[caption id="attachment_100662" align="alignleft" width="300" caption="freedigitalphotos.net"][/caption]
Di antara kita mungkin ada yang pernah berusaha melamar beasiswa ke luar negeri. Atau mungkin punya kenalan, rekan, sahabat atau pacar yang berminat studi ke luar negeri?Sebenarnya modal pintar saja tidak cukup, tapi juga dibutuhkan ketekunan, kesabaran dan kemauan yang kuat. Tak kalah pentingnya adalah well-informed, saat ini banyak sekali peluang untuk mendapatkan beasiswa ke luar karena banyaknya pilihan.
Apply beasiswa memang gampang-gampang susah. Susah awalnya, tapi jika kita sudah pernah berhasil sekali, akan lebih mudah untuk mendapatkan beasiswa lain. Di artikel ini saya ingin berbagi pengalaman sebagai pemburu beasiswa dari tahun 2006-2009. Muluskah perjalanannya? Tidak sama sekali, entah berapa penolakan dan kegagalan yang pernah saya alami. Tapi mengutip catatan super pak Mario Teguh: : “kesulitan hanyalah perasaan tidak enak dari kemudahan“, di balik kesusahan pasti ada kemudahan :-)
Saat ini saya tengah menempuh studi S3 di sebuah universitas di Jerman. Sebelumnya saya juga sangat beruntung mendapatkan beasiswa belajar S2 di Jepang. Tidak seperti kebanyakan anggapan orang,beasiswa belajar tidak hanya terbatas untuk kalangan pengajar/ dosen/ peneliti/ PNS, melainkan terbuka untuk umum. Contohnya saya, hingga saat ini status saya di Indonesia adalaahhh........seorang istri. :-)
Personally, saya sangat ingin agar lebih banyak orang Indonesia bisa mendapatkan kesempatan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Mengingat tingginya biaya pendidikan di Indonesia, melanjutkan sekolah ke luar negeri gratis tentunya opsi yang sangat menggoda sekaligus menguntungkan. Berikut adalah rangkuman langkah-langkah yang pernah saya tempuh (dan bisa anda praktikkan):
1. Tentukan bidang studi (bukan jurusan, tapi spesialisasi) yg ingin ditekuni.
Graduate study di luar negeri jauh lebih spesifik daripada di Indonesia. Dari awal tentukan bidang yg anda sukai dan banyak-banyaklah belajar ttg itu.
Contoh: Jika bidang studi anda T. Kimia, kemungkinan anda berhasil akan lebih besar jika anda bisa mendeskripsikan field of interest yang spesifik seperti Processing Technology of Commercial and Engineering Plastics atau Extraction of organic substance using non-solvent method, ketimbang menyebutkan jurusannya saja.
2. Rajin2 buka internet, cari info tentang beasiswa.
Bbrp bisa diambil dari sini:
http://scholarship.bursa-lowongan.com/2009/10/ http://scholarship-positions.com/ http://www.beasiswas.info/2009/09/erasmus-mundus-master-scholarship-2010.html, dll.
Banyak negara menawarkan beasiswa dgn quota yg cukup besar tiap tahunnya. (Jepang, Jerman, Perancis, USA, Swiss, Australia, dll). Anda harus rajin buka internet untuk tahu kapan pendaftaran dibuka dan kapan deadline ditutup.
3. Perbaiki bahasa inggris.
Makin bagus bhs inggris anda makin luas kesempatan untuk melamar ke banyak sekolah. FYI, umumnya S2 di luar negeri mensyaratkan TOEFL PBT min. 550 ato IELTS 6.0*. Ambillah tes dari jauh-jauh hari (2-6 bulan sebelum deadline) supaya nanti ketika apply ga bingung tes dadakan. Ambil les bahasa jika perlu.
4. Buatlah study plan dan motivation letter yang bagus dan ‘menjual’.
2 surat ini adalah point penting dimana diri anda dinilai dari cara anda bertutur. Buatlah deskripsi yang scientific, sistematis, jujur, dan mencerminkan kekuatan anda.
5. Surat rekomendasi.
Makin tinggi jabatan struktural perekomendasi anda, makin tinggi chance anda. Perekomendasi sebaiknya bergelar S3, lebih bagus lagi jika beliau Kajur atau Dekan.
6. Buatlah aplikasi minimal ke dua beasiswa.
Banyak jalan menuju Roma. Selainbeasiswa yang ditawarkan oleh negara, ada jalan alternatif yang bisa anda coba (2 beasiswa yang pernah saya dapatkan menggunakan cara ini):
1. Browsing research grup di homepage universitas.
Banyak univ. di luar negeri yg menawarkan beasiswa untuk program spesifik dengan pendanaan berbasis project, kerjasama, atau foundation.
Contoh: beasiswa master of architecture dari Saitama Univ., mech. eng dari RTW Aachen, dll.
Rata2 univ. di luar negeri punya homepage. Eksplorasi homepage universitas untuk melihat tawaran studi untuk mahasiswa internasional berikut fundingnya. Di informasinya juga ada contact person yg bisa dihubungi.
Khusus untuk Jepang atau jika anda ingin melanjutkan studi S3: Dari homepage uni, masuklah ke bagian research group. Biasanya banyak lab/ research group yang menawarkan posisi untuk graduate student dengan dana berbasis project.
Kelebihan dari cara ini adalah anda bisa membidik langsung ke univ. idaman.
2. Buatlah list contact person sesuai bidang yg anda minati dan mulailah mengirim email ke mereka.
Saya dulu bisa mengirim 5 email/ hari ke orang2 yang berbeda.
Be polite. Perkenalkan diri anda, sebutkan dari mana anda tahu mengenai info tsb, nyatakan ketertarikan anda terhadap posisi tsb, sebutkan prestasi dan/ atau kelebihan anda yang lain.
Jika tidak dibalas, jangan putus asa, masih banyak orang lain. Waktu yg dibutuhkan untuk menjalin kontak ini cukup lama dan butuh kesabaran.
FYI, lebih gampang menghubungi professor di eropa daripada di jepang krna sifat orang jepang yg cenderung tertutup. Sbg perbandingan: untuk mendapatkan respon positif dari seorang prof. di jepang, saya butuh sekitar 1 tahun, untuk dapet di eropa hanya butuh sekitar 4-5 bulan.
Jika anda sudah mengantongi rekomendasi professor di univ. tsb., akan jauh lebih mudah untuk mendapatkan beasiswa negara maupun project.
3. Point-point untuk kelengkapan berkas sama seperti no. 3-5 di atas.
Selamat mencoba :-)
*koreksi dari tulisan sebelumnya, IELTS 5.0, terimakasih mbak Inge..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H