Mohon tunggu...
Nihayatu Saadah
Nihayatu Saadah Mohon Tunggu... Penulis - A life-long learner

Trying to be active in Kompasiana^^ [IG:fforcess]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pengalaman Menjalin Kisah dengan "Hubae", Lebih Baik Jangan!

13 September 2020   21:14 Diperbarui: 13 September 2020   21:17 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : www.freepik.com

Kisah 2  

Sampai akhirnya mengatakan putus, kerabatku menjalin kisah dengan si hubae tidak lebih dari setahun, meski perkenalan mereka lebih lama dari itu. Entah dapat disebut pacaran atau tidak, informasinya proses kedekatan mereka terjadi begitu saja. Karena seringnya bertemu, lalu saling memerhatikan, meluangkan waktu makan bersama, lalu menjadi partner jalan-jalan, hingga menjadi orang yang paling dekat diantara kawan-kawan lainnya.

Hubungan mereka berjalan waktu demi waktu tanpa status yang jelas. Masing-masing hanya saling merasa nyaman, saling meluangkan waktu dalam setiap kesempatan, dan siap bila orang lain melihat mereka sebagai pasangan yang saling memberi cinta. Hingga kedekatan mereka telah diketahui oleh orang tua kerabatku, dimana umumnya semua orang tua tidak mengharapkan anak perempuan dewasanya terlalu lama dalam membangun cinta tanpa status pernikahan.

Maka terjadilah pertemuan si hubae dengan pihak keluarga kerabatku. Dalam pertemuan itu jelas keluarganya mengatakan bahwa bila dia benar ingin serius dalam hubungan dengan putrinya, maka si hubae harus segera menikahinya. Keduanya perlu melakukan pertemuan 2 keluarga sehingga proses pernikahan bisa secepatnya dilaksanakan.

Dan benar saja. Sampai suatu hari langkah pertemuan 2 keluarga itu telah dilakukan. Keduanya yang terpaut usia 5 tahun, memutuskan untuk saling menerima atas segala keterbukaan antar satu sama lain. Darisini, belum ada hal yang perlu dicurigai. Semua masih terlihat baik-baik saja dan normal. Keluarga kerabatku selalu mengedepankan sikap dan pikiran positif kepada semua orang. Mempercayai segala ucapan yang diharapkan itu adalah kejujuruan yg dapat dipertangung jawabkan.

Sampai akhirnya setelah pertemuan 2 keluarga itu, di lain hari, pelan-pelan terbuka banyak masalah tentang si hubae yang sama sekali tidak pernah diketahui oleh kerabatku. Terbuka banyak kebohongan yang dilakukan oleh hubae mengenai pekerjaannya, kelakuannya sehari-hari ternyata telah merugikan banyak orang, hutangnya banyak disana sini, dan masih banyak lainnya. Benar-benar sebuah kenyataan pahit yang tidak bisa diterima oleh kerabatku maupun keluarganya, bila hubungan keduanya harus diteruskan ke jenjang pernikahan.

Akhirnya, dengan diskusi 2 keluarga juga, perjanjian pernikahan itu tidak jadi dilakukan. Diharap keputusan keluarga kerabatku bisa diterima oleh si hubae maupun pihak keluarganya.

Dari sinilah awal keribetan itu diterima oleh kerabatku ini. Si hubae tidak terima. Dia tidak mau mengakhiri hubungan itu. Dia tetap ingin menikahi kerabatku. Tidak peduli usahanya untuk mengembalikan hubungan mereka itu mengganggu ketenangan orang-orang disekitarnya.

Istilahnya, usaha yang dilakukan hubaenya untuk mengembalikan hubungan mereka adalah dengan cara-cara yang tidak bisa diterima dengan pikiran dewasa. Dia masih menghubungi kerabatku setiap hari dan setiap saat disaat sudah dikatakan bahwa kerabatku sudah tidak ingin lagi berhubungan lagi dengannya. Dengan langkah-langkahnya yang justru terkesan seperti seorang teroris. Hubae sering nekat mendatangi tempat kerja kerabatku pada jam-jam kerja dengan banyak kejahilan yang ia lakukan. Tidak jarang juga mendatangi tempat tinggal kerabatku yang berada di kos, juga dengan kejahilannya.

Dan tindakan yang paling konyol yang baru-baru ini ia lakukan adalah, dia jauh-jauh dari luar kota dengan jarak tempuh 3 jam, tanpa kendaraan yang jelas, malam-malam, sendirian, datang ke rumah kerabatku menemui keluarganya, dan mengatakan bahwa dia tidak mau pisah dengan kerabatku. Dengan semua fakta buruk tentang dirinya, yang telah diketahui pihak keluarga, hampir saja dia berhasil meyakinkan bahwa dirinya tidak bersalah. Dia masih ingin menikahi anak gadis orang yang sudah tidak mau lagi dengannya.

Tapi mau bagaimana bila yang mengerti semua fakta jelasnya adalah kerabatku, sehingga keluarganya hanya akan selalu mendukung apa yang menjadi keputusan putrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun