Mohon tunggu...
Nigel Yuswanto
Nigel Yuswanto Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kebiasaan "Hoax" Dapat Menimbulkan Konflik dan Dampak Merugikan

24 April 2017   22:03 Diperbarui: 25 April 2017   07:01 12185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

                Banyak cara mengetahui berita tersebut bersifat hoax atau tidak. Berita yang bersifat hoax dapat diketahui dengan berbagai cara. Berita  yang bersifat penipuan dan hoax bisa diketahui dengan cara cross check judul berita yang bersifat provokatif. Ketika muncul sebuah berita yang menggemparkan publik dan sensasional, lakukanlah cek dengan mencari berita yang bersangkutan di media lain. Jika media lain tidak memberitakan media yang bersangkutan, maka muncul lah indikasi bahwa konten berita tersebut ‘terduga’ hoax. 

Dari sisi bahasa, berita yang bersifat hoax biasanya menggunakan huruf kapital dan tanda seru pada akhir judul. Judul berita yang ‘terduga’  hoax biasanya menggunakan awalan judul yang bersifat menggemparkan, contohnya adalah ‘Terungkap’, ‘Awas’, ‘Ternyata’, ‘Wow’ dan lain sebagainya. Berita hoax kebanyakan bersifat tidak berimbang, negatif dan menyerang salah satu pihak. Pada jurnalistik, penulis berita dan wartawan diharuskan memberikan konten berita secara berimbang dan bersifat covering both side. 

Cara berikutnya bisa dengan mengecek URL Situs Web.  Ketika berita yang terduga hoax tersebut muncul di sebuah situs website yang berupa blog dan domain lain, cobalah cek situs web berita dan pastikan URL nya. Setelah muncul, pastikan situs tersebut memiliki identitas yang bisa dibaca disclaimer nya. Cara yang terpenting adalah mencari tahu siapa penulis dari berita yang berkonten hoax. Saat ini banyak sekali berita yang dibuat hanya agar menjadi gempar dan viraldi media sosial dan pada akhirnya, sang penulis mendapatkan uang yang banyak karena website nya dipasang iklan dan dilihat juga dihampiri banyak orang.

                Berita hoax yang belakangan ini menghiasi media adalah fenomena ekuinoks. Banyak yang menanggapi serius soal fenomena tersebut. Disinilah letak merugikan dari adanya pemberitaan soal fenomena ekuinoks, masyarakat akhirnya menyikapi dan mempersoalkan dengan serius berita yang tidak sama sekali berguna. Di ranah Internasional, salah satu dampak paling merugikan adalah dampak berita hoax membuat rasisme di Jerman menjadi meningkat.

 Sebuah surat kabar di Jerman pada beberapa saat lalu memberitakan bahwa ada orang Arab yang mengamuk di tengah jalan dan melakukan tindakan tidak senonoh yaitu  penyerangan seksual terhadap  para perempuan di Frankurt. Kabar tersebut menimbulkan sifat rasisme di kalangan masyarakat Jerman meningkat drastis. Setelah diselidiki, masalah tersebut tidak mendasar dan memiliki kebenaran yang pasti. Sebenarnya tidak terjadi penyerangan yang dibuktikan dengan tidak ada catatan penyerangan apapun yang terjadi.

 Berita tersebut hanya mengandalkan dan menggunakan pada hasil wawancara kepada pemilik restoran dan satu orang perempuan yang motifnya adalah sebagai tuduhan dan pada akhirnya kebenaran dari berita ini masih belum jelas adanya. Jerman dikenal dengan negara yang paling ramah dan terbuka terhadap imigran. Protes terhadap tindak rasisme sangatlah kuat. Keadaan Jerman yang berlaku baik terhadap imigran berusaha ditekan dengan adanya berita seperti ini. Hoax sudah tidak bisa diterima dan pengadaan nya harus sangat dikurangi. Dampak pada hoax adalah dampak yang sangat merugikan bagi para pengguna media sosial.

 Penegakkan hukum yang tidak efektif  dan tidak maksimalnya penanganan kasus tertentu dapat dijadikan indikasi penyebab hukum seakan tidak berdaya menangkal hoax. Dalam penanganannya, hukum pidana hanya di fokuskan terhadap pada pelaku hoax nya saja. Kemajuan teknologi informasi telah memberikan hak bagi setiap orang pengguna internet untuk memproduksi informasi, melalui berbagai media sosial yang mudah diakses yaitu Facebook, Twitter dan aplikasi lain sebagainya. 

Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia yang disingkat (APJII), pengguna internet di Indonesia mencapai 132 juta dan lebih dari 100 juta menggunakan smartphone yang mudah dan cepat mengakses ke media sosial di dunia maya. Hoax sekiranya harus dihentikan keberadaan nya.

 Hoax dapat dihentikan dengan cara memulai kesadaran diri akan bahaya hoax dan tidak membuat hoax yang baru. Kita sebagai pengguna internet adalah pelaku yang bisa saja sewaktu – waktu menjadi penyebab dan penulis konten hoax di masa yang akan datang. Dengan menyadari bahaya dari hoax dan dampak negatif nya untuk publik menjadikan kita sadar bahwa membuat konten hoax dapat menimbulkan berbagai kerugian. Hoax dapat menimbulkan kerugian untuk diri sendiri dan orang lain.

 Langkah terkecil adalah dimulai dari diri sendiri, dengan cerdas memilih berita dan membatasi diri untuk tidak  membuat hoax yang baru sekiranya dapat mengurangi tingkat hoax dan menghilangkan tren hoax secara berangsur – angsur. Langkah terbaik adalah dengan dimulai dari diri sendiri lalu memberikan kemanfaatan kepada orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun