Gambar 2. Setek Batang Bunga Krokot
Gambar 3. Setek Akar Lidah Buaya Bagaimana? istimewa bukan? Terbawa tren dengan cara yang mudah dan murah.
3. Membudayakan tanaman yang telah ada. Sepertinya diawal saya sudah mengatakan bahwa kebetulan sebelum mengikuti tren merawat tanaman hias, di rumah kami sudah ada satu dua tiga tanaman.Â
Ada bunga melati (Jasminum), Lidah buaya, dan Suji hijau. Nah, teknik kami untuk memperbanyak stok tanaman adalah dengan membudayakan yang telah ada.Â
Untuk Suji hijau, kami gunakan teknik stek batang sebagaimana cara diatas. Sedangkan untuk yang Aloe vera, kami gunakan teknik rajin menyirami induknya terlebih dahulu. Tidak lama kemudian, lidah buaya induk akan menumbuhkan banyak generasi baru dengan gaya tunasnya. Sebagamaina gambar diatas.Â
Nah, setelah itu, anakan lidah buaya dipindahkan ke pot lain dengan teknik stek akar. Berdasarkan pengalaman, tanaman aloe vera ini  lebih cepat tumbuh apabila masih menempel di akar induknya. Jadi kita butuh bersabar apabila si anakan aloe vera tumbuh agak lambat setelah terpisah dari induknya.
4. Menggunakan pupuk kandang disekitar. Langsung saja saya tunjukkan salah satu tanaman hias di rumah saya yang berhasil membuat semua orang yang melihatnya terkagum-kagum dengan kesuburannya. Namanya Kuncup Merah (syzygium paniculatum).
Bisa dibandingkan antara Kuncup merah kiri dan kanan. Kebetulan yang sebelah kiri itu milih saudara saya yang menjadikannya terheran-heran, mengapa kuncup merahnya tidak berdaun lebat dan timbul daun kemerah-merahan sebagimana milik saya. Nah, itu adalah tanaman pertama yang saya tanam sejak terkena demam bunga.Â
Saya menanamnya sejak ukurannya masih kecil hingga ia tumbuh sampai hari ini atau setelah 6 bulan lamanya. Ketika semua orang menanyakan bagaimana kuncup merah saya ini bisa seelok itu tumbuhnya, sedangkan milik mereka bahkan ada yang mati, ada juga yang sudah diberikan pupuk anorganik, tapi masih saja tumbuh semacam tidak terlihat kalau itu si kuncup merah.Â
Lalu saya jawab apa adanya, kalau itu ditanam dengan gaya sederhana saja, tidak memerlukan biaya sepeserpun kecuali modal membeli tanaman. Karena potnya saat itu terlalu kacil, dengan ukuran tanaman yang bisa tumbuh sangat besar, maka saya langsung menyiapkan pot ukuran yang agak besar.Â
Setelah itu, tanpa memisahkan akar tanaman dengan tanah aslinya dari beli tadi, saya timpa dengan pupuk kandang kotoran ayam. Bukan yang kotoran baru, namun kotoran lama yg hampir sudah berubah menjadi tanah.Â
Lalu dengan rajin menyiraminya minimal 1x sehari, tidak perlu menambah pupuk anorganik apapun, hasilnya sudah cantik. Sedangkan milik saudara saya, dia mengatakan bahwa tanah yang digunakan adalah tanah organik bakaran kotoran kambing bercampur bakaran sampah.
Mungkin cukup dulu cerita saya tentang tren merawat tanaman hias ala kami.