Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tinggal di Asrama, PR Tersulit bagi Introvert

21 Januari 2024   23:46 Diperbarui: 22 Januari 2024   07:12 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Freepik.com (ilustrasi tinggal di asrama kampus)

Pernahkah kamu mempertanyakan, 

Mengapa kamu tidak suka banyak bicara dalam suatu perkumpulan?
Mengapa kamu lebih menikmati kesendirian dari pada menghabiskan waktu beramai-ramai?
Mengapa setelah berinteraksi dengan dunia luar, jiwamu terasa Lelah dan kamu merasa butuh beberapa hari menghabiskan waktu di rumah?
Mengapa kamu tidak suka perdebatan?
Mengapa kamu selalu memikirkan terlebih dahulu kata-kata yang akan kamu ucapkan?
Mengapa kamu lebih suka pergi ke tempat favorit sendirian?
Mengapa kamu lebih suka bekerja di belakang layar?

Bila jawabanmu “pernah”, tenanglah. Tidak ada yang salah denganmu. Itu hanya bagian dari keunikan manusia yang tercipta dari lingkungan sosial yang berbeda-beda. Kita unik karena hidup di lingkungan yang berbeda sehingga memiliki pengalaman, latar belakang keluarga, dan cerita hidup yang tidak sama. Tak perlu minder atas mereka yang lebih bisa diterima Masyarakat karena sikap keterbukaannya dalam bersosialisasi. Satu hal yang perlu kamu tahu, bahwa kita dengan kepribadian tertutup (introvert) tidak lebih unggul atau lebih rendah dari kepribadian terbuka (ekstrovert). Kita setara. Kita tetap bisa meraih mimpi dan kebahagiaan dengan cara yang tidak kalah kontributif di masyarakat.

Dan untuk kamu yang menganggap orang ekstrovert lebih baik, itu tanda bahwa kamu masih perlu belajar ilmu Psikologi. Belajarlah sampai kamu memahami bahwa kepribadian tertutup juga bisa sukses dan berprestasi, dan jangan pernah memaksakan orang introvert untuk bertindak sama dengan para ekstrovert, kecuali atas inisiasi si introvert sendiri untuk membuka diri.

Ketika Si Introvert Resah Tinggal di Asrama

Kembali ke 1,5 tahun yang lalu, masa kursus Bahasa Korea.

Sebelum pengumuman kelulusan beasiswa Global Korea Scholarship (GKS), aku sudah tahu dimana aku akan tinggal. Sudah jelas, informasi dari senior awardee bahwa kami yang menjalani kursus Bahasa Korea apabila belum mendapatkan skor TOPIK minimal 3, maka diwajibkan tinggal di asrama kampus. Baru setelah mendapatkan TOPIK 3, diperbolehkan tinggal di luar asrama.

Pembahasan mengenai asramapun kian menghangat di grup kami, perkumpulan para-awardee dari seluruh dunia yang akan segera terbang ke Korea dan bakal tinggal dalam satu asrama.  Kami saling bekerjasama mencari informasi mengenai asrama. Kami ingin tahu seperti apa asrama kami nantinya.

Bentuk kamarnya seperti apa?
Fasilitas di dalam kamar apa saja?
Dalam satu kamar berapa orang?
Kamar mandinya dalam atau luar?
Dan kira-kira siapakah nanti roommate kita?
Dan sebagainya.

Sampai akhirnya rasa penasaran kami terjawab satu persatu. Foto kamar sudah ditemukan. Fasilitas di dalam kamar selain tempat tidur, ada almari baju, meja-kursi belajar, rak buku, dan satu meja bersama. Kampus menyediakan kamar dengan kapasitas 1 orang (single room), 2 orang (double room), dan 4 orang (quad room) per kamar. Namun sudah ditentukan, double room untuk cowok, sehingga mau tidak mau para cewek harus tinggal ber-empat dalam 1 kamar. Sedangkan single room hanya ada 3 kamar, maka apabila ingin tinggal di single room, perlu sistem siapa cepat dia dapat.

sumber gambar: website kampusku di Seoul (private resource). The Quad room 
sumber gambar: website kampusku di Seoul (private resource). The Quad room 

sumber gambar: website kampusku di Seoul (private resource). The double room 
sumber gambar: website kampusku di Seoul (private resource). The double room 

Aku tidak terpikirkan sedikitpun untuk menghubungi pihak kampus untuk booking single room, sebesar apapun keraguanku apakah aku bisa bertahan dan baik-baik saja tinggal bersama 3 orang lainnya. Jujur saja aku tidak nyaman tinggal bersama orang lain yang bukan keluargaku. Aku lebih suka sendiri. Aku lebih nyaman tidak ada orang lain yang tahu urusan pribadiku. Dan kreativitasku muncul disaat tidak ada orang yang terganggu dan mengganggu aktivitasku.

