Mohon tunggu...
Ni.Hu
Ni.Hu Mohon Tunggu... Freelancer - reflect on each incident before writing

Nothing special

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Stalking X-BF

6 Januari 2021   17:00 Diperbarui: 6 Januari 2021   17:08 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stalking mantan pacar, oke banget atau ngga banget??? 

Waktu baru pertama kalinya jalin hubungan ( maklum saat itu saya masih abg ), ngga terima putus secara sepihak dengan alasan apapun sampai akhirnya kepo-in medsos mantan.. haha..

Tapi sekarang kaga...

Mantan ibarat masa lalu yang bukan untuk dikenang tapi dijadikan pelajaran dalam menjalin hubungan dikemudian hari, dengan siapa nantinya, dan akan berakhir sampai mana. 

Filosofi mengatakan, Hubungan yang dijalanin sekarang pilihan kita, akan berakhir happy ending atau tidak itu Maha Kuasa yang menentukan. 

Bisa dikatakan saya sudah beberapa kali jalin hubungan dengan berbagai karakter dan berakhir juga. 

Ada cerita seperti ini ( termasuk kesimpulan dari saya juga ) bahwa waktu pacaran, sama-sama belum punya uang, rumah masih numpang sama orang tua, pekerjaan belum mulus lha yha, tapi saat hubungan pacarannya kandas, saat memulai hubungan yang baru dengan orang lain, mantan kita bisa saja hanya dalam beberapa tahun pacaran berlangsung pernikahan, sedangkan saat berhubungan sama kita, jalin hubungannya lamaaaaaaaa sekali sampai bertahun-tahun. 

Pertanyaannya, kenapa saat jalin hubungan sama kita masih belum juga menikah ( belom ada plan menikah ), tapi sama orang lain akhirnya menikah ( ada plan menikah ).

Jawabannya, yang saya temukan yaitu pilihan untuk menikah itu secara bersama bukan sebelah pihak. Kalau sebelah pihak akan berat sendiri, tapi jika bersama apapun menjadi ringan, jadi keputusan kapan akan menikah ditahun berapa itu dari keputusan komitmen bersama.

Dari beberapa mantan saya, baru mantan yang ini akhirnya menikah, ditahun pandemi ini, 2021. saya temukan dia dari aplikasi Jodoh Kristen.

Account pertama saya, saya menuliskan tentang Jodoh Kristen. Tertulis dari berkenalan berlanjut jalin hubungan sampai tepatnya hubungan kami berakhir. Saya yang mengambil keputusan untuk akhiri; hubungan kami sudah tidak sehat dan berakhir secara tidak baik. 

Saya punya alasan dan alasan ini pun saya jadikan Pelajaran di masa depan, dalam menjalin hubungan romantika. Sebenarnya saya ingin memberi penjelasan dari ulasan dibawah ini but this is my experience: saya sangat percaya akan Karma, sama seperti saya melempar bola, dan bola itu akan timbal balik ke arah saya. Sejujurnya dari banyaknya yang sudah terjadi, yang paling saya sesali adalah Waktu dan Nasehat Orangtua, saya lebih banyak mengambil keputusan untuk bertahan. Bertahan dan percaya semua akan baik-baik saja atau akan berubah.

  1. Tidak membicarakan keburukan Orangtua-nya.
  2. Tidak membicarakan soal Uang, Tabungan, Harta, atau Warisan. 
  3. Dibiasakan saat jalan berdua, kencan, untuk Bayar Masing-Masing, jangan biarkan diri kamu atau pasangan berasa keberatan. 
  4. Tidak perlu beri Hadiah atau Kado Mahal. 
  5. Usahakan untuk Mandiri. 
  6. Tidak menceritakan masalah keluargamu di rumah pasangan, karena banyak kuping terpasang didinding. 
  7. Tidak memberi Ruang untuk pasangan masuk turut campur dalam masalah keluarga.
  8. Tidak membuat Rekening untuk Tabungan Bersama, jika belum ada komitmen yang kuat, baiknya tabung masing-masing.
  9. Akhiri segera jika pasangan meminta hubungan ini disertai Having-sex.
  10. Tidak ada kompromi atas kesalahan yang sudah diperbuat. Maafkan tapi akhiri.
  11. Akhiri segera dengan pasangan yang punya hobby gali lubang tutup lubang, atau kebiasaan yang dapat merugikan diri sendiri.
  12. Tidak kepo-in medsos pasangan, apalagi masa lalu-nya.
  13. Tidak mempercayai hubungan LDR.
  14. Jika ada masalah dengan pasangan, Tidak curhat dengan teman sesama atau lawan jenis. Kalau bisa curhat saja sama Tuhan.
  15. Dengarkan nasihat Orangtua. 
  16. Usahakan jika ada masalah, terbuka satu sama lain, bukan diam anggap akan berlalu.
  17. Tidak menerima apapun dari pasangan dikala sedang emosi, karena itu perasaan dari terpaksa. 
  18. Tidak menerima atau memberi bantuan berupa materi.
  19. Tidak menempatkan diri atau menganggap diri sendiri sebagai keluarga didalam keluarga pasangan, belum tentu sebaliknya.
  20. Akhiri segera jika keluarga pasangan tidak menghargai kamu. 
  21. oh yah.. Akhiri juga tanpa kompromi lagi jika kamu mendapati Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)!

Hanya beberapa saya jabarkan, mungkin dari anda pembaca juga punya tambahan lagi, atau tidak sependapat dengan saya, tapi inilah yang saya alami ( untuk detailnya akan saya ceritakan jika saya terpanggil masuk tv... =D ) Saya layak pantas untuk hidup bahagia...

Saya tidak terpikir bagaimana kabar mantan-mantan saya, karena kabar mereka akan sampai juga ditelinga saya, dimata saya. Sekarang kan teknologi sudah canggih dan modern. Kabar tersebut bisa dari orang lain yang kenal teman saya atau teman saya langsung. Entah waktu dimana masih berhubungan, bagaimana teman saya "berteman" di medsos dengan pasangan saya sebelum jadi mantan, atau pasangan saya yang mau "berteman" dengan teman saya. Saling tukeran nama gitu?? atau sekedar kepo-in saja?? 

Dan dari beberapa teman saya, ada satu teman, jika pasangan saya ada meminta "berteman medsos", teman saya ini akan memberitahu saya, di accept or di decline. Teman saya ini orangnya bukan yang kepo-in pasangan temannya sendiri. 

Terkadang saya bingung juga terhadap teman sendiri, Apa maksud mereka dengan mengirim kabar kalau ada kabar baik mantan saya???

Contoh saja, Beberapa tahun lalu, teman saya langsung dm, kalau mantan saya sedang jelong-jelong ke mall sama pacar barunya, tapi pada akhirnya kandas juga, kembali jomblo terakhir saya lihat secara kebetulan.  atau cerita lain, mantan saya akhirnya menikah dengan cara kilat, DP dulu. Dan cerita baru dengan mantan yang satu ini, photo prewed, dan photo prewednya dikirim ke saya, dengan perkataan, "mantan u uda mau nikah". 

Kalau ditanya maksudnya apa dengan mengirim kabar tersebut, terus teman cuma bilang, "Gw kasih tau doang, ngga ada maksud apa-apa. Kenapa u jadi berpikir u ngga bersyukur wartu pacaran sama dia?? hehehe.."

Jangan percaya! bullshit!! sebenarnya ada maksud dibalik semua itu.. kalau dari kata teman saya yang lain. Entah teman saya ini berharap saya merana gagal move on, atau merasa menyesal atau bagaimana sebenarnya niatan dari maksudnya itu.. karena teman saya tau keinginan saya yaitu juga ingin menikah jika sudah ketemu jodohnya.. Kalau dibilang ngebet, saya ngga ngebet juga.

Itulah kenapa saya katakan jika ada masalah dengan pasangan, jangan curhat sama teman, mau itu teman wanita atau pria, semua sama saja responnya, akhir dari curhatan ke teman pasti balasannya disuruh akhiri lha apa lah, jika masih tetap bertahan dikatain balik apa lha ini lha, disalahin balik karena memilih keputusan tersebut. Jadi pastikan curhat lha sama Tuhan. itu Jawaban yang pasti. Ngga akan berefek bumerang. Emosi yang kamu tumpahkan hanya diri sendiri dan Tuhan yang tahu. Jika tetap ingin cepat temu jawabannya yah ceritakan lah sama Orangtua kamu. =)

Pasangan yang tidak baik tidak patut untuk diperjuangkan. Twitter @radityadika
Pasangan yang tidak baik tidak patut untuk diperjuangkan. Twitter @radityadika
Jika ada pertanyaan..

"Apakah saya menyesal pada keputusan yang sudah diambil, dan mantan kamu sekarang bahagia dengan orang lain?"

Jawabannya, "Tidak. Saya sangat bahagia sekarang. Semakin saya gengam, semakin sakit rasanya, lebih baik lepaskan..."

Saya percaya suatu hari nanti akan ada seseorang yang patut saya perjuangkan, dan pastinya seseorang yang lebih baik lebih baik dari sebelumnya. 

Terima kasih Pembaca. #salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun