"kalau begitu, saya teh hangat saja"
sebuah pilihan yang biasa saja untuk saya, pesan teh hangat di kedai kopi. saya gamau dilmah atau teh yang jadi mahal karena branding, cukup teh tjatoet dan gula yang sedikit. manisnya hidup bisa jadi pahit jika terlalu banyak minum manis. coba saja tanya orang-orang diabet. jangan lupa sertai pertanyaan dengan rasa ingin tahu supaya tak dikira mengejek.
kami berdua adalah partner in crime. kami sering menerobos lampu merah. kejahatan kami ini beralasan. 1) jika belok kiri jalan terus tak mengganggu pengguna jalan lain, mengapa tidak boleh. 2) malam-malam dipersimpangan. tidak ada kendaraan lain sama sekali. apa kita harus tetap berhenti dengan bodoh.
masih terkait masalah jalan raya, kami selalu mengecek info tentang cegatan polisi (cek sim-stnk) dari informan-informan di sekitaran tempat cegatan. biasanya lewat sms. yang kami sms biasanya tukang pulsa disekitar sana. kenapa menghindari cegatan? alasannya sederhana: maaf pak, bensin saja kami lebih sering tak punya, apalagi sim dan stnk.
teh saya yang hangat datang. sisa waktu sampai kita pulang, dihabiskan dalam diam. merenung sendiri-sendiri dalam berduaan.
di tengah obrolan orang sekeliling yang lebih banyak bohongnya.
di bawah langit yang tak berpenyangga.
di atas tanah yang jadi bahan penciptaan kami berdua.
di seberang gunung yang membuat bumi tak goncang.
di putaran waktu yang tak terulang.
di semak duka yang setelahnya ada suka.