Akan tetapi walaupun begitu, aku ingin mencoba. Dalam pikiranku saat itu, marilah kita coba melawan rasa tidak nyaman itu. Itung-itung kita mencari keluarga baru dengan hidup bersama. Semoga akan ada hikmah baik yang aku dapat dari hal ini (doaku).

Dan pada akhirnya, Aku berhasil melewati 1 tahun tinggal di asrama kampus dengan 3 orang roommate. Jadi, apakah maksudnya semua berjalan dengan baik?

TIDAK. Tidak begitu baik.

Aku memang bisa bertahan tinggal di quad room asrama kampus, namun karena masalah di kamar, aku harus pindah kamar. Pindah kamar artinya ganti roommate.

Tentang ketidaknyamanan hidup bersama (4 orang dalam 1 kamar) tidak semua orang mengalaminya. Aku dan kamu mungkin bisa sama-sama introvert, namun belum tentu masalah yang kita hadapi sama, dan pemecahan masalahnya pun pasti berbeda. Beda individu beda kondisi dan beda masalah.

Apabila kamu pernah merasa tidak nyaman menghabiskan waktu dengan orang yang tidak se-frekuensi. Kamu tipe orang yang tidak suka banyak bicara tapi disekitarmu terasa sangat berisik. Kamu merasa orang-orang di sekitarmu terlalu banyak drama. Kamu tidak ingin terlibat dalam masalah yang tidak penting dalam sudut pandangmu. Kamu berusaha memahami kondisi orang lain, tapi ternyata orang lain tidak memahamimu. Kamu menyadari peraturan hidup bersama memang perlu, tapi kamu tidak menyukai banyak peraturan hingga mengundang konflik. Itu juga yang aku rasakan. Belum lagi tentang perbedaan suhu tubuh yang memperebutkan kapan AC dihidupkan, kapan heater dimatikan, di negara empat musim ini.

Rasanya keadaan asrama sudah tidak kondusif lagi. Tujuh bulan terlalui, bukan hanya aku, tapi tidak sedikit dari kami yang pindah kamar untuk berganti roommate. Pindah kamar ingin tinggal sendiri. Pindah kamar ingin berdua saja dengan teman se-frekuensi. Tidak peduli biaya asrama lebih mahal asalkan merasa lebih nyaman. Dan tampaknya masalah seperti ini, tidak baru bagi pengelola asrama. Mereka dengan terbuka memahami masalah yang kami hadapi, dan mengizinkan untuk pindah kamar sesuai yang diinginkan.

Mengapa tidak tinggal di luar asrama saja setelah dapat TOPIK 3? Karena,

  • Belum tahu caranya mencari tempat tinggal/kos-kosan di luar asrama. Perlu banyak waktu untuk menghimpun informasi perpindahan. Toh setelah kursus 1 tahun, kami akan pindah ke kota lain dimana kampus degree berada.
  • Biaya pengeluaran tinggal di kos lebih mahal, apalagi kita berada di Seoul.
  • Perhitungan waktu dan jarak ke kelas.

Maka, bersiaplah wahai introverts dengan masalah semacam ini saat kamu diharuskan tinggal di asrama kampus luar negeri. Kita akan bertemu dengan teman-teman yang beraneka ragam bahasa, karakter, kepribadian, budaya, pandangan, pengalaman, kecerdasan; yang bisa membawa paket kenyamanan dan ketidaknyaman. Carilah caramu sendiri untuk membuatmu merasa lebih baik tinggal di asrama.

Kampus yang aku tinggali sebenarnya bisa menjadi tempat yang nyaman. Soal keamanan aku sudah tidak ragu. Aku tidak masalah dengan kamar mandi dan toilet di luar kamar. Asrama dilengkapi fasilitas dapur yang besar dengan akses 24 jam itu yang terpenting bagiku. Dan tinggal di asrama sangat baik untuk meningkatkan motivasi belajar karena apabila melihat yang lain sedang belajar, kamu juga bisa terpengaruh untuk ikut belajar.

Kalau kamu beruntung, dari asrama kamu bisa mendapat keluarga baru seperti yang kamu harapkan di awal. Teman-teman sefrekuensi yang tidak akan saling melupakan walau sampai kapanpun. Sebagai teman healing, selalu ada saat dibutuhkan, pengertian; yang ketika perpisahan mengundang tangis kerinduan. 

Saat menulis ini aku sudah tidak tinggal di asrama lagi. Tinggal di luar asrama dan sendirian memanglah hal yang aku harapkan sejak awal. Meski lebih mahal biaya yang harus dikeluarkan, namun bisa hidup nyaman dan membuat lebih produktif, kenapa tidak?

Busan, 21 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun