Mohon tunggu...
Daniel Setiawan
Daniel Setiawan Mohon Tunggu... Editor - Content writer and editor.

Demen baca dan nulis. Editor di sebuah media kekinian.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Start Lamban United dengan 3-5-2

31 Agustus 2014   05:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:02 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_356381" align="aligncenter" width="490" caption="Giggsy saat MK Dons mengalahkan MU 4-0 / livescores.ge"][/caption]

Start lamban Manchester United sebenarnya bukan hal yang mengagetkan. Di era Sir Alex Ferguson pun United beberapa kali mengalami hal tersebut. Bahkan pada saat-saat akhir masa jabatnya dua musim lalu, United kalah di parta pembuka dari Everton. Sama halnya dengan SAF, Louis van Gaal juga mengalaminya musim ini. Namun, jika SAF langsung tancap gas di pertandingan berikutnya, tidak demikian dengan LVG. Tiga pertandingan di Premier League berakhir dengan satu kalah, dan dua seri. Apakah ada yang salah? Bisa jadi.

Van Gaal terbilang cukup sukses dengan formasi 3-5-2 yang diaplikasikannya bersama Belanda di Piala Dunia. Mereka bermain begitu leluasa dengan gelandang dan pemain belakang yang juga aktif memberikan tekanan kepada lawan. Namun Premier League bukanlah liga yang dilaksanakan hanya sebulan seperti Piala Dunia. Ketika diterapkan di United, sekilas ketika pra musim para pemain begitu nyaman dengan pola ini, tetapi ketika masuk ke musim kompetisi sebenranya formasi ini malah mandek.

Contoh paling gamblang mungkin saat lawan Burnley malam ini. Betapa minimnya kreatifitas yang diciptakan oleh Rooney dan kolega membuat United frustrasi sendiri membongkar pertahanan tim yang baru saja promosi. Dua puluh menit pertama tidak ada usaha untuk membangun serangan lini per lini. Serangan selalu dimulai dari bek yang memberikan umpan lambung ke depan yang selalu di patahkan oleh pemain Burnley. Ketika melakukan operan-operan pendek, tidak ada variasi berarti sehingga mudah dibaca oleh lawan. Dari belakang ke tengah, dari tengah ke belakang lagi. Siklusnya terus seperti itu. Ini ibarat anda sedang naik angkot yang ngetem, maju mundur tanpa kepastian kapan mau berangkat.

Di Maria melakukan debut yang tidak buruk menurut saya, beberapa kali kecepatan dan visinya memberikan secercah harapan. Umpan lambungnya ke Van Persie di kotak penalty merupakan satu-satunya kesempatan terbaik yang diciptakan dari lini tengah. Namun sepak bola adalah permainan sebelas orang, anda tidak bisa bermain dengan hanya mengandalkan satu orang saja bukan?

Sebenarnya formasi 3-5-2 bukanlah fomasi yang buruk, hanya saja (mungkin) pemain yang pas untuk formasi ini belum ditemukan di United. Tiga bek sejajar Setan Merah rapuh, ketika di counter mereka kalang kabut, beberapa kali Jones dan Evans bahkan ceroboh di pertandingan tersebut. Pemain tengah masih minim kreatifitas dengan formasi ini, Fletcher bahkan terlihat sulit sekali mempertahankan bola. Pos sayap yang diisi oleh Ashley Young dan Valencia seperti biasa melakukan rutinitas ditiap pertandingan dengan crossing-crossing yang tidak jelas dikirmkan untuk siapa: RVP, Rooney, atau ball boy dipinggir lapangan.

Jika tetap kekeuh dengan 3-5-2 mungkin para fans harus benar-benar bersabar hingga para pemain benar-benar bisa sepenuhnya menjalankan formasi ini. Tetapi jika harus diubah, dengan materi pemain yang ada formasi 4-3-3 atau 4-2-3-1 bisa jadi pilihan LVG. Memanfaatkan Di Maria sebagai pemain sayap bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena di El Real ia bermain sangat baik di posisi tersebut (11 assist musim lalu). Setidaknya uang 700 miliar tidaksia-sia dan mampu menghasilkan perubahan yang signifikan pada permainan United.

Aktifitas transfer United bisa dibilang sangat baik. Ed Woodward yang sebelumnya bersembunyi di kantornya kini berubah jadi raja negosiasi dibursa transfer. Kehadiran Marcos Rojo dan Daley Blind bisa jadi merupakan kepingan puzzle yang dibutuhkan LVG di formasi ini. Daley Blind paham betul dengan bagaimana cara kerja formasi ini karena ia sudah menjalankannya di timnas Belanda. Jika berkaca pada penampilannya di Piala Dunia, Rojo bisa jadi jawaban akan rapuhnya pertahanan United.

Jika anda berpegang teguh dengan masa lalu Van Gaal yang memiliki start lamban seperti halnya saat ia menukangi Bayern Munchen, maka hasil seri melawan Burnley bukan masalah untuk anda. Seperti yang sering ia tekankan bahwa menyatu dengan filosfinya membutuhkan waktu. Masih ada waktu untuk LVG mengevaluasi formasi 3-5-2, dan juga mengevaluasi para pemainnya. Come on, meneer!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun