Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Menepis Omongan Tetangga dengan "Self-love"!

29 Mei 2021   12:46 Diperbarui: 1 Juni 2021   02:31 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya nyindir, atau bila ketahuan basah oleh yang diomongin tersebut, endingnya menyakiti hatinya. Hati –hati kalau sudah begini. Dosaya dobel loh. Taukan kalau tiada orang di dunia ini yang suka diomongin di belakang.

Tapi Uniknya, orang sekarang kalau mau ngomongin orang lain pake alasan. “Eh siapa juga yang ngomongin orang. Kan kita lagi study case, diskusi, curhat, mengungkapkan perasaan; dan macem-macem bahasa milenial lainnya.” Aigo.. alasanmu loh kreatif sekali!

Nah, karena kita sebenarnya sudah ketahuan, sudah menjadi subjek yang melakukan dan juga menjadi objek yang diomongkan, maka untuk menepis omongan di belakang yang tidak kita sukai itu dengan cara,-- mencintai diri sendiri (Self-love). Cintailah diri sendiri dengan tidak mudah tersinggung dengan apa yang dilakukan orang lain terhadap kita.

Jangankan hanya dengan diomongin di belakang yang kitanya juga pernah ngomongin dia di belakang, misalnya dengan kedholiman dalam bentuk lainpun, semuanya bisa diatasi dengan senjata yang disebut Self-love tersebut.

Lalu bagaimana sih teknik penerapan Self-love agar sedikit-sedikt tidak sakit hati atau baperan dengan omongan tetangga atau tingkah mereka yang lainnya?

Sebelum menuju tipsnya, lebih baik kita sedikit menyinggung definisi dari mencintai diri sendiri. Mencintai diri sendiri berarti memenuhi segala kebutuhan diri, memprioritaskan diri sendiri dan tidak mengorbankan kesejahteraan diri untuk menyenangkan orang lain.

Dengan mencintai diri sendiri dengan setulus hati, kita akan terbebas dari beban sosial. Karena sejatinya kita memiliki jalan hidup yang berbeda dengan orang lain. Jadi jangan sampai kita gagal mengurus diri sendiri dengan membandingkan kehidupan kita dengan hidup orang lain.

Tapi jangan keliru mendefinisikan antara Self-love dan egoisme ya, karena keduanya jelas memiliki tujuan yang berbeda.

Egoisme itu selalu cenderung ingin memperloleh keuntungan diri sendiri terus-menerus dan abai dengan kesulitan dan kondisi orang lain. Pokoknya tidak peduli sama sekali dengan orang lain yang membutuhkan bantuan.

Sedangkan Self-love adalah mengutamakan penghargaan terhadap diri sendiri dan setelahnya akan berusaha untuk memberikan kontribusi positif bagi orang lain.

Contohnya pada kondisi berikut ini. Pada kondisi kelangkaan peredaran tabung gas LPG 3kg yang dibutuhkan oleh masyarakat menengah kebawah untuk kebutuhan masak sehari-hari, tipe Self-love akan membeli tabung gas tersebut 1 atau lebih sebagai cadangan ketika ketersediaan tabung sedang banyak di warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun