Ulurkan saja jemarimu
Maka akan ku gempitakan puisi riuh yang lebih
Tak usah menggelar bumi
Tak perlu membentang langit
Ini dadaku, sedia digoresi kekata yang termaksud
Sediakan saja telingamu
Dengarkan jinjit angin yang baru saja meninggalkan langit
Maka kau akan menadi sejarah di rusuk menit
Sebab engkaulah yang ku ingin, berperan sebagai sepasangku
Ketika rindu enggan berpamit
Kosongkan saja dua bilik dan dua serambi jantungmu
Akan ku penuhi dengan mimpi mimpi yang amnesia di jalan pulang
Menjadi edigma pada isyarat dari tiada menjadi ada
Tentang inginku yang sahaja,
aku menginginkanmu dengan sederhana
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!