Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Persiapan Menghadapi Musim Dingin Pertama di Luar Negeri

28 Januari 2024   14:40 Diperbarui: 31 Januari 2024   02:31 401
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Musim dingin di luar Negeri (sumber gambar: Freepik.com)

Apa yang kamu pikirkan tentang menikmati musim dingin di luar negeri? 

Main salju, naik ke bukit main sleding, ambil video dan foto-foto? Iya betul. Itu momen yang sangat menyenangkan. 

Tapi pernahkah kamu membayangkan sedingin apa itu sehingga kamu bakal lebih memilih kepanasan di Indonesia dari pada kedinginan?

Belum lupa, momen pertama aku sakit di Korea. Akhir September 2022, terhitung 1 bulan pasca kedatangan. Posisi tinggal di asrama, masih chaos pandemi Covid-19, dan menjelang musim dingin. 

Gejala yang kurasakan tidak berbeda jauh dengan pengalaman sakit di rumah. Tidak enak badan, tenggorokan sakit, menggigil, lemas, tapi syukurnya tidak sakit kepala sehingga masih bisa mengikuti kewajiban kursus Bahasa di hari itu meski endingnya tidak full. 

Hanya saja karena masih Coronaphobia, sakit fisik yang kurasakan justru tidak lebih sakit daripada kekacauan yang terjadi di dalam kamar. Hidup dengan orang lain dalam 1 kamar begitulah risikonya. Pilek dan batuk bisa memecah belah persahabatan dan kekeluargaan.

Aku memahami kekhawatiran semua orang tentang Covid-19 di masa itu. Sampai-sampai Rapid Test wajib bagi siapapun yang merasa tidak enak badan. 

Tapi setelah melakukan Rapid Test, dengan hasil non-reaktif walau dengan gejala, aku memandang sakitku ini memang bukan disebabkan oleh Covid-19. 

Ya, aku bukan ahli medis, tapi aku memahami suhu lingkungan seperti apa yang membuat tubuhku tidak nyaman. 

Selama ini aku hidup di lingkungan dengan suhu terdingin rata-rata di 25 derajat Celcius dan suhu tertinggi di 37 derajat Celcius, serta tidak kuat dengan dingin AC. 

Dan tiba-tiba aku berpindah ke wilayah lain dengan musim yang berbeda, dimana suhu terendah di bulan tersebut adalah 11 derajat Celcius dan suhu tertinggi 27 derajat Celcius, serta dalam sehari-harinya AC dinyalakan. 

Maka bagaimana ceritanya tubuhku tidak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Belum lagi tentang faktor ketahanan tubuh terhadap perkembangbiakan virus di lingkungan baru dan faktor kecapekan.

Oleh karenanya, dari saat itulah, ketika di kelas ditanya dari 4 musim, “manakah yang paling kamu sukai dan tidak kamu sukai?” Tentu saja aku menjawab, aku lebih suka musim panas daripada musim dingin. 

Sambil dalam hati aku menambahi jawaban, bagaimana bisa aku memberikan jawaban pasti bila aku baru tinggal 1 bulan di Korea. Aku hanya lebih merasa tersiksa kedinginan daripada kepanasan.

Persiapan Musim Dingin Pertama untuk Anak Tropis

Disclimer! Kita tahu bahwa suhu tubuh normal setiap orang berbeda-berbeda dan berubah-ubah sepanjang hari, yang menurut medis, dipengaruhi beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin, dan menyesuaikan suhu inti tubuh sesuai dengan kondisi cuaca lingkungan tempat tinggalnya.

Lebih lanjut dijelaskan, seseorang yang hidup lebih lama di daerah pegunungan akan lebih tahan terhadap suhu dingin daripada mereka yang hidup lebih lama di daerah pesisir Pantai. Dimana orang pesisir Pantai akan lebih tahan terhadap suhu panas yang tinggi.

Tulisan ini mungkin akan berguna bagi kamu anak Indonesia yang terbiasa tinggal di wilayah panas ekstrim dan tiba-tiba perlu menjelajah ke dunia seberang yang memiliki 4 musim dalam kurun waktu lama. 

Agar kamu bisa menyesuaikan diri lebih baik, ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan untuk menghadapi musim dingin pertama di luar negeri.

Disini saya akan berbagi pengalaman persiapan menghadapi musim dingin di Korea Selatan. 

Musim dingin Korea umumnya dimulai pada akhir bulan November sampai awal Maret. Munculnya pedagang Bungeo-ppang (붕어빵) menjadi salah satu tanda bahwa suhu di sekitar sudah dingin, jadi perlu segera persiapan menghadapi musim dingin. 

Berikut persiapan yang perlu kamu perhatikan:

1. Pakaian hangat musim dingin

Tidak perlu panik harus membeli jaket musim dingin dari rumah karena di Negara tujuan pasti akan menemukannya yang justru kualitasnya bisa lebih baik karena didesain sesuai kebutuhan dan harganya juga tidak jauh dari yang ada di mall tanah air. 

Jaket musim dingin lebih baik memiliki minimal 2 Pcs di almari, boleh lebih, tapi jangan kurang. 

Di Korea banyak sekali toko thrifting yang menjual barang second yang kualitasnya masih bagus dan amat layak pakai, sehingga kamu bisa menemukan baju hangat musim dingin lebih ekonomis.

Pakaian hangat lainnya adalah pakaian heat-tech, long john, sarung tangan, kaos kaki, syal musim dingin, dan masker. Kaos kaki tidak perlu yang khusus musim dingin tidak masalah. 

Masker diperlukan karena angin musim dingin sangat kuat, amat menusuk hidung, yang bila terus-terusan menghirup angin dingin dapat membuat kepala menjadi pusing. 

Apabila kamu tidak begitu nyaman memakai sarung tangan, dapat mengganti atau sekedar menambah kehangatan di genggaman tangan dengan hotpack. 

Dan apabila di kos (oneroom) fasilitas penghangat ruangan tidak begitu maksimal, kamu bisa membeli matras hangat elektrik di e-market Korea.

sumber gambar: Dokumen pribadi (hotpack)
sumber gambar: Dokumen pribadi (hotpack)

2. Body lotion dan pelembab bibir 

Suhu dingin ekstrim di luar dan suhu hangat di dalam rumah menyebabkan kulit kita rentan sensitif. Bibir dan kulit jadi kering. Apabila tidak dijaga kelembabannya, kulit akan terasa gatal dan mengelupas.

3. Sedia obat-obatan 

Tidak ada seorangpun di dunia ini yang ingin sakit. Tapi terkadang kita tidak tahu kapan akan merasa tidak enak badan. Dan disaat sakit, kita tidak ingin banyak merepotkan orang lain. Maka lebih baik sedia payung sebelum hujan. 

Musim dingin membuat kita mudah sakit karena kekurangan vitamin D, kurang olah raga karena mager keluar rumah. Selain konsumsi vitamin, kita memang perlu sedia kotak obat di rumah dan P3K. 

Beberapa waktu lalu aku yang tidak sedia P3K di rumah, tiba-tiba ada kecelakaan kecil yang memerlukan perawatan. Baru setelah itu aku sadar penting memiliki obat-obatan dan P3K di rumah.

4. Sedia dana lebih

Daripada musim lain, menurut pengalaman, musim dingin lebih menghabiskan banyak biaya hidup. 

Untuk apa? Untuk biaya laundry disaat musim lain bisa mengeringkan baju di luar rumah, tapi di musim dingin tidak mungkin bisa. 

Biaya gas di oneroom (kos) akan membengkak karena sering menghidupkan penghangat ruangan. 

Musim dingin menyebabkan kita mager keluar rumah kecuali ada jadwal wajib. Dan tidak tahu mengapa semakin banyak waktu di rumah semakin tinggi rasa lapar dan ingin ngemil. 

Biaya untuk membeli pakaian hangat, obat, dan vitamin karena musim dingin rawan penyebaran penyakit dan daya tahan tubuh drop.

5. Di musim dingin, tetap lakukan hobi dan berolah raga 

Aku setuju dengan yang dikatakan oleh kak Arnachani Riaseta dalam blog indonesiamengglobal.com (Desember 2021) bahwa kita perlu waspada mengalami winter blues. 

Musim dingin bisa mendatangkan perasaan depresi, tidak semangat, dan perasaan tidak nyaman karena memang kita tidak biasa dengan cuaca dingin ekstrim. 

Kita perlu pintar mengelola emosi dan dapat dengan baik memenuhi kebutuhan diri sendiri agar terhindar dari winter blue. 

Dengan melakukan hobi, kita bisa terus bahagia dan semangat sepanjang hari. Dengan berolah raga, tubuh jadi lebih sehat dan daya tahan tubuh naik. 

By the way, aku menulis ini setelah sakit beberapa waktu lalu di musim dingin ke-2 selama di Korea. Jadi aku terpikirkan lagi bahwa tubuhku memang tidak kuat dengan paparan dingin.

Menghadapi musim dingin kedua, ketiga dan seterusnya untuk kita anak tropis mungkin tidak lebih sulit daripada momen pertama karena telah kita siapkan dari melihat pengalaman sebelumnya. 

Tapi bagi kita yang baru pertama kali pasti ada momen bingung dan panik apa yang harus dipersiapkan supaya tetap dapat dengan tenang menjalani hari-hari. Bagi muslim, waktu sholat juga akan berubah sepanjang 4 musim.

Sebelum terbang ke luar negeri, banyak-banyaklah mencari informasi tentang penyesuaian diri ke negara tujuan. 

Persiapan yang baik akan bermanfaat untuk kenyamanan hidup selama disana. Disiapkan tanpa panik, tak perlu mendengarkan gosip-gosip yang membuatmu tidak maju. 

Terimaksih telah membaca dan silahkan menambah informasi lain dari teman-teman Indonesia yang juga memiliki pengalaman menghadapi 4 musim di luar negeri.

Busan, 28 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun