Mohon tunggu...
Ni Kadek Mira Pratiwi
Ni Kadek Mira Pratiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Undiksha

Saya Mira Pratiwi mahasiswa Undiksha prodi Pendidikan Kimia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Makna Ajaran Agama Hindu di Panti Asuhan

26 Desember 2023   15:09 Diperbarui: 26 Desember 2023   18:54 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap agama pasti mengajarkan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Agama Hindu khusnya, memiliki ajaran – ajaran yang mengajarkan dan menekankan nilai – nilai kebaikan, dan kepedulian terhadap sesama dan lingkungan. Dalam kehidupan sehari –hari nilai  ini tercermin dari aspek tertentu dan dengan cara yang berbeda. Hal yang paling sederhana bisa dilakukan dalam perilaku sehari – hari seperti membantu orang lain yang sedang kesusahan, berpatisipasi dalam kegiatan sosial, menyumbangkan waktu untuk kegiatan masyarakat, dan yang paling mencolok adalah berbagai upacara kegamaan. Menurut ajaran Agama Hindu, Tuhan menciptakan alam dan manusia berdasarkan Yadnya. Tuhan menciptakan Rta dan Dharma dalam kehidupan manusia, yang mana Rta adalah hukum alam yang menyebabkan alam bereksistensi sesuai dengan alaminya. Sementara Dharma yang mencakup konsep, aturan, etika, dan prinsip yang mengarahkan individu dalam konteks kehidupan. Hukum karma juga memiliki peran yang sangat esensisal karena meyakini bahwa setiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang, akan memiliki akibat yang sesuai. Oleh karena itu, manusia yang merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna, memiliki Bayu, Sabda, dan Idep perlu beryadnya pada isi alam dibumi. Dalam praktiknya, kepedulian menjadi landasan moral yang kuat terhadap kehidupan yang harmonis dan positif.

Di zaman sekarang ini, Yadnya yang dilakukan oleh masyarakat Hindu sering disamakan dengan upakara (banten) sebagai sarana persembahan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Hal ini dikarenakan upacara merupakan hal yang paling mudah dilakukan oleh masyarakat. Namun, menurut saya, Yadnya itu merupakan pengorbanan suci yang tulus ikhlas. Dalam artian, Yadnya bukan hanya dalam bentuk upacara (banten) saja, tetapi juga pada aktivitas yang berlandaskan Dharma. Kita sebagai umat Hindu wajib menjalankan kewajiban beryadnya dengan seimbang, baik Yadnya untuk Tuhan, Yadnya untuk sesama manusia, dan Yadnya dengan lingkungan kita. Dalam Agama Hindu dikenal ajaran Tri Hita Karana yang memiliki makna 3 unsur/penyebab dari kebahagiaan. Adapun 3 unsur dari ajaran Tri Hita Karana yaitu Parhyangan, Palemahan, dan Pawongan. Ketiga unsur/aspek ini harus berjalan seimbang agar tercipta keharmonisan dalam kehidupan.

Salah satu aspek penting adalah Pawongan yang mana salah satu caranya yaitu melalui Yadnya dalam bentuk pengorbanan harta (materi) misalnya membangun Panti Asuhan. Dengan adanya panti asuhan dapat memberikan kesejahteraan kepada anak – anak, memberikan akses yang mudah dalam belajar, serta memberikan dorongan yang positif terhadap tindakan anak – anak. Panti asuhan menjadi salah satu cara menerapkan konsep pelayanan tanpa pamrih dan kasih sayang dalam agama Hindu. Kita sebagai umat Hindu hendaknya selalu membantu seseorang terutama anak – anak yang tidak memiliki dukungan yang cukup baik dari ekonomi, pendidikan, dan lainnya. Melalui panti asuhan anak – anak akan mendapatkan perlindungan, kasih sayang, dan dukungan untuk menjalani hidup. Bukankah ini merupakan salah satu dari Yadnya yang penting dan mulia?

Selain membangun panti asuhan, kita bisa beryadnya dengan cara mengunjungi panti asuhan. Yang mana kita sudah memiliki niat dan kepedulian untuk membantu sesama manusia, dan melakukan Yadnya. Panti asuhan bukan sekedar dari kegiatan sosial namun hal ini merupakan salah satu implementasi/penerapan dari nilai – nilai agama Hindu. Menurut ajaran Agama Hindu, banyak sekali ajaran-ajaran yang baik melalui panti asuhan, yakni Tat Twam Asi, Tri Hita Karana, Bhakti, Karma Phala, dan Seva atau pelayanan tanpa pamrih. Penerapan ajaran Tat Twam Asi sangat melekat pada panti asuhan, bisa kita lihat dari niat dan kepedulian untuk membantu anak – anak sehingga tercipta kerukunan, rasa persaudaraan, saling peduli, saling menghormati, dan menciptakan lingkungan yang positif.

Selain itu, ketika kami mengunjungi panti asuhan tersebut kami dapat melihat bahwa ajaran Tri Hita Karana sangat diterapkan dalam kehidupan mereka di panti asuhan. Contoh pada aspek Parhyangan, di panti asuhan anak – anak disana selalu melaksanakan persembahyangan dengan rutin, mereka juga diajarkan untuk membuat banten. Saat pagi hari sebelum berangkat sekolah, mereka akan melakukan persembahyangan bersama. Yang kedua, dari aspek Pawongan, anak – anak di panti asuhan selalu diajarkan untuk hidup rukun dan tetap tegar walaupun mereka tidak memiliki keluarga yang lengkap, kebutuhan anak – anak di panti asuhan terpenuhi yang mana hal ini memiliki arti bahwa pemilik panti asuhan tersebut memiliki rasa kepedulian yang sangat tinggi. Disana anak – anak juga diberikan bekal pengetahuan yang akan sangat berguna bagi kehidupan mereka kedepannya. Ketiga, dilihat dari aspek Palemahan. Di panti asuhan mereka selalu diajarkan untuk bertanggung jawab kepada lingkungan, anak – anak di panti asuhan tersebut akan melakukan kerja bakti membersihkan area panti sebelum mereka melakukan persembahyangan.

Puncak dari nilai ajaran Agama Hindu adalah Bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Membangun panti asuhan maupun berkunjung saja merupakan implementasi dari Bhakti itu sendiri. Umat Hindu meyakini adanya Karma Phala yang mengacu pada konsekuensi, sehingga melalui Bhakti yang suci dan tulus ikhlas pasti akan mendatangkan Karma atau buah yang baik kepada kita. Jika kita melakukan kegiatan – kegiatan yang berlandaskan ajaran Dharma tentu ini akan mengakibatkan kebahagiaan untuk semua orang. Pengalaman dari berkunjung ke panti asuhan ini membuat saya memahami apa kewajiban moral saya sebagai seorang manusia, dan mengajarkan saya banyak sekali nilai – nilai yang harus saya terapkan di kehidupan .

Rasa empati dan syukur saya sangat dibangkitkan setelah saya berkunjung ke panti asuhan. Melihat mereka yang bahkan tidak memiliki keluarga, membuat hati saya merasa sedih. Saya selama ini merasa bahwa hidup saya sangatlah kurang. Namun, setelah saya berkunjung ke panti asuhan saya mulai mengerti dan mengucapkan banyak ras asyukur karena selama ini saya termasuk orang yang beruntung. Memiliki keluarga yang selalu mendukung saya, walaupun kami melalui berbagai tantangan. Anak – anak di panti asuhan juga menyadarkan saya bahwa saya harus tegar menjalani hidup ini dan harus selalu menerapkan kewajiban saya terhadap penerapan ajaran agama Hindu dalam hidup saya. Oleh karena itu, melalui artikel ini saya ingin menyampaikan bahwa kita harus selalu bersyukur atas apa yang kita dapatkan dalam kehidupan ini, kita juga harus selalu memiliki sedikit saja kesadaran terhadap kuasa Tuhan dan selalu menerapkan ajaran –ajaran agama dalam hidup kita. Jika kita melakukan sesuatu berlandaskan kebenaran (Dharma) niscaaya hal ini akan memberikan dampak yang sangat positif dalam kehidupan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun