Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menepis Omongan Tetangga dengan "Self-love"!

29 Mei 2021   12:46 Diperbarui: 1 Juni 2021   02:31 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi (Freepik.com)

Hal ini akan menjadi kesempatan baginya apabila pada suatu saat nanti, ada sanak saudara atau orang lain yang membutuhkan tabung gas tersebut untuk dipergunakan lebih dulu ketika di warung sudah habis. Cara seperti ini wajar ya kalau di desa.

Sedangkan orang egois, pada kondisi misalnya seorang penjual tabung gas LPG yang melakukan penimbunan barang dan memanfaatkan kondisi kelangkaan tersebut untuk dijual dengan harga diatas rata-rata. Jelas ini si penjual ingin menumpuk keuntungan sebesar-besarnya.

Sebetulnya dari contoh di ataspun, kita tidak dapat mengkatagorikan si penjual maupun si pembeli itu, yang sebenarnya egois atau Self-love, yang pihak mana. Ini akan tergantung bagaimana sebetulnya alur keuntungan itu akan dijalankan. Kita tidak boleh asal menuduh orang lain itu egois. Lebih baik kita tidak terlalu cepat berprasangka buruk.

Mari sebaiknya kita menerapkan Self-love dalam berbagai kondisi , terutama untuk menepis omongan tetangga yang menyakitkan hati. 

  1. Menyadari dengan segenap hati bahwa kita juga terkadang khilaf telah melakukan kesalahan terhadap orang lain. Dengan ini, kita akan berpikir bahwa poin kita 50:50 sebagai manusia biasa.
  2. Meningkatkan standar diri dengan tidak berhenti belajar dan berusaha menggapai cita-cita tinggi yang diimpikan. Dengan meningkatnya standar diri, taraf hidup kita juga akan meningkat beriringan, sehingga orang lain tidak akan mudah meremehkan kita. Biasanya, orang yang lebih baik dari yang meremehkan, tidak akan mudah tersinggung oleh anggapan rendah orang lain. Justru upaya memperbaiki diri akan semakin besar setelahnya.
  3. Inti dari self love adalah Mengenali diri sediri, memperbaiki diri sendiri, menenangkan diri sendiri, memaafkan diri sendiri, Jujur terhadap diri sendiri, dan menerima kebaikan maupun keburukan diri sendiri. Kalau kita sudah sadar akan hal ini, maka tingkah orang lain yang menyakitkan hati itu tidak akan berarti lagi bagi kita. Biarlah angin buruk itu berlalu.
  4. Kembalikan semuanya kepada Allah. Manusia dimana-mana tidak akan lepas dari yang namanya menilai buruk orang lain. Padahal mereka tidak mengerti apa yang sebenarnya telah kita lalui dan alami. Dengan pasrah dan tawakkal kepada Allah, beban pikiran akan lebih ringan.
  5. Sekali-kali, apresiasi kerja keras diri sendiri dengan memenuhi keinginan yang selama ini diimpikan sejak lama. Misalnya ingin main ke Namsan Tower South Korea, ya mulai sekarang nabung untuk merealisasikan keinginan tersebut. Aamin ya Allah semoga terkabul. Tapi jangan memaksakan diri juga ya kalau belum mampu. Sabar dulu lah pokoknya.

Semoga dengan menerapkan hal-hal diatas, kita tidak akan mudah sakit hati ya. Karena inti dari masalah OMONGAN TETANGGA itu ada pada sakit hati atau tidaknya kita.

Dan masih banyak cara lainnya yang termasuk dalam kategori Self-love. Apabila kita sudah mencintai diri sendiri, orang lain yang menganggap kita rendah atau menyakiti hati dalam bentuk apapun itu sudah tidak memiliki efek yang besar untuk kita. Serius ini, karena kebetulan saya sudah membuktikannya.

Self-love itu, cara untuk menjadi bahagia untuk diri sendiri. Dan takaran bagi masing-masing orang untuk Self-love itu berbeda-beda. Kalau kita udah nyaman dengan bahagia yang kita ciptakan itu, maka apapun yang berkaitan dengan orang lain itu sudah tidak berarti lagi. Ada semacam tembok yang membuat kita sudah tidak peduli dengan apapun pendapat orang lain.
***

Anggap saja tulisan ini hanya sebagai curhatan penulis. Alhamdulillah bila ada yang dapat mengambil manfaatnya.

Salam,

Jepara, 29 Mei 2021

NS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun