Mohon tunggu...
Ninin_Suryani
Ninin_Suryani Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis

Menikmati merangkai kata. Berbagi cerita dan pengalaman. Semoga apa yang dituliskan dapat bermanfaat bagi orang lain. Insya Allah.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Menuju Hidup Penuh Arti, Meningkatkan Kecerdasan Eksistensial Anak Sejak Dini

19 Juni 2024   11:32 Diperbarui: 19 Juni 2024   11:37 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melalui stimulasi yang tepat dan penuh kasih sayang, orang tua dapat membantu anak-anak usia di bawah 6 tahun untuk mengembangkan kecerdasan eksistensial mereka. Dengan menumbuhkan rasa ingin tahu, membuka ruang untuk dialog, menyediakan ruang untuk eksplorasi, menceritakan kisah inspiratif, mengajarkan nilai-nilai moral, dan menjadi pendengar yang baik, orang tua dapat membantu anak-anak untuk memahami diri mereka sendiri, menemukan makna hidup, dan menjalani hidup dengan penuh arti.

Pertanyaan tentang asal usul, tujuan, dan kematian membayangi pikiran. Kecerdasan eksistensialnya tergugah, mendorongnya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan fundamental ini. Dalam setiap perjumpaan, anak menemukan sudut pandang baru yang memperkaya pemahamannya tentang dirinya dan tempatnya di dunia.

Perjalanan ini penuh keraguan dan kebingungan, tetapi anak terus bertanya. Ia terus menggali lebih dalam, mencari makna di balik eksistensinya. Tekadnya untuk memahami realitas dan menemukan tujuan hidupnya tak pernah padam.

Akhirnya anak mengerti bahwa kecerdasan eksistensial adalah sebuah perjalanan, bukan sebuah tujuan. Ia belajar untuk menerima ketidakpastian dan menjalani hidup dengan penuh kesadaran.

Di tengah pencarian maknanya kelak anak menemukan kebahagiaan dalam kesederhanaan dan koneksi dengan orang lain. Ia belajar untuk menghargai setiap momen dan menjalani hidup dengan penuh arti.

Menumbuhkan rasa ingin tahu.

Ayah dan Ibu Aulia, dengan penuh kasih sayang, menunjukkan seekor semut kecil yang sedang berjalan di atas daun. "Lihat, Nak, semut kecil itu sedang apa ya?" tanyanya dengan lembut. Aulia pun menundukkan kepalanya, mengamati semut dengan penuh rasa ingin tahu. "Semut itu lagi cari makan," jawabnya dengan polos.

Mengajak berdialog.

"Kenapa semut perlu mencari makan, Nak?" tanya Ayah dan Ibu Aulia lagi. Aulia berpikir sejenak, lalu menjawab, "Biar semutnya tidak lapar." Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti ini membuka jalan bagi Aulia untuk mulai berpikir tentang makna di balik kehidupan makhluk hidup.

Menyediakan ruang untuk eksplorasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun