Kawan,
Suatu waktu aku mendengar bahwa hidup itu seperti perlombaan “Life is like a race”. Aku yakin kamu juga seringkali mendengarnya. Siapa yang ingin unggul maka dia harus berani melakukan percepatan usaha yang lebih dari yang orang lain lakukan. Tidakkah kemudian kita meraba-raba mengapa kita perlu melakukan percepatan itu? Apakah maksudnya kita bermaksud untuk mencari lawan? Seperti ungkapan, “Life is certainly competitive”.
Jelas bukan begitu maksudnya ya.
Jawabannya adalah karena kita berlomba dengan waktu. Tidak semua orang memiliki waktu yang panjang dalam hidup ini. Apabila dari dalam diri kita terdorong untuk melaju cepat, secepat yang kita bisa, maka itulah kemenangan bagi diri kita yang sesungguhnya. Jadi, mumpung waktu ini masih ada dan masih panjang, maka berlari sekencang mungkin adalah perjuangan yang terbaik yang bisa kita lakukan untuk sukses.
Kawan,
Tapi kata orang, sukses itu butuh uang banyak. Tidak cukup hanya memiliki motivasi besar dan mempercepat langkah saja. Sukses itu tergantung dari seberapa tinggi pendidikan seseorang, atau apabila sukses itu dinilai dari dunia bisnis, maka perlu banyak modal yang harus dikeluarkan lebih dulu, baru bisa mendatangkan peluang-peluang sukses lain yang lebih besar. Menurutmu gimana? Apakah seseorang yang tidak memiliki keduanya tidak bisa disebut sukses?
Kalau aku pribadi menjawabnya tergantung. Tergantung bagaimana kita memaknai kata sukses itu sendiri. Kalau menurut definisi KBBI, sukses berarti 'beruntung atau berhasil'. Dan dimungkinkan setiap orang memaknai nya ‘beruntung dan berhasil’ itu dalam hal yang berbeda-beda. Bagiku sukses adalah berhasil mencapai sesuatu hal sebagaimana yang kita usahakan dan kitanya bahagia dan puas dengan itu. Karena hasil tidak akan pernah menghianati usaha. Tidak ada dikamus orang sukses yang hasilnya instan, apalagi sukses hasil dari hibah. Hampir sulit ditemukan.
Kalau sukses yang diukur dari memiliki kekayaan dan jabatan, menurutku itu bonus. Padahal beruntung dan bahagia bisa berupa banyak hal. Tergantung kita yang merasakannya dan memaknainya. Dan satu hal lagi, saat ini dunia semakin memudahkan hidup kita. Teknologi ada untuk kita, begitu juga pemerintah yang tidak pernah tutup mata untuk kesejahteraan rakyatnya. Asyikka….
Kawan,
Rosulullah shollallahu‘alaihi wasallam mengajarkan kita Jangan terbiasa berpikiran buruk atau Su’udhon. Skema hidup yang serba instan dengan dukungan teknologi tidak selamanya memberikan akibat buruk untuk kita. Memang banyak yang melenakan, tapi apabila kita mau membuka mata dan pikiran yang lebih lebar, sebenarnya kita bisa mengambil banyak kemudahan darisana kemudian dimanfaatkan dengan baik sebagai sarana pendukung perjuangan kita. Yakinlah kita sudah cukup dewasa untuk membuat keputusan yang paling baik untuk diri sendiri.
Kawan,