Mohon tunggu...
GuleTerro Ngabberre
GuleTerro Ngabberre Mohon Tunggu... -

Aku ingin hidup lebih baik\r\n\r\nblog: \r\nhttp://belajarbahasainggrisprivatgratis.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajar yang Hendak Punah

4 September 2012   04:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu lalu saya mendapat info kerja dari rumah diinternet. Menarik, tapi ternyata harus daftar dulu sekian rupiah. Saya Tanya, apa ada pekerja yang juga berasal dari kota saya, atau kota tetangga. Adminnya menjawab tidak ada, bahkan tidak bias bertemu karena masih rahasia.

Hehe… Aneh.

Saya bilang aja, “Bagaimana kalau saya pinjam dulu, nanti potong penghasilan/gaji”, dia bilang tidak bias.

Ternyata kejadian semacam ini bukan hanya di internet. Sudah tersebar luas bahkan orang-orang desa sudah sangat tahu kalau untuk menjadi guru swasta di kotaku harus bayar 5-6 juta, bahkan lebih. Apalagi untuk menjadi guru negeri.

Di Negara Finlandia, siswa bisa menikmati pendidikan gratis. Di sini, calon gurunya pun tidak gratis. Bahkan, ibu di Finlandia yang baru melahirkan anak mendapat bantuan dari pemerintah, seperti gaji untuk memenuhi pendidikan anaknya. Wah, hebat.

Pendidikan.

Sekolah.

Lembaga kursus.

Dan semacamnya.

Dulu, khususnya di desa, anak-anak diwajibkan belajar agama di musholla dan madratsah. Pelajarannya adalah ilmu ahlak/tata krata dan ilmu tata cara beribadah, serta kalau boleh saya sebut ilmu terapan budaya. Keberhasilan pendidikan saat itu ditentukan oleh perubahan perilaku anak didik. Sementara untuk survive, kyai dan ustadz sering mengingatkan untuk menjadi orang jujur agar dipercaya orang untuk diminta jasanya. Saat itu kami diajari berwira usaha, kadang diajak ke sawah belajar bertani, atau disuruh jual buah dan semacamnya agar kami tahu berdagang.

Kemudian hal tersebut berubah. Pendidikan agama dianggap tidak mampu membuat masyarakat menjadi kaya, tidak bisa menjadi pegawai karena tidak punya ilmu administrasi dan semacamnya. Bahkan sekolah madratsah diberi buku Matematika dan kawan-kawannya, padahal kami sudah sekolah SD di pagi harinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun