Lalu setelahnya, kami akan makan bersama dan saling bercakap-cakap. Mungkin kebiasaan-kebiasaan seperti ini terdengar cukup sederhana, tetapi dampak yang kami rasa cukup besar. Setelah sibuk dengan kegiatan masing-masing, disaat seperti inilah menjadi waktu yang tepat untuk berkumpul dan saling bercerita tentang kabar masing-masing.
Tak jarang para orangtua juga menceritakan masa kecil mereka dan bernostalgia akan hal itu. Sederhana tetapi sangat menyenangkan. Di hari raya Galungan sendiri, saat pulang ke desa akan diadakan rapat keluarga dan saling bertukar kabar.
Berbagi lungsuran pun sudah sangat lumrah terjadi, kebetulan rumah kakek dan nenek saya berada di tengah-tengah dari satu keluarga besar. Sehingga sesaat setelah selesai bersembahyang kami akan duduk-duduk dan berkumpul bersama di terasnya. Saat kecil dulu, di saat seperti ini saya akan bermain dengan sepupu dan saudara saya yang lain, sangat menyenangkan untuk diingat.
Upacara keagamaan seperti Galungan merupakan suatu waktu yang tepat untuk mendekatkan diri dengan tuhan, sesama, dan menjaga lingkungan.
Konsep tri hita karana yang kuat akan sangat terealisasikan. Setiap keluarga pasti memiliki kebiasaan-kebiasaan yang unik dan terjadi setiap tahunnya. Selama kebiasaan tersebut berdampak positif, tentu harus terus dilakukan dan dilestarikan. Jangan sampai karena perubahan zaman yang semakin canggih, yang jauh bisa menjadi dekat tetapi yang dekat malah sebaliknya yaitu menjadi jauh.
Kebiasaan yang sederhana seperti sekadar memasak bersama dan juga berkumpul setelah persembahyangan mungkin terdengar sepele, tetapi kenyataanya begitu besar dampak yang mungkin dihasilkan.
Terkadang dampaknya tidak hanya dirasakan sekarang, tetapi bisa di kemudian hari. Komunikasi yang erat dan memastikan seluruh keluarga tetap dalam jangkauan akan sangat berguna untuk senantiasa mempertahankan tali silaturahmi yang kuat.
Nama : Ni Kadek Sri Intan Putri Ariawan
NIM : 2118011016
Jurusan : Kedokteran
Program Studi : Kedokteran