Pelangi bagaikan luncuran gaib
Dilahirkan oleh air mata langit
Kukira aku bisa memanjatnya meski kian merosot
Aku ingin mematahkannya dan menyimpan serpihnya
Biarlah teguran entah siapa
Tapi pelangi malah merasukiku
Membuatku yakin yang tidak mungkin
Mengajakku berkelana ke lorong tak berujung
Mengajariku percaya kalau tersesat itu nikmat
Menjadikan rohku memerhatikan badanku dari jauh
Memutuskan kalau nasibku adalah lelucon
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!