Mohon tunggu...
ni.hayatuzain
ni.hayatuzain Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Traveling - Analisis - Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ketika Pendidikan Menjadi Bisnis

3 Desember 2024   10:41 Diperbarui: 3 Desember 2024   12:27 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengajaran
Pengajaran
Berita Usaha
Berita Usaha
Pendidikan selalu dianggap sebagai pilar utama dalam membangun kualitas sumber daya manusia di setiap negara. Namun, di tengah kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, pendidikan kini tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk mencerdaskan generasi, tetapi juga telah menjadi ladang bisnis yang menggiurkan. 

Fenomena ini semakin marak di era modern ini, di mana lembaga pendidikan, baik formal maupun non-formal, berusaha untuk mengkombinasikan tujuan pendidikan dengan tujuan finansial.

Munculnya Lembaga Pendidikan Berorientasi Bisnis

Di Indonesia, komersialisasi pendidikan mulai terlihat dengan berkembangnya lembaga pendidikan swasta yang mengutamakan keuntungan. Sekolah-sekolah internasional, kampus-kampus swasta, serta lembaga kursus dan pelatihan yang menawarkan berbagai keahlian menjadi salah satu contoh utama dari fenomena ini.

 Banyak dari lembaga pendidikan tersebut mematok biaya yang sangat tinggi dengan janji kualitas pendidikan yang lebih baik. Dalam beberapa kasus, biaya pendidikan yang tinggi tak sebanding dengan kualitas yang diberikan, serta honor guru yang tidak sesuai.

Misalnya, di kota-kota besar, banyak sekolah dan perguruan tinggi swasta yang menyasar kalangan menengah ke atas dengan fasilitas mewah dan program-program unggulan yang tidak selalu sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang sesungguhnya. Banyak orang tua yang terjebak dalam memilih lembaga pendidikan semata-mata karena gengsi atau nama besar lembaga, tanpa mempertimbangkan kualitas pengajaran yang sesungguhnya. 

Pendidikan Online

Di era digital, bisnis pendidikan juga semakin berkembang pesat melalui platform pembelajaran online. Dengan akses internet yang semakin mudah, muncul berbagai platform edukasi seperti kursus online, aplikasi pembelajaran, dan webinar yang menawarkan pelatihan di berbagai bidang, mulai dari teknologi, bahasa, hingga keterampilan profesional. 

Beberapa nama besar, seperti Coursera, Udemy, dan Ruangguru, telah meraih popularitas besar, menarik jutaan pengguna dari berbagai belahan dunia.

Namun, seperti halnya lembaga pendidikan tradisional, platform pendidikan online ini juga tidak terlepas dari komersialisasi. Meskipun banyak kursus yang ditawarkan dengan biaya rendah atau bahkan gratis, banyak pula platform yang mengenakan biaya tinggi untuk kursus atau sertifikat tertentu. Hal ini memunculkan kesenjangan akses di mana hanya mereka yang memiliki kemampuan finansial yang dapat menikmati layanan pendidikan berkualitas. 

Selain itu, ada juga kekhawatiran terkait kualitas konten yang diajarkan. Tidak semua kursus yang ada di platform online dapat menjamin keakuratan materi atau kelayakan pengajaran. Dengan demikian, meskipun pendidikan online memberikan kemudahan, pengguna perlu lebih bijak dalam memilih materi yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Ketimpangan Pendidikan dan Dampaknya

Salah satu dampak besar dari komersialisasi pendidikan adalah ketimpangan yang semakin lebar antara yang mampu dan yang tidak mampu. Pendidikan yang semakin menjadi komoditas yang diperdagangkan mengarah pada ketidaksetaraan akses antara kelompok masyarakat dengan latar belakang ekonomi yang berbeda. 

Mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan yang tinggi akan kesulitan mengakses layanan pendidikan berkualitas, sementara mereka yang memiliki uang dapat dengan mudah mengakses pendidikan terbaik.

Selain itu, orientasi pendidikan yang lebih mengutamakan keuntungan juga berisiko membuat pengajaran terdistorsi. Kurikulum yang semula dirancang untuk membentuk karakter, pengetahuan, dan keterampilan siswa bisa berubah menjadi program yang lebih mengutamakan kepraktisan atau keterampilan yang langsung mengarah pada pekerjaan, tanpa memperhatikan pembentukan karakter dan kemampuan berpikir kritis yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. 

Menyikapi Komersialisasi Pendidikan dengan Bijak

Menghadapi tren komersialisasi pendidikan ini, masyarakat perlu lebih bijak dalam memilih lembaga pendidikan. Orang tua perlu mempertimbangkan berbagai faktor, seperti kualitas pengajaran, fasilitas, dan biaya yang dikeluarkan. Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam mengawasi dan memberikan regulasi yang jelas terhadap lembaga-lembaga pendidikan swasta agar tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga tetap berfokus pada kualitas pendidikan yang setara bagi semua kalangan.

Selain itu, lembaga pendidikan juga perlu mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dan mendukung pengembangan karakter, serta memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk mengakses pendidikan yang layak. Dengan pendekatan yang lebih holistik dan berkeadilan, pendidikan tidak hanya menjadi ladang bisnis, tetapi juga tetap menjadi alat untuk mencerdaskan bangsa dan memajukan peradaban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun