Keberuntungan memang tidak datang dua kali, tapi Anda tidak bisa menampik kemenangan Indonesia atas Thailand malam kemarin juga tidak luput dari faktor keberuntungan. Bagaimana tidak? Sepanjang pertandingan kita dibombardir dengan serangan lawan yang begitu rapih.
Selain itu permainan timnas kita juga tidak spesial-spesial amat, banyak kesalahan yang dibuat oleh para pilar Timnas Indonesia. Namun, kita masih bisa keluar sebagai pemenang di akhir laga. Satu yang jadi jawaban akan hal itu adalah mentalitas pemain kita yang begitu matang.
Sebenarnya cukup gamblang terlihat bagaimana gol Rizky Pora meluluhlantakan kepercayaan diri Thailand. Mereka sudah pede para Garuda kita akan kesulitan menembus pertahanan mereka. Apalagi selepas pertemuan dengan Indonesia di babak penyisihan, Thailand tidak pernah lagi kebobolan sampai partai final.
Di balik kesuksesan Indonesia menaklukkan Thailand, ada beberapa “dosa” yang ditampilkan oleh skuad Garuda. Tentunya kita semua berharap dosa-dosa itu nantinya tidak diulangi lagi di leg kedua babak final yang akan dilaksanakan di Rajamangala Stadium, Sabtu 17 Desember 2016.
1. Cuek dengan Thailand
Betapa leluasanya Thailand mengembangkan permainan mereka di babak pertama. Hal itu pula lah yang membuat gawang Kurnia Meiga kebobolan oleh Teerasil Dangda pada menit 32. Tim sekelas Thailand jelas berbahaya jika mampu meguasai jalannya laga.
Para pemain kita begitu cuek, dan seolah hanya tinggal menunggu serangan-serangan yang dibangun oleh para pemain lawan. Beruntung kita bermain dihadapan publik sendiri sehingga level kepercayaan diri Thailand juga tidak menjulang tinggi. Bisa dibayangkan jika kita melakukannya di Rajamangala Sabtu nanti. Tentu hal ini tidak boleh terulang.
2. Membuang-buang Penguasaan Bola
Ketika Thailand memegang bola, sebisa mungkin mereka berhasil membawanya ke area pertahanan kita. Perlahan tapi pasti, build up yang mereka lakukan berhasil menembus dan mengancam gawang Kurnia Meiga.
Hal itu tidak terjadi pada Indonesia. Kita terlalu sering membuang-buang penguasaan bola. Padahal untuk merebutnya dari pemain Thailand saja sudah sulit. Bola-bola direct kedepan sering dilakukan, namun hasilnya nihil. Salah oper juga sering dilakukan.
Pemain kita juga cenderung enggan bermain dari kaki ke kaki, terutama di babak pertama. Pada babak kedua hal itu sedikit lebih baik. Terbukti beberapa kali di babak kedua Indonesia mampu melakukan penetrasi ke area pertahanan Thailand.
3. Zulham Zamrun
Sebenarnya tidak bisa disalahkan juga jika Alfred Riedl memasukkan Zulham untuk menggantikan Andik Vermansah. Secara kualitas individu, Zulham tidak lah buruk. Tenaganya memang dibutuhkan untuk menusuk ke area pertahanan lawan. Akan tetap malam kemarin, entah kenapa bola seakan memusuhinya.
Pergerakannya di flank begitu bertenaga, namun kontrol bola yang buruk membuat Indonesia membuang peluang emas untuk mencetak gol ke gawang Thailand, atau sekadar menganggetkan lini belakang mereka.
Dengan Andik yang kemungkinan tidak akan dibawa di leg kedua nanti, Zulham besar kemungkinan bakal kembali dimainkan oleh Riedl sejak menit awal. Riedl masih bisa memilih opsi lain yakni Ferdinand Sinaga. Namun jika melihat ke beberapa pertandingan sebelumnya, eks pemain Persib Bandung tersebut tampaknya bukan favorit pelatih asal Austria. Tentu diharapkan Zulham tidak akan menampilkan performa yang sama di leg kedua nanti jika ia dipercaya sebagai starter.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H