Anak perlu dibiasakan bangun jam 4, katanya. Bagaimana bila itu sulit terjadi secara alami? Artinya tubuh tidak siap untuk bangun sepagi itu, tanpa kembali tidur. Bukankah menurut kajian medis, tubuh lebih baik bila bangun dalam keadaan siap. Bukan terpaksa bangun karena suara alarm. Benar adanya dikatakan percuma mematuhi aturan belajar jam 5, kalau di sekolah otak belum siap belajar. Yang ada hanya pembiasaan "bangun pagi saja", tanpa ada perbaikan kualitas belajar yang sesuai dengan kesiapan otak.
Ilmu ini paling bagus di dapat pada pukul 5 pagi, katanya. Wah ini juga benar. Sebagai tim belajar di pagi hari, saya setuju. Namun tidak untuk belajar pagi di sekolah. Lebih enak belajar pagi di dalam kamar sendiri, untuk mengerjakan PR atau menghafalkan. Melakukannya di sekolah sangat sulit karena bila sudah bertemu dengan guru, tingkat stress menjadi lebih tinggi. Faktanya, guru di sekolah tidak sepenuhnya berfungsi sebagai tenaga pendidik 100%, namun lebih kepada penguji kemampuan yang sudah dimiliki anak sejauh ini. Buktinya, selain belajar di sekolah, orang tua rela membayar lebih untuk mengambil les sebagai persiapan menghadapi pembelajaran di sekolah. Benar tidak wahai para orang tua?
Isu Pendidikan di Nusantara masih banyak yang perlu diberi perhatian, Pak. misalnya di sekolah perlu ada penerapan penjurusan yang tidak perlu ada mata pelajaran tambahan yang membuat pikiran siswa jadi bercabang-cabang.
Toh sejauh ini melatih kedisiplinan bukan hanya melalui aturan masuk sekolah yang diawalkan. Percuma saja di sekolah di gembleng masuk jam 5, akan tetapi ketika sudah di dunia kerja masuknya jam 8. Bahkan masuk terlambatpun tidak ada punishment yang jelas. Dan tenang saja, kalau soal kedisiplinan, sudah ada orang tua yang selalu siap mengontrol anak. Dan ortu lebih punya tanggung jawab besar untuk kesuksesan masa depan anak-anaknya.
Karena tujuannya sebenarnya baik, dan sudah diterapkan juga, maka harapan saya, semoga kebijakan ini benar-benar sebuah ketulusan dari si Bapak. Bukan (dalam tanda kutip)Â sebuah kesengajaan untuk mencari nama melalui kebijakan yang kotradiktif agar bisa dikenal masyarakat sampai kapan-kapanpun. Dan sangat diharapkan ada evaluasi regular apakah memang ini membawa perubahan belajar yang lebih baik. Bila perlu, lebih baik dilakukan riset tentang ketersediaan siswa dan orang tua terkait ini. Jangan sampai beberapa pihak merasa terpaksa untuk melakukan atas dasar kepatuhan terhadap aturan pimpinan. Siswa dan orang tua juga berhak memberikan tanggapannya. Jangan lupakan ketersediaan dan kesiapan Bapak dan Ibu guru juga loh ya.
Bila akhirnya ada dampak baik yang signifikan, maka tidak perlu ragu wilayah lain juga akan tertarik untuk menerapkannya.
Kami catat ya Pak komitmennya. Masuk sekolah Jam 5 akan membawa perubahan untuk Indonesia yang lebih baik yang dimulai dari Kota Kupang. Para orang tua sejauh ini masih pasrah saja dengan kebijakan Bapak. Tidak mencabut anak mereka pindah sekolah. Orang tua percaya sekolah unggulan Kupang akan mencetak generasi yang memiliki pengetahuan dan karakter unggul dan siap bersaing dengan generasi unggul seluruh Indonesia hanya dengan masuk sekolah jam 5.
Tapi sejauh ini bangun jam 4 masih bukan hal yang mudah dilakukan. Ngomong-ngomong, bagaimana bila di kantor pemerintahan Bapak juga diterapkan masuk kerja jam 5? Atau jam 5.30?
Mari dengarkan publik berpendapat di negara demokrasi ini.
Hanya sebuah tanggapan!
Seoul, 5 Maret 2023