Film ini menyuguhkan sudut pandang berbeda tentang kecacatan. Alih-alih memperlihatkan kepedihan seorang disabilitas yang dihina-dina masyarakat agar menyentil cara bersikap yang baik, pun tidak sampai menyajikan sekelumit kenyataan gelap dunia dimana pemanfaatan kaum disabilitas secara tidak manusiawi...
Di film ini malah memberi naratif disabilitas yang lahir dari keluarga kaya yang terlalu dimanjakan tapi timbul keinginan mandiri malah mendorong si tokoh disabilitas ingin berkiprah di dunia nyata yang keras, beradaptasi dan menggapai mimpinya. Sungguh menggugah minatku saat melihat iklannya.Â
Aku letih menonton film terlalu fantasi, dan berkeinginan mencari pemenuhan nikmat moril. Tokoh utama Tegar(nama asli pemerannya, yang untunglah dipilih aktor asli berkebutuhan khusus hingga pesan cerita lebih tersampaikan dengan baik)di kasting secara teliti.Â
Si aktor utama mampu dengan karismanya dan kemampuan aktingnya menyihir penonton agar tidak bosan menyaksikan kisah Tegar yang plotnya membawa penonton dalam sebuah proses anak berkebutuhan khusus beranjak remaja yang tengah mengurus kesedihan akibat kematian kakeknya yang mendadak dan seorang ibu yang malu akan kondisi anaknya sampai-sampai tidak mau menyekolahkannya.Â
Dari segi camera work juga film ini dinilai bagus, rumah mewah yang ditinggali tokoh-tokohnya direkam secara sempurna. Banyak adegan-adegan indah yang melebur dengan ceritanya.Â
Misal adegan Tegar mencari pembantunya di rumah raksasa itu memberi suspens yang memikat penonton dan banyak permainan kamera berperan. Alur cerita juga dipikirkan secara cermat.Â
Cerita terasa memungkinkan serta dekat ke hati audiens. Sifat Tegar yang anak orang kaya terasa konsisten di keseluruhan film. Kemudian reaksi-reaksi antar tokoh terasa imbang dan tidak berlebihan.Â
Pentingnya pendidikan dan hak akan pendidikan adalah makna yang diusung di film ini meskipun kebaruan unsur cerita digali dan terus digali oleh tim produksi film sehingga mampu menyusun sebuah produk seni yang bisa dikonsumsi semua lapisan masyarakat tanpa terasa terlalu ringan. Makna lain dari film ini yakni inklusivitas dalam kemasan selera budaya Indonesia.Â
Pemberian kesempatan pada berbagai kalangan termasuk pihak berkebutuhan khusus digaungkan dengan cekatan supaya tetap pada tujuan murni menjunjung kualitas dari siapapun itu.Â
Mau orangnya bagaimanapun jika keahliannya mencapai standar logis maka dapatlah ia kesempatan maju tanpa terbelenggu stereotip. Pesan sosial ini juga disajikan film ini secara menghibur dan tidak memaksa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H