Setelah LGD selesai, kami kembali ramai di grup utama, ada saja bahasan setiap harinya yang membuat kami makin banyak pengetahuan khususnya tentang kemenperin dan dunia cpns. Namun karena wawancara lebih fokus terhadap jabatan masing-masing, jadi kami belajar sendiri-sendiri. Waktu terus berlalu, sampai akhirnya hari wawancara pun tiba, saya mendapat giliran jam 13.30. sedari pagi rasanya mulut saya tak hentinya berdoa dan berdzikir kepada Allah agar semuanya dilancarkan. Lalu kami masuk di main room, dan kali ini saya bisa berjumpa dengan ke 2 saingan saya. Ketika melihat wajah mereka melalui layar laptop, hati ku berkata "adik-adik cantik, kan kalian masih muda, jatah cpns tahun ini biar jadi milikku saja ya.. hehe". Di Main Room kita di absen satu persatu dan wajib menunjukan KTP juga. Satu persatu mulai di masukan ke room yang berbeda. Dan saya dipanggil paling terakhir, huhu degdegan parah. Akhirnya pun giliran saya tiba, saya di interview oleh seorang panitia, yang saya yakin usianya masih belum menyentuh angka 40. Beliau mengatakan, interviewnya kita bawa santai saja ya, jangan gugup. Dan benar-benar mengalir begitu saja. Dari awal tingkat percaya diri saya cukup tinggi untuk bisa melewati test wawancara, karena pekerjaan saya sebelumnya pun memang selalu berkomunikasi dengan orang banyak, benar-benar tidak terasa gugup, sampai ada satu pertanyaan yang benar-benar tidak saya ketahui, pertanyaan ini terkait formasi yang saya lamar. Karena saya benar-benar tidak terpikirkan bahwa seorang admin keuangan ditanya tentang hal ini., mohon harap maklum, karena bekerja di swasta sangat beda rules nya, hehe. Sebenarnya pertanyaannya mudah, kalau tidak salah ini ada pada mata kuliah akutansi. "Apa yang kamu ketahui tentang perbedaan Belanja Barang dan Belanja Modal ?". oh my god, shock bener-bener blank. Akhirnya saya memutuskan untuk menjawab diawali dengan kejujuran, "mohon maaf ya pak, saya agak lupa tentang hal ini, namun saya mencoba jawab seingat saya ya pak," dan saya menjelaskan secara ngalor ngidul mengikuti logika saya, sekarang pun saya lupa saya jawab apa waktu itu. Tapi ketika saya cek materi tersebut di mbah google, sepertinya saya terbalik mendeskripsikan arti keduanya. Yapp, dan rangkaian tes selesai, saya hanya bisa pasrah menunggu hasilnya.
Rasanya setiap ada kesempatan pasti buka hp dan cek webiste, dan keesokan paginya, saya bener-bener berpura-pura untuk tidak menunggu. pura-pura santuy pokoknya. Tapi jadi sensitif, setiap kedepan rumah ketemu nenek, papah, tante, om, adik, ditanya mulu "belum juga pengumumannya??!!" . kalau ditanya begitu rasanya kesel banget wkkw. Lalu sekitar jam 10 lewat saya selesai mandi, dalam keadaan belum sisir rambut, saya buka grup tele ada yg info bahwa sudah ada pengumuman. Kebetulan filenya dibantu download juga sama dia, dan saya buka file itu bener-bener sambil gemeteran dan air mata udah netes duluan. Apalagi ketika ketik nama saya di search dan menemukan nama saya yang tertera sebagai peserta yang LOLOS !!! masih dengan tangan gemetar membaca dan memastikan kembali, bahwa nama tersebut adalah benar nama saya, dan akhirnya pecahlah tangis saya sambil teriak, "paaaaaa... kk lolos !!!" langsung drama, berpelukan nangis bareng, lalu lari kerumah nenek, nangis-nangis pelukan lagi, sampe ke rumah adik (yang ternyata lagi bobo) ku ketok-ketok pintu kamarnya, sampe dia kaget gitu kenapa teriak-teriak, wkwk. Pas dibilang aku lolos drama terus berlanjut, sampai para tante ikut dateng dan nangis bareng-bareng. Lalu pada bilang, "alhamdulillah nissa, pasti mamah lu seneng banget" dan nangis nya makin sesegukan. Belum lagi puluhan bentuk ucapan selamat dan syukur yang ku terima melalui berbagai media chat dari kawan-kawan terdekat, benar-benar mejadi hari yang paling mengharukan. Huaa masya allah bersyukur.. besyukur banget.. usaha tidak pernah mengkhianati hasil itu memang benar gaes.. dan kembali lagi sekeras apapun usaha kalian kalau allah bilang belum rejeki, itu artinya rejeki kamu akan lebih baik ditempat lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H