgah sebentar di pantai Tarimbang karena cuaca yang kurang bersahabat.

Foto Bersama di Pantai Tarimbang - Taken: Jhuliuz Leo
Foto Bersama di Pantai Tarimbang - Taken: Jhuliuz Leo

Foto Bersama Istri - Taken: Jhuliuz Leo
Foto Bersama Istri - Taken: Jhuliuz Leo

 

Dan setelah itu kami balik ke kota Waingapu dan masih dalam keadaan di guyur hujan hingga  pada jam 21:30 WITA puji Tuhan kami tiba di Gereja dengan selamat.

 

Kami sangat mengharapkan agar pemerintah memperhatikan jalan menuju Tarimbang untuk masyarakat disana juga bisa dengan aman pergi pulang Waingapu, sebagai pusat kota dan juga agar memperjalanan para wisata asing.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun