Mohon tunggu...
Ninin_Suryani
Ninin_Suryani Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis

Menikmati merangkai kata. Berbagi cerita dan pengalaman. Semoga apa yang dituliskan dapat bermanfaat bagi orang lain. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjelajahi Hormon Kebahagian dengan Permainan Bentengan

20 Juni 2024   11:55 Diperbarui: 20 Juni 2024   12:16 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menguak Dopamin, Serotonin, Oksitosin, dan Endorfin dalam tubuh manusia yang dihasilkan secara lami dari permainan tradisional. Kali ini adalah permainan bentengan. Pastinya ini adalah sebuah permainan yang kerap dilakukan di sekolah bersama teman dan guru. 

Permainan Bentengan dapat memicu pelepasan berbagai hormon kebahagiaan yang berkontribusi pada perasaan senang dan kesejahteraan. Berikut adalah penjelasan bagaimana permainan Bentengan merangsang pelepasan dopamin, serotonin, oksitosin, dan endorfin:

1. Dopamin

Peran: Dopamin terkait dengan sistem reward dan motivasi dalam otak, memberikan perasaan puas saat mencapai sesuatu.

Cara Kerja dalam Bentengan:

  • Pencapaian Tujuan: Ketika seorang pemain berhasil menyentuh benteng lawan dan berteriak "Benteng!", otak merilis dopamin sebagai respon terhadap pencapaian tersebut. Kemenangan kecil ini memberikan perasaan puas dan motivasi.

  • Strategi dan Rencana: Merencanakan dan berhasil menjalankan strategi untuk menyentuh benteng lawan atau menyelamatkan teman dari tahanan juga memicu pelepasan dopamin.

2. Serotonin

Peran: Serotonin membantu mengatur suasana hati, tidur, dan nafsu makan. Kadar serotonin yang baik berkontribusi pada perasaan bahagia dan rileks.

Cara Kerja dalam Bentengan:

  • Kemenangan dan Kepuasan: Merasa bangga setelah menang atau melakukan aksi heroik dalam permainan meningkatkan kadar serotonin, yang membuat pemain merasa bahagia dan rileks.

  • Kegiatan Fisik di Luar Ruangan: Bermain di luar ruangan di bawah sinar matahari juga membantu meningkatkan kadar serotonin, karena paparan sinar matahari merangsang produksi vitamin D yang berperan dalam sintesis serotonin.

3. Oksitosin

Peran: Oksitosin dikenal sebagai "hormon cinta" karena berperan dalam membangun ikatan sosial dan rasa saling percaya.

Cara Kerja dalam Bentengan:

  • Kerja Sama Tim: Interaksi yang erat dan kerja sama antar anggota tim selama permainan memperkuat ikatan sosial dan kepercayaan, merangsang pelepasan oksitosin.

  • Kontak Sosial: Berbagi strategi, tawa, dan sorakan saat bermain juga meningkatkan pelepasan oksitosin, yang memperkuat perasaan kebersamaan dan koneksi sosial.

4. Endorfin

Peran: Endorfin adalah hormon yang bertindak sebagai penghilang rasa sakit alami dan meningkatkan perasaan euforia.

Cara Kerja dalam Bentengan:

  • Aktivitas Fisik Intens: Berlari, mengejar, dan menghindar selama permainan adalah bentuk aktivitas fisik yang intens, yang merangsang produksi endorfin. Ini membantu mengurangi rasa sakit dan memberikan perasaan euforia.

  • Tertawa dan Kesenangan: Kesenangan dan tawa yang muncul saat bermain juga dapat merangsang pelepasan endorfin, yang membuat pemain merasa lebih bahagia dan kurang stres.

Tutorial Permainan Bentengan

Permainan Bentengan adalah salah satu permainan tradisional yang populer di Indonesia. Permainan ini melibatkan dua tim yang saling berusaha untuk menyentuh benteng lawan dan menjaga benteng mereka sendiri. Berikut adalah langkah-langkah dan aturan untuk memainkan permainan Bentengan:

Persiapan

  1. Jumlah Pemain: 6-12 orang (dibagi menjadi dua tim yang sama rata).

  2. Lokasi: Lapangan terbuka dengan dua area benteng yang berjarak sekitar 20-30 meter. Bisa menggunakan tiang, pohon, atau tanda lainnya sebagai benteng.

Aturan dan Langkah-Langkah Bermain

  1. Pembagian Tim

    • Bagilah pemain menjadi dua tim yang sama rata.

    • Tentukan area benteng masing-masing tim. Biasanya benteng adalah objek tetap seperti tiang, pohon, atau tanda lainnya.

  2. Tentukan Awal Permainan

    • Kedua tim berdiri di area benteng masing-masing.

    • Tentukan siapa yang akan memulai permainan (bisa dengan suit atau cara lain yang disepakati).

  3. Tujuan Permainan

    • Setiap tim harus mencoba menyentuh benteng lawan sambil menjaga benteng mereka sendiri agar tidak disentuh oleh lawan.

  4. Mengejar dan Menyentuh

    • Pemain dari masing-masing tim akan keluar dari area benteng mereka dan mencoba menyentuh benteng lawan.

    • Jika pemain berada di wilayah lawan dan disentuh oleh pemain lawan, mereka menjadi "tahanan" dan harus berdiri di dekat benteng lawan.

  5. Menyelamatkan Tahanan

    • Pemain dari tim yang sama dapat menyelamatkan tahanan mereka dengan menyentuhnya tanpa tertangkap oleh lawan. Setelah disentuh, tahanan bebas dan dapat kembali bermain.

  6. Kembali ke Benteng

    • Pemain yang berhasil menyentuh benteng lawan harus berteriak "Benteng!" dan kemudian kembali ke benteng mereka sendiri tanpa tertangkap.

    • Jika pemain berhasil kembali ke benteng mereka, tim tersebut mendapatkan poin atau keuntungan yang disepakati.

  7. Kemenangan

    • Tim dianggap menang jika mereka berhasil menyentuh benteng lawan dan kembali dengan selamat ke benteng mereka lebih banyak dari lawan atau sesuai dengan aturan kemenangan yang telah disepakati sebelumnya.

Permainan Bentengan bukan hanya aktivitas fisik yang menyenangkan tetapi juga memicu pelepasan berbagai hormon kebahagiaan. Interaksi sosial yang positif, pencapaian dalam permainan, aktivitas fisik, dan suasana kompetitif yang sehat semuanya berkontribusi pada kesejahteraan emosional dan fisik pemain. Ini membuat permainan tradisional seperti Bentengan menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan kesehatan mental dan kebahagiaan. Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun