Mohon tunggu...
Nidya Utami
Nidya Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis bagiku kayak berenang, kita menyelam dalam nyari sesuatu dan keluar air untuk napas lalu nyelam lagi. Jadi daripada bakat mari kita sebut nulis itu keterampilan yang mungkin sekali untuk dilatih tiap hari

Selanjutnya

Tutup

Games

Permainan Jadul yang Dulu Kusukai

8 Maret 2023   19:03 Diperbarui: 8 Maret 2023   19:06 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku suka beberapa permainan ini semasa kecil :

1. Tamagochi : wah! Tidak kusangka pixelated screen yang begitu kentara tidak mengganggu mataku dikala itu. Asyik saja aku memelihara hewan virtual tersebut dan memberinya obat khayali dan sebagainya. Aku sering berujung tak sengaja membiarkan binatang peliharaanku di tamagochi itu mati. 

Kudengar ada berita seorang juara memelihara tamagochi hingga hidup sampai sekarang yang sebuah prestasi lucu yang mengesankan. Aku masih suka konsep hewan virtual, dan pernah mengunduh aplikasi Boo dan fish tycoon. Tapi entah kenapa sensasinya berbeda dengan tamagochi. Apakah karena tamagochi merupakan sejenis pelopor pengalaman hewan virtual? Apakah karena sekarang permainan jauh lebih beragam dengan grafiks berlomba-lomba menarik minat konsumen? Entahlah!

2. Congklak : Aku paling ingat main congklak dan selalu kalah. Jadi bukan kenangan manis. Kukira aku juga tak akan lihai main latto-latto.

3. Estatak : Serunya sebentar!

4. Puzzle : aku ingat pernah menyelesaikan puzzle di rumah kerabat ketika aku masih usia dini. Puzzlenya adalah gambar taman kartun. Ukurannya cukup besar, sebesar taplak meja. Aku terkenang sangat risau setelah secara kalap menyelesaikan puzzle itu sendiri dan mengembang rasa bangga tiada tara di dada. Aku takut jerih payahku lepas secara cuma-cuma sebelum anggota keluarga lain melihat hasilku. Aku buru-buru lari diantara orang dewasa lagi diskusi dan memamerkan kinerja puzzle ku yang dipuji habis-habisan. Ah, masa kecil. Aku kanak-kanak paling getol memancing pujian, khas anak-anaklah!

5. Monopoli : aku paling dag dig dug kalau main ini. Rasanya aku benar-benar kehilangan ketika pion-pion hotelku disingkirkan dan aku ketar-ketir saat dapat kartu penjara. Enaknya jadi anak kecil, kekhawatirannya sepele saja!

6. Petak umpet : Aku pernah menangis keras karena kedapatan selalu jadi yang mencari padahal aku lebih greget jadi yang dicari. Atau mungkin ada label aneh terhadap yang sial kedapatan tugas memergoki yang sembunyi. Entahlah. Untung semakin aku beranjak dewasa, aku sudah cukup berubah. Aku tak gampang menangis lagi karena hal-hal kecil.

7. Kartu remi, cangkul : aku punya taktik untuk menipu pemain lain dengan sikap seakan kalah saat melihat kartu-kartuku. Kadang mempan sih.

8. Skipping karet gelang : aku tak bisa sampai bagian handstand!

9. Cakbur : lumayan seru.

Dan masih banyak lagi kenangan permainan jadul yang kualami. Kukira masa kecilku relatif bahagia. Seandainya ada yang bisa kutukar di masa kecilku adalah aku ingin lebih mengasah keahlian berpikir jauh ke depan supaya aku sekarang bisa lebih teliti dalam memutuskan. Meskipun waktu tak bisa diputar ulang. Waktu itu bukanlah ilusi semata, waktu terus maju. Dan perasaan seakan-akan waktu bisa bengkok dan masa lalu bisa hidup kembali hanyalah reliving memories saja. Dan get this, bahkan memori itu juga di alterasi menyesuaikan dengan kebutuhan naratif kita! Jadi kita yang asli hanyalah yang ada di momen saat ini! Jadi sikapilah tiap momen sebaik mungkin!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Games Selengkapnya
Lihat Games Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